Setelah beberapa lama menumpahkan segala kepedihan hati yang sempat terkubur dalam, George tersadar dan mendapati dirinya sudah mendekap erat tubuh Lolita. Seketika dia segera melepas rangkulannya.
"Maaf, aku terbawa perasaan." Ucapnya lalu kembali bangkit berdiri.
"Tidak apa pangeran, sekarang semuanya sudah jelas. Dan mungkin jawabanku sudah memuaskan keingintahuanmu. Aku melakukan itu karena memang tidak ada pilihan lain.
Ayah tidak boleh sampai kehilangan pekerjaannya. Lagi pula, kau sudah berbahagia dengan istrimu. Aku juga turut senang untukmu." Ucap Lolita dengan senyum getir yang menghiasi wajah suramnya. Meski demikian, hatinya akhirnya lega karena impiannya bertemu George bisa terjadi.
"Aku ingin membantumu, Lolita. Aku tidak bisa melihatmu seperti ini. Setidaknya kehidupanmu bisa berubah lebih baik." Ucap George menawarkan.
Tapi Lolita menggeleng. Dia tidak ingin menerima bantuan dari George.
