Pagi sekali bunda sudah membangunkanku padahal hari ini sebenarnya masih hari minggu waktu terbaik dihari libur. " Verli kamu ikut apa enggak bunda sama dika mau jalan-jalan disekitar sini katanya ada CFD ( car free day)?," aku tidak menghiraukan panggilan bundaku tetapi adikku dika tiba-tiba melompat ke ranjangku seketika membangunkan aku. " Dika ngapain sich gak tau kakak masih ngantuk apa,!!!" kataku sambil melotot ke adik kesayanganku ni. " Kakak tau... dika sebenernya juga gak mau ikut tapi bunda maksa jja. Biar adil kak Verli harus ikut juga donk... heheh Masak aku jja yang bangun pagi,!". Dika adalah adik laki-lakiku satu-satunya yang sangat kusayangi walaupun dia sudah SMP tapi tingkahnya masih usil seperti anak SD.
Walaupun dengan berat hati Aku pergi mandi dan mengganti bajuku dengan baju santaiku berdandan ala kadarnya, kami berangkat ke depan komplek perumahan kami untuk berjalan-jalan. Disana aku sibuk membeli jajanan di kanan kiriku tanpa kusadari bunda dan adikku dika sudah berjalan jauh di depanku. Aku berjalan sendiri mengelilingi tempat itu mencari mereka berdua karena merasa lelah aku memilih duduk di taman perumahan tiba-tiba aku melihat sosok yang gak ku sangka akan bertemu denganku berjalan ke arahku. " Verli lagi jalan-jalan atau selesai olah raga kok sendirian jja,?" sapa kak ardha kepadaku dengan senyum yang sangat hangat. Aku terbengong karena masih tidak percaya aku bertemu dengannya ditempat ini," Verli ver" panggilnya lagi seketika lamunanku buyar, "Eh Iya kak ni habis jalan-jalan sama bunda n adek tapi gak tau kemana kepisah pas lagi beli makanan. Kak ardha lagi jalan-jalan juga,?". "Iya habis lari-lari sekalian mampir liat-liat gimana Cfdnya."
Kami mengobrol lama di taman bercanda, bersenda gurau seperti kami sudah mengenal lama, dia memang sosok yang sangat ramah dan mudah akrab dengan siapa saja sepertinya karena terlihat cukup banyak yang dikenalnya di CFD. Kami saling bertukar nomer hp, dengan mengumpulkan keberanianku aku bisa mendapatkan nomer hpnya betapa bahagianya walaupun aku tidak tau harus mengirim pesan apa selanjutnya yang terpenting aku bisa memiliki nomer hpnya. Kemudian kami memutuskan untuk berkeliling mencari makanan di sekitar Cfd rasanya seperti mimpi bisa berjalan dan mengobrol dengan kak ardha ah senangnya diriku,bunda emang pembawa keberuntunganku hari ini heheh...
Walaupun rumah kami dalam satu perumahan tapi kami tidak pernah bertemu, hanya sekali ketika kami pulang bersama hari itu terakhir kami berjalan bersama.
Tiba-tiba kudengar suara hp berdering ternyata itu milik kak Ardha dia mengangkat dan berjalan menjauh untuk mengangkat telepon berbicara dengan temannya.Dia menghampiriku lagi " Ver kamu masih mau jalan-jalan atau mau pulang,?" tanyanya dengan lembut padaku " Aku mau pulang jja kak kayaknya udah hampir siang juga." Ya udah barengan jja, kebetulan temenku udah nunggu di depan sana skalian biar ada temennya.!!". Aku berjalan di samping kak ardha sepanjang perjalanan sejak dan di taman tadi aku selalu merasa banyak pandangan mata gadis-gadis melihatku dan kak ardha, yah mungkin mereka merasa iri karena aku bisa berjalan dengan lelaki tampan ini. Ah sungguh hari mingguku yang indah....
Sampai di tempat janjian mereka betapa kagetnya aku karena melihat teman kak Ardha itu adalah Zein dan Devan yang sedang menunggu di atas sepeda motor mereka. Seketika itu juga moodku langsung berubah teringat kejadian Sabtu sore itu. Zein yang seketika itu menoleh juga kaget dan terheran melihatku sedang berjalan berdua dengan kak ardha walau dengan wajah dinginnya yang khas itu. " Dha lo lagi kencan ternyata. Kok kayaknya gue pernah ketemu ya sama nona ini,?" Devan mengajukan pertanyaan kepada kak ardha sembari melihatku dan tersenyum menggoda. " Ha bukan sapa yang kencan jg... Ni Verli dia tetangga sekaligus adik kelas gue di sekolah," jelas kak Ardha pada Devan. Aku hanya tersenyum melihat perbincangan mereka. " Oooh adik kelas... pantesan baru ke inget gue. Zein ni cewek kemarin yang lo tabrak kan.!!" Zein yang sedari tadi cuek langsung berbicara " Enak jja lo dia yang nabrak gue kenapa gue yang nabrak dia. Udah nabrak gak mintak maaf pula malah pergi .!!" seketika aku mendengar zein berbicara menjadi marah " Kan gue juga udah niat mintak maaf tapi lo marah-marah ke gue dulu sapa yang gak sebel juga sama sikap loe.!!".
Kak Ardha dan Devan yang melihat kami berdua bertengkar hanya senyum-senyum saja, kemudian kak Ardha melerai pertengkaran kami. "Udah-udah kayak anak kecil jja betengkar di jalan. Yuk pulang, verli kamu bisa bareng Zein daripada jalan sendirian ntar aku sama Devan." secara bersamaan aku dan Zein berteriak " ENGGGak,". Kak Ardha dan Devan yang melihat tingkah kami hanya geleng-geleng sambil tertawa. " Ya udah ya udah tuker jja dech daripada ntar jadi perang dunia," kata Devan semakin menggoda kami berdua.
Mereka mengantarku sampai ke depan rumahku, aku segera turun dari motor Devan yang bergaya seperti motor balap itu, " Makasih ya kak ardha semua udah mau nganterin sampek depan rumah. Mau mampir dulu gak sekalian,?". " Wah boleh juga kita mampir dulu yuk kerumah Verli biar lebih akrab," kata Devan sembari mematikan kunci motornya. " Eh Devan kita kan udah janjian mau kerumah Ardha ngapain mampir-mampir yang gak jelas," Zein tiba-tiba menyahut dengan ketus tingkah Devan. Aku seketika itu kaget padahal kan aku hanya basa-basi untung Zein bilang seperti itu walaupun kata-katanya menyebalkan tapi itu sangat menolongku. " Udah-udah yuk keburu siang, Ver pulang dulu ya lain kali jja mampir kerumah kamu. Sampai Ketemu besok di sekolah yah.!!" memang Kak Ardha yang paling baik senyum dan suaranya memang mengalihkan duniaku menenangkan hariku.
Ternyata bunda dirumah sudah menyambutku dengan seribu pertanyaan yang terlintas di kepalanya. Habislah aku lupa kalo tadi pagi kepisah dari bunda dan Dika. " Verli kamu ini tadi kemana jja bunda cariin tiba-tiba menghilang, kok pulang-pulang udah di anter 3 cowok gitu. Tapi... cowok-cowok tadi ganteng banget ya, yang mana cowok kamu,? Yang bonceng tadi ya,?" betapa kagetnya aku mamaku melontarkan pertanyaan serperti itu,aku kira bakal kena marah dan omelan bundaku. " Ih apaan sich bunda,tadi bunda sendiri yang ninggalin verli waktu verli beli kue tadi. Lagian itu bukan cowok verli itu cuma temen kakak kelas ya bunda,!!".
Adikku yang melihat kejadian tadi semakin menggodaku sampai mukaku memerah. Tanpa menghiraukan bunda dan adikku Dika yang terus menggodaku aku masuk ke kamarku. " Verli kamu mandi dulu gih dari luar kok terus tidur lagi sich masak udah punya cowok masih males mandi". " Iya-iya verli mandi habis nich... Bunda nich apaan sich itu bukan cowok Verli, temen cuma temen...!!!".
Hari minggu ini akhirnya terlewati antara perasaan bahagia karena bertemu dan berbicara hampir seharian dengan kak Ardha. Walaupun ada sedikit insiden dengan Zein yang menyebalkan itu. Semoga mimpiku hari ini dipenuhi kak Ardha dengan senyuman dan wajah tampannya.
Selamat Malam.... 😊😊😊