Chereads / Legend Of Yarkee - Guardians / Chapter 15 - Pertemuan Pertama Kali : Dia Bisa Saja Terluka

Chapter 15 - Pertemuan Pertama Kali : Dia Bisa Saja Terluka

"Selamat sore Mr. Saboru." Seru Richard menyeringai.

Saboru hanya mendelik, dan kembali menatap meja labnya. Ia terlihat bersama beberapa pegawainya, sibuk memperhatikan mikroskop secara bergantian.

"Sore Mr. Richard, kebetulan sekali." Ucap Saboru masih menatap mikroskopnya. Arya dan Irma yang berdiri di belakang Richard, menatap dengan seksama ruangan yang sangat besar dengan tabung yang banyak dan ukurannya yang besar.

"Siapa mereka?" Saboru yang baru sadar, menatap ke arah belakang Richard. "Oh iya aku kenalkan ini Arya dan Irma, kau ingat kan mengenai orang-orang pilihan Lilian." Ucap Richard menjelaskan.

"Senang berkenalan dengan anda Mr.Saboru. Saya Irma." Irma menjabat tangan Saboru dengan tegas, Saboru hanya tersenyum datar.

"Saya Arya, salam kenal." Arya berusaha memberikan perkenalan singkat. Mata Saboru langsung mendelik, terlihat sekali ia langsung tertarik dengan Arya.

"Dia...?? Ucap Saboru tidak yakin.

"Ya benar, Pilihan Lilian." Ucap Richard, dan berjalan melewati Saboru, lalu mengambil salah satu mikroskop dan melihat dengan teliti.

"Sungguh menarik," Ucap Richard masih menatap ke arah mikroskop. "Apa ini bagian dari tubuhnya? kalian membedahnya?" Richard sudah menegakkan wajahnya.

"Tidak, Lilian belum membolehkan. Kami sendiri juga belum yakin, tapi ini seperti terlepas begitu saja dari tubuhnya." Saboru menjelaskan, dan mulai meletakkan papan klip yang ia pegang.

"Silahkan ikut aku, akan kuperlihatkan sesuatu." Saboru mulai berjalan lebih ke arah dalam, dan Mereka bertiga sudah mengikuti langkah Saboru.

Mereka masuk ke sebuah ruangan berukuran kotak kecil, dan terdapat sebuah kaca tembus pandang di salah satu sisi ruangan tersebut.

Dibalik kaca tersebut, masih ada ruangan yang ukurannya lebih luas lagi. Dan ada sesuatu yang berada di sana, sesuatu yang bukan seperti manusia.

Arya dan Irma tidak yakin, apa yang ada di balik kaca tersebut. Sedangkan Richard langsung menunjukkan wajah kesalnya.

"Kau memindahkannya?! Apa Lilian tahu mengenai ini. Ini terlalu berbahaya Saboru. terlalu beresiko." Ucap Richard.

"Tenang saja Richard, semua sudah kuperhitungkan, semuanya! Lagi pula, kita harus segera mencari tahu bukan? Siapa dan apa maksud tujuan mereka." Saboru membetulkan posisi kacamatanya

"Ingat kau dan Lilian sedang mempertaruhkan jabatan dan posisi kalian. Anggap saja ini salah satu bantuanku, untuk mempercepat promosi jabatan kalian." Saboru menyeringai.

Richard langsung menggulung mulutnya sendiri, ia tidak suka dengan ucapan terakhir Saboru yang seperti menghinanya.

Mereka semua menatap sesuatu yang berada di balik cermin, bentuknya seperti sebuah sebatang kayu. Hanya saja memiliki tangan dan kaki yang sangat panjang.

Tidak hanya itu saja, bentuk kepala dan badannya berukuran sama, matanya yang sangat bundar , dan hitam pekat.

"Apa itu?" Tanya Irma, dan ia semakin mendekati ke arah sisi kaca tersebut. Tangannya menyentuh dinding sisi kaca, berharap dia bisa tahu apa yang ada di hadapannya.

"Mr.Richard? Bagaimana kalau kita mencobanya sekarang ini." Saboru melirik ke arah Richard, dan Richard langsung menatap ke arah Arya.

"Apa??" Arya langsung merasakan perasaan yang tidak enak.

"Tenang saja Mr. Arya, kau lihat tangan dan kakinya sudah kami kunci. Dan kau akan aman dalam pantauan kami." Ucapan Saboru terdengar pada pengeras suara.

Tidak lama... Arya sudah berada satu ruangan dengan makhluk tersebut.

"Kalian benar-benar orang aneh dan gila." Sindir Arya, dan ia pun menatap makhluk yang ada di depannya.

Makhluk itu menggerakkan kepalanya, sebuah rantai yang panjang dan menjutai menahan tangan dan kakinya. Arya berdeham dengan keras dan sengaja. Tapi makhluk itu tidak kembali meneruskan pergerakannya.

Arya melangkahkan kakinya dengan amat hati-hati, matanya masih menatap lurus ke arah makhluk tersebut.

Arya terhenti dengan jarak hanya satu meter, "Mr.Arya, cobalah lebih dekat." Terdengar suara Richard pada pengeras suara.

"Ini sudah sangat dekat, apa kau tidak lihat Richard." Sahut Arya kesal. Arya tampak seperti seorang badut dengan kostum labnya. Sebenarnya dia juga penasaran, mengapa dia harus dalam kondisi steril ketika berada dalam tempat itu.

Arya menambah langkahnya, dan itupun hanya satu langkah. Dia bisa mendengar suara nafasnya sendiri dalam jubah labnya yang sangat mengurung semua anggota tubuhnya.

"Hei.. apa kau bisa mendengarku?" Tanya Arya dengan bingung, tidak tahu kalimat apa yang harus ia ucapkan.

"Mr.Arya, ingat kau bukan hanya sekedar menyapanya, dan dia bukanlah seorang kawan." Lagi-lagi terdengar suara Richard pada pengeras suara.

"Aku rasa dia tidak bisa merespon, Richard! apa kau tidak lihat dia hanya tergeletak tidak berdaya?!" Ucap Arya kembali, dan ia menoleh kearah belakangnya. Melihat Richard, Irma, Saboru yang memandanginya dari balik kaca.

"ARYA!!! DIDEPANMU!!" Richard mencoba memberi peringatan, tapi telat bagi Arya.

Ketika dia sudah membalikkan wajahnya kembali, dan sadar kalau tangan dari makhluk itu sangatlah panjang.

Jari jemarinya yang kering seperti sebuah ranting yang akan patah. Tapi jari jemari itu masih sanggup untuk bergerak dan memegangi kepala Arya.

Arya, pria itu tiba-tiba saja membeku. Padahal ia sudah akan bergerak cepat untuk menjauhi makhluk aneh tersebut. Tapi Arya tidak bisa melakukan apapun, tatapan matanya menatap langsung ke arah dua bola mata yang besar dan hitam itu.

Jari jemari itu sudah memegangi kepala Arya dengan kuat, bahkan sanggup untuk menggeser maju tubuh Arya yang masih diam membeku.

Arya masih menatap lurus pada dua bola mata hitam dan besar, ia sama sekali tidak bisa bergerak, bahkan ia tidak bisa berkedip. Tapi bola matanya masih bisa ia gerakkan dengan perlahan.

Sebuah lubang hitam muncul dari sesuatu yang menyerupai wajah. Tampak seperti mulut, tapi dengan lubang hitam yang pekat. Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut tersebut, walaupun sudah bergerak.

"Bebaskan...Aku..."

Suara pelan hampir menyerupai bisikan yang aneh, terdengar ditelinga Arya. Bukan! Tapi pikiran Arya yang mendengarnya.

"Bebaskan...Aku..."

Disisi lain, Irma yang melihatnya ikut menjadi cemas. "Kita harus membantunya!" Ucap Irma. Richard pun ikut menatap cemas.

"Saboru hentikan, dia bisa saja terluka!" Richard baru saja ingin berjalan dan membalikkan badannya untuk menolong Arya. Tapi Saboru menahannya, tangannya sudah memegang lengan Richard.

"Tunggu sebentar, apa kau tidak lihat Richard. Kalau makhluk itu sedang berkomunikasi dengannya. Perhatikan baik-baik." Saboru menunjuk dengan pulpennya, matanya menatap ke arah Arya yang masih diam membeku.

"Ini tidak benar. kau harus menghentikannya Richard! Ucap Irma dan kali ini terdengar panik.

Richard pun menoleh dan melihat apa yang sedang ditunjuk oleh Saboru. Dan ia pun tersadar, dan benar kalau makhluk itu mencoba berkomunikasi dengan Arya.

Tidak sampai disitu kejutan yang Arya terima dari makhluk misterius tersebut. Kali ini ia seperti bisa merasakan sensasi yang berbeda. Merasakan sebuah kilau cahaya yang menerpa wajahnya.