Chereads / My Love My Story / Chapter 5 - Terasa semakin Dekat

Chapter 5 - Terasa semakin Dekat

Pagi sekali suara hpku sudah berbunyi segera kuraih dan kulihat pada layar hpku ada sebuah pesan masuk mataku seketika langsung terbelalak,

Verli nanti berangkat sekolah mau barengan? Gimana mau enggak?

Mataku yang ngantuk berubah menjadi cerah, betapa kagetnya aku membaca pesan dari kak Ardha tanpa kusadari aku melompat-lompat berkeliling kamar saking senangnya sampai lupa membalas pesannya.

Tring tring ada pesan masuk lagi dari kak Ardha

Ver gimana mau enggak?

Secepat kilat aku pun membalas pesannya

Iya kak boleh. Janjian dimana kak?

Tring tring pesan masuk ke hpku lagi

Aku jemput di depan rumah kamu jja ya jam 06.30.

Depan rumah bisa-bisa jadi ejekan tiap hari kalo kak Ardha jemput disini.

Tunggu aja di depan komplek depan, lebih cepet kayaknya.

Tring balasan dari kak Ardha

Oke...

Betapa senangnya aku membaca semua pesan itu ini pertama kalinya kami saling berkirim pesan dan kak Ardha mengajakku berangkat ke sekolah bersama. Segera ku bergegas untuk mandi saat itu Bundaku sudah berada di dapur untuk memasak sarapan.

" Tumben kamu kok udah bangun kak, ini masih jam 04.30 pagi lo,"

tanpa berhenti aku menjawab pertanyaan Bundaku yang terlihat heran melihatku bangun sangat pagi,

" Lagi semangat bangun pagi jja Bund, ntar lagi Verli bantu bunda siapin makanan juga kok tenang aja,"

Segera aku bersiap-siap memakai seragam yang rapi,wangi dan berdandan sedikit biar terlihat fresh di depan kak Ardha. Setelah membantu Bunda menata sarapan aku membangunkan adikku Dika.

"Ehmmm kok tumben kakak udah bangun n rapi gini,"

aku hanya tersenyum menanggapi keheranan adikku ini.

" Mau tau aja sich"

Jam 06.25 tepat aku bersiap akan berangkat, "Kak gak bareng sama ayah hari,?" tanya ayahku keheranan,

" enggak deh yah hari ini temenku ngajak berangkat bareng, kebetulan kita satu sekolah rumahnya deket-deket sini,"

Tiba-tiba terdengar suara motor yang sedang di matikan di depan rumahku.

"Ah gila kenapa berhenti disini" batinku

Segera ku berlari berpamitan pada kedua orang tuaku sambil menyambar tas yang ada di ruang tamu.

" Yuk kak langsung berangkat jja,!!" ajakku ke kak Ardha yang tampak kebingungan melihat tingkahku.

" Kan aku belum mintak ijin buat berangkat sama kamu,?" Kak ardha diam melihatku

" Udah gak apa-apa kak lain kali jja ntar kita telat,!!"

selamatlah sudah kalo kak ardha sampai masuk pasti Ayah,Bunda sama Dika tanya yang enggak-enggak.

Sampai juga di parkiran sekolah banyak mata memandang kearah kami berdua. Ya aku tau pasti alasannya mungkin mereka heran kenapa aku bisa berangkat bersama kak Ardha notabene aku adalah murid baru disekolah, banyak mata cewek-cewek memandang kearahku dengan tatapan sinis.

" Kak kayaknya aku ke kelas duluan ya. Makasih udah mau nebengin.!!"

tiba-tiba kak Ardha menarik tanganku betapa kagetnya aku hingga jantungku berdetak semakin cepat,

" Ntar pulang barengan lagi tunggu di depan sekolah ya,"

Dia tersenyum padaku dan berbicara dengan kata-kata yang halus dan aku hanya mengangguk padanya. Sungguh indah pagiku hari ini batinku.

Segera ku berjalan cepat masuk ke dalam kelas untuk menghindari mendengar bisikan dan pandangan siswa lain sejak aku di parkiran tadi. Tapi kusadari echa berlari kearahku dengan wajah penuh pertanyaan,

" Verli gila lo beneran tadi berangkat barengan kak Ardha,?"

aku hanya mengangguk menjawab pertanyaan Echa terkagum dan sedikit tidak percaya dengan kejadian yang di lihatnya.

" Rumah gue sama kak Ardha emang deketan jadi ya dia nawari gue berangkat barengan, kan lumayan juga gue gak keluar ongkos buat naik bus,!!".

" Tetanggaan sama lo beneran, wah gue kudu sering-sering main kerumah lo kayaknya,"

Echa hanya terus memandangku sambil tersenyum-senyum.

Jam istirahatpun datang kami berdua menuju ke kantin untuk membeli makanan,tapi hari ini terasa gak biasa karena kurasa pandangan siswa lainnya mengarah padaku atau hanya perasaanku saja.

" Cha kok kayaknya para cewek kok liatin aku ya,apa gara-gara kejadian tadi," rasa gak nyaman pun timbul.

" udah gak usah di hirauin juga mereka mungkin pada iri sama lo udah bisa d bonceng sama kak Ardha," aku mencoba cuek dan melanjutkan makanku.

Echa tiba-tiba menarik tanganku dengan kuat

" Liat-liat kak Ardha lagi jalan kesini Ver,!!!" hampir saja aku tersedak mendengar Echa mengatakan itu padaku

" uhuk uhuk uhuk...!!".

Suara lembut itu terdengar menyapaku

" kamu gak apa-apa Ver,??"

dengan sigap aku menjawab

" Enggak pa-pa kak cuma terlalu cepet jja aku makannya barusan."

Kak Ardha entah kenapa akhir-akhir ini aku merasa dekat dengannya dia mengajakku pergi dan pulang bersama dan di kantin selalu duduk bersamaku dan Echa. Aku mulai memperkenalkan Echa pada kak Ardha.

Kami terus berbincang-bincang dan bercanda di kantin bersama tanpa menghiraukan tatapan siswa cewek lainnya pada kami. Jam istirahat selesai kami mulai masuk kedalam kelas kami masing-masing.

" Ehm rasanya gak percaya Ver bisa bicara n bercanda bareng kak Ardha gitu wah deg-deg an gue,walaupun gue lebih ngfans sama Kak Zein sich!!"

aku hanya tersenyum mendengar perkataan Echa mendengar nama Zein lagi sedikit membuat diriku sebal,

" Ih apaan baikan juga kak Ardha lo gak tau juga sich si Zein kayak gimana,!!"

echa semakin melongo kalo aku kenal juga dengan Zein.

" Lo kenal deket sama kak Zein juga,??" tanya Echa heran sekaligu kegirangan,

" Enggak gue cuma liat dari mukanya jja kayak udah nyebelin. Udah-udah pelajaran dah mau mulai,!!".

Echa pun cemberut mendengar penjelasanku memang aku tidak menceritakan kejadian saat aku bertengkar dengan Zein tempo hari.

Waktu pulang sekolah pun tiba aku memilih untuk pulang agak terakhir menunggu semua siswa keluar dahulu termasuk Echa.

" Kak maaf yah agak lama soalnya baru selesai nyalin catatan temen,"

Kak Ardha hanya tersenyum dan memberikan helm padaku. Di tengah keheningan kak Ardha tiba-tiba berbicara,

" Ver ikut bentar ke cafe illiz ya barusan d telpon mendadak di ajak kesana cuma bentar kok,".

"Iya kak gak papa,"

aku menyetujui keinginan kak Ardha dan aku tahu pasti disana ada Zein dan Devan.

Sampailah kami di cafe dan benar saja aku melihat Zein,Devan dan seorang siswi SMA berwajah lembut dan cantik berada di dekat Zein. Aku melihat wajah kak Ardha berubah dari yang ramah dengan senyuman berubah ada sedikit kemarahan di wajahnya yang tidak pernah ku lihat sebelumnya.

" Ada apaan lo tadi telfon gue terus van," kata kak devan dengan suara yang sedikit d tekankan.

" udah ah duduk dulu Dha... Eh ada si cantik Verli juga.." aku tersenyum mendengar sapaan Devan.

"kok kalian bisa kesini barengan jangan-jangan...?" Devan terus menggodaku. Zein hanya memandangku sekali kemudian cuek seperti biasanya lagi. Kak Ardha tiba-tiba menggenggam tanganku

" Gue pulang dulu kalo emang gak ada hal yang perlu di omongin,gue juga ngrasa gak nyaman disini,!!"

dia berkata seperti itu sambil memandang sinis ke arah cewek yang sedari tadi diam bersama Zein dan Devan. Kak Ardha mengajakku keluar dari cafe dengan terus memegang tanganku sampainya di tempat parkir tanpa berkata-kata dan bertanya aku naik ke motornya. Sepanjang perjalanan hingga hampir sampai kami hanya diam.

Akhirnya sampai di rumahku

" Makasih ya kak tebengannya" aku mengembalikan helm kak Ardha sambil melihat wajahnya tadi terlihat marah kembali lembut kembali.

" Maaf ya Ver hari udah nglibatin kamu di situasi kayak gitu. Aku pulang dulu met istirahat ya.!!".

aku mengangguk padanya dan mengucapkan agak berhati-hati di jalan walaupun hanya satu blok saja dari rumahku lebay amat... hahah

Aku hanya memikirkan kejadian di cafe tadi, berpikir siapa kira-kira gadis itu yang sehingga membuat kak Ardha menjadi marah seperti tadi. Apakah pacarnya atau gadis yang di sukainya?

Dia memakai seragam yang sama denganku tapi kenapa aku jarang bertemu dengannya padahal wajahnya terlihat sangat cantik,kalem, dan terlihat seperti siswa yang berprestasi. Dia dan kan Ardha terlihat sangat cocok.

Hatiku rasanya sakit memikirkan hal itu.

Tapi aku bukan siapa-siapanya kak Ardha kenapa aku harus merasa seperti ini.