Chapter 28. Suasana Kastil
--
Vai dan Dustin memasuki kastil bersama dengan teman-teman perompaknya. Mereka membawa Reaper yang masih dalam keadaan terikat ke kastil untuk diadili.
Pintu besar ruang kastil terbuka lebar. Raja Hendrik sedang duduk di singgasana dan Howard Knut sang penasehat kerajaan berdiri di sebelahnya. Terlihat juga Kahar Puth, kepala keamanan kota Kalt bersama dengan beberapa orang tentara di ruangan yang sama.
"Aku kembali, Paman!!" Ujar Dustin.
Dustin masuk ke ruangan bersama dengan teman-teman perompaknya. Seketika perhatian di ruangan tertuju pada Dustin dan teman-temannya.
"Dustin!!" Bentak Howard. "…Darimana saja kamu? Kami mencarimu seharian!!"
"Ah! Dustin..." Raja Hendrik bernafas lega. "…Syukurlah kamu tidak apa-apa! Kami khawatir karena kamu menghilang tiba-tiba sejak semalam! Saya sampai memanggil Kahar kemari untuk mencarimu…"
"Kami baru saja kembali dari luar kota Kalt, Guru!" Ujar Vai.
"Benar, Guru! Dan kami telah menangkap Reaper!" Ujar Dustin sambil mendorong Reaper ke hadapan Raja Hendrik dan Howard. Reaper tersungkur di hadapan Raja Hendrik.
"A..APA??" Seluruh orang di ruangan tampak kaget saat menyadari sosok pria yang diikat tersebut adalah Reaper.
"Dia… Reaper?" Ujar Howard. "…kalau benar pria ini adalah Reaper, kita harus mengadilinya segera!!"
Reaper mengangkat kepalanya menatap Raja Hendrik. Raja Hendrik mengernyitkan dahi menatapnya.
"Yang Mulia…Aku hanya…" Ujar Reaper.
"LANCANG!!! " Kahar Puth langsung mengayunkan kapak besarnya dengan cepat ke arah Reaper.
'SLASH!!!'
'BRUK!!!'
Dalam sekejab, Kepala Reaper terpisah dari tubuhnya. Kahar Puth telah memenggal kepala Reaper dengan kapaknya. Tubuh Reaper pun terkapar di atas tanah. Ia tewas seketika.
"KAHAR!!!" Bentak Howard. "…Apa yang telah kamu lakukan???"
"Maafkan saya, Yang Mulia! Saya hanya membalaskan dendam mendiang Yang Mulia Raja terdahulu!!" Ujar Kahar tanpa rasa bersalah. "…Bajingan ini telah membunuh Yang Mulia Raja terdahulu!! Dengan ini, Arwah mendiang Raja dapat tenang di alam sana!"
"Biarpun begitu, Tidak seharusnya kamu langsung mengeksekusinya!! Seharusnya kita menginterogasinya terlebih dahulu!" Ujar Howard. "…Kita harus mencari tahu siapa yang mengutusnya membunuh mendiang Raja kita!!"
"Sudahlah, Howard…" Ujar Raja Hendrik menenangkan. "…Yang paling penting saat ini adalah Dustin tidak apa-apa…"
"Tapi…Hendrik!!" Protes Howard. "…bagaimana seandainya orang yang mengutus Reaper itu kembali mengirimkan pembunuh bayaran lagi ke kastil?"
"Saya percaya pada kemampuanmu dan Kahar…" Ujar Raja Hendrik tenang. "…ngomong-ngomong, siapa orang-orang yang bersamamu, Dustin?"
Teman-teman perompak yang berdiri di belakang Dustin langsung menunduk memberi hormat pada Raja Hendrik.
"…Mereka adalah keluargaku, Paman!" Ujar Dustin. "…Aku sudah memutuskan untuk berkelana bersama mereka…"
Raut wajah Raja Hendrik yang semula tersenyum mendadak berubah seketika. Ia tampak syok mendengar pernyataan dari Dustin.
"Apa maksudmu, Dustin??" Ujar Raja Hendrik. "…keluarga? Siapa sebenarnya orang-orang ini???"
"…Mereka adalah orang-orang yang terbuang dari masyarakat, Paman!" Ujar Dustin. "…masing-masing dari mereka memiliki masa lalu kelam yang berbeda dan tidak ada seorang pun yang mau menerima mereka di masyarakat..."
"Lantas? Kamu memutuskan untuk berkelana bersama mereka? Apakah orang-orang ini telah mempengaruhimu, Dustin?"
"Bukan begitu, Paman!" Ujar Dustin. "…Aku sendiri yang memutuskan untuk berkelana. Aku akan berkelana bersama mereka dan membantu mencarikan mereka tempat dan tujuan hidup!"
Vai hanya bisa diam mendengarkan pembicaraan mereka. Ia memutuskan untuk tidak mencampuri pembicaraan mereka.
"Kamu masih terlalu muda untuk berkelana, Dustin!" Ujar Raja Hendrik. "…kamu tidak tahu betapa berbahayanya dunia luar!!!"
"Aku bisa menjaga diriku sendiri, Paman!!" Ujar Dustin. "…Aku tidak selemah yang paman pikirkan!! Aku telah mengalahkan Reaper!"
"…Kamu terlalu naif!!! Meskipun kamu telah menguasai ilmu bela diri, masih banyak sekali orang yang lebih kuat darimu di luar sana!" Ujar Raja Hendrik
"Aku telah jauh lebih kuat, Paman!!" Ujar Dustin. "…Aku juga telah membangkitkan…"
Vai menepuk pundak Dustin memotong ucapannya. Dustin melihat Vai menggelengkan kepalanya perlahan.
"Membangkitkan apa, Dustin?" Ujar Howard.
Dustin terdiam sesaat. Sepertinya Vai bermaksud memperingati Dustin untuk tidak membocorkan tentang kekuatan baru Dustin.
"…Mem…Membangkitkan kekuatan beladiriku menjadi lebih kuat…" Ujar Dustin mengalihkan.
Howard mengernyitkan dahinya.
"Omong kosong!!" Bentak Raja Hendrik. "…Saya tidak akan mengijinkanmu pergi berkelana!!"
"Tapi, Paman!" Protes Dustin.
"…kamu tidak boleh pergi meninggalkan kota ini!!"
"Paman tidak berhak melarangku pergi!!! Paman bahkan bukan orang tuaku!!"
"Jaga mulutmu, Dustin!!" Bentak Raja Hendrik. "Saya bisa memenjarakanmu jika kamu bertindak kurang ajar walaupun kamu keponakanku!!"
"Lakukan saja kalau hal itu bisa membuatmu puas, Paman!!!" tantang Dustin.
"KAMU…" Raja Hendrik terliat murka.
"Dustin!!!" Bentak Howard. "...jaga emosimu!!"
"Howard!! Kahar!! Kirim Dustin ke pulau Latis selama dua bulan!!" Perintah Raja Hendrik. "…kurung dia di pulau itu agar ia dapat merenungi kesalahannya!! Termasuk orang-orang ini!!! Saya tidak mau melihat wajah mereka lagi di hadapan saya!!"
"Tapi Hendrik..." Ujar Howard.
"Baik, Yang Mulia!" Ujar Kahar. "Tangkap mereka semua!!" Ujarnya sembari memberi isyarat pada para bawahannya untuk menangkap teman-teman perompak Dustin. Para tentara kerajaan yang semula berdiri di belakang Kahar langsung mengangkat senjata mereka dan menodongkannya ke arah teman-teman perompak.
"A..APA??"
Vai dan teman-teman perompak Dustin tampak syok melihat perlakuan para tentara kerajaan. Mereka datang ke kastil ini dengan maksud menemani Dustin agar ia dapat membawa Reaper untuk diadili tanpa hambatan. Alih-alih mendapatkan sambutan hangat, mereka malah diperlakukan layaknya kriminal. Mereka tidak melakukan perlawanan saat dipojokkan para tentara.
"Hendrik…" Ujar Howard. "…Pulau Latis merupakan tempat yang berbahaya dan tempat dikurungnya para penjahat... Kamu yakin dengan keputusanmu?"
"Bukankah Dustin sendiri yang mengatakan bahwa ia telah jauh lebih kuat?!" Ujar Raja Hendrik sambil bangkit berdiri dari singgasananya dan berjalan pergi meninggalkan mereka. "…Ia pasti baik-baik saja!!"
"Paman!!" Panggil Dustin. Raja Hendrik tidak menghiraukannya.
Para tentara mulai mengikat teman-teman perompak Dustin dan Vai.
"Hei!! Tinggalkan teman-temanku!!" Bentak Dustin sambil mendorong para tentara yang berusaha mengikat teman-temannya.
"Yang Mulia Dustin!" Panggil Kahar. "…Kami hanya menjalankan perintah Yang Mulia Raja!"
Howard menghela nafas panjang.
"Kahar.." Panggil Howard. "…Biarkan saya yang mengurus mereka... Saya sendiri yang akan mengawal mereka ke Pulau Latis…"
--
-