Chereads / My First Love Is My Husband / Chapter 2 - Rasa yang mulai menetap dan tak mau pergi. (Bab 2)

Chapter 2 - Rasa yang mulai menetap dan tak mau pergi. (Bab 2)

Canda tawa yang kami ciptakan bersama membuat ku sangat bahagia ketika berada di dekatnya. Kami baru saling mengenal satu sama lain, awal nya aku berpikir dia sombong dan sama seperti anak-anak lainnya. Tapi dia berhasil mematahkan ketakutan ku untuk berteman. Bahkan setelah 3 bulan kami mulai memahami satu sama lain, apa makan kesukaan, game, film, novel, dan hobby masing masing. Dan dia banyak mengenalkan ku dengan teman teman lelakinya. Dia mengubahku dari seseorang yang takut berteman menjadi lebih berani untuk berteman.

Di perpustakaan sekolah.

"Hei... Serius sekali membacanya." Menepuk pundak Shella.

"Bagaimana ujiannya lancar?"

"Tentu saja lancar, semua contoh soal yang kamu berikan, 90% keluar di ujian matematika hari ini. Sudah pasti aku bisa menjawab semua soal." Menunjukkan jari jempol nya ke arah Shella.

"Bye the way kamu mencuri soal ujian ya, atau nyogok guru supaya bocorin soal?" Jonathan menatap curiga.

"Jangan aneh...! Kenapa kamu tidak katakan saja kalau aku kencan sama salah satu guru, spertinya itu pernyataan yang lebih logis Joe, Soalnya kan kalo nyuri soal terlalu beresiko nah kalo nyogok guru aku ga punya uang tuh." Sambil membalikkan lembaran bacaannya.

"Apa serius kamu !!! pasti sama guru kimia yang mirip sama manusia purba itu kan!"

Hahahahah!!!!! Tawa kami berdua memenuhi perpustakaan.

"You are so smart, aku beruntung punya teman kaya kamu Shella." ? Mengelus kepala Shella.

Duuugh Dugghhhh Dugghhhh! lagi-lagi jantungku berdetak ketika dekat dengannya, pipiku mulai memerah, dan benar hanya dia yang bisa membuat ku berdetak seperti ini.

"suttttsssssss Ini perpustakaan bukan tempat pacaran." Sindir penjaga perpustakaan.

"Oh Iya... Maaf ya buk,,, tapi kita ga pacaran kok buk." Jawab Shella sambil meletakkan bukunya di rak buku.

"La hari ini aku ada pertandingan basket sama SMA 14 loh, kamu datang ya ? Anak sekolah kita juga banyak yang datang kok." Membujuk.

"No way, kamu kan tau sendiri aku ga terlalu suka keramaian." Menggelengkan kepala.

"Ayolah Shella, sekali ini aja kamu nonton, kamu ga pernah mau nonton aku main basket." Menggaruk kepala.

"Gimana kalo abis tournament basket aku bawa kamu beli novel Harry Potter keluaran terbaru." Menarik ujung baju Shela dan bertingkah imut.

"Iya... iya kalo kamu maksa aku datang hari ini, tapi janji ya abis ini kamu beliin aku buku Harry Potter terbaru!" Mengangkat kelingkingnya.

"Yeyyyy...., kapan sih seorang JONATHAN BREEMHAR ga menepati janjinya!" ( menaik turun kan alisnya.

"Eh liat ke arah sana, kok bisa bisanya cowok setampan Jonathan mau mau nya berteman sama si cupu, belum lagi ngajak dia nonton tournament basket hari ini." Memperlihatkan ke Lia.

"Kalo gitu kita harus kasi si cupu pelajaran, karna dia Jonathan ga mau berteman sama kita, hitung hitung pembalasan. Lagian udah lama kita ga ngebully dia," tersenyum sinis.

"Nanti aku tunggu di parkiran sekolah ya Shel, sekarang aku mau ke ruang guru ambil baju basket yang baru,Bye!'' Melambaikan tangan.

Aku harus mengabari paman Adi batin Shella mengeluarkan Handphonenya.

[Paman, hari ini tidak usah menjemput ku ya, hari ini aku ingin pergi dengan temanku ke acara tournament basket sekolah, Dan jangan menungguku makan siang, kalian makan lah terlebih dahulu. Bye] mengirim pesan untuk paman Adi.

* New Massage* From Paman Adi.

[Ehemmmm, oke selamat berkencan nona Shella.]

Paman Adi tersenyum membaca pesannya.

Aku menunggu di parkiran. Mobil Jonathan berhenti tepat di depanku, kami pergi menuju SMA 14, terlihat sudah banyak orang yang datang bahkan di luar dugaan ku, dan aku memilih duduk di pojok ujung sedangkan Jonathan sudah bergabung dengan tim nya .

Beberapa wanita terdengar meneriaki nama Jonathan, bahkan beberapa wanita itu berasal dari sekolah lain. Siapapun akan terpesona melihat ketampanan Jonathan, bahkan ada beberapa yang menyodorkan minuman dan handuk kecil untuk Jonathan. Melihat mereka seperti itu membuatku sedikit sakit hati.

Akhirnya permainan sudah berakhir, tak terasa aku mulai menikmati perlombaannya sedari tadi, Dan lagi lagi Jonathan dikerubungi banyak wanita wanita cantik.

"Hemmmmmm daripada aku kepanasan lebih baik aku ke toilet dulu sebentar." berjalan meninggalkan lapangan.

Tak lama aku masuk ke kamar mandi terdengar suara pintu terkunci dan Lia Cs datang menghampiriku,

"Hai cupu!" Melambaikan tangan. "Kita semua kangen ngebully kamu looo."

"Apa yang ingin kamu lakukan Lia, biarkan aku pergi!" Berjalan maju tapi dihalangi oleh pengawal Lia.

"Kok buru buru mau pergi, kita baru aja ketemu, gak seru dong kalo ga ngelakuin sesuatu ke kamu!" Melangkah maju

"Let's have fun guys!" Menkode setiap orang yang ada di belakangnya.

Dua orang memegang tangan ku dengan seorang lagi berusaha membuka kancing bajuku sedangkan Lia berusaha merekam ku dengan kamera handphone nya.

"Le eee-pas...kan aku !!!" ( berusaha melawan).

Alhasil mereka mendorong ku hingga kepalaku membentur Singky dan mengeluarkan darah.

Sekarang aku merasa amat pusing, mereka sudah membuka kaca mata dan kepangan rambutku, Yang lebih mengerikan sekarang aku hanya menggunakan Bra yang menunjukkan dada mulus ku.

"Ini balasan untuk wanita yang suka menggoda pria di sekolah kita, perempuan miskin yang mengejar lelaki kaya sepertimu, ( meremas dagu ku ) seperti nya kurang kalau hanya membuka baju, bagaimana kalau kita buka rok mu juga !! Belum sempat memegang rokku tiba tiba....

"Duarrrrrrrrrrrrr!!!" Berhenti kalian)

Jonathan, kenapa dia ada disini, bagaimana ini aku sedang tak menggunakan baju, tiba tiba penglihatan ku semakin rabun

"Kau!" Mencekik dan mendorong Lia ke tembok.

"Berapa kali harus ku katakan jangan menyentuh nya atau kau akan berurusan denganku!"

"Hikssss, hikksss, hikksss," tangisan ku pecah, satu sisi aku merasa terhina, dan satu sisi aku merasa sangat malu dia melihatku ku dalam keadaan memalukan seperti ini.

Jonathan melepaskan cengkraman dan langsung menghampiri Shella.

"Shelll tidak apa apa aku ada disini jangan takut." Membuka jaketnya dan memakainya ke tubuhku.

sebelum menggendongku dia merampas handphone yang digunakan Lia untuk merekam aksinya tadi.

"Kau sudah membuat dirimu dalam masalah besar! Kau lihat saja apa yang akan kulakukan setelah ini!"

Lalu menggendongku keluar, Aku merasa sangat nyaman berada di pelukan nya. Tak terasa penglihatan ku mulai gelap, dan kesadaran ku mulai hilang. Sesekali walaupun samar samar aku mendengar dia memangil namaku dengan nada panik nya. Dan itu membuat ku sangat bahagia.

Lagi-lagi aku jatuh cinta pada pria ini, Seperti aku sudah menyelam terlalu dalam terhadap perasaanku. Aku teramat bahagia kala dia selalu ada di sampingku. Dia tak perlu tahu seberapa aku mencintai nya. Karna dengan dia selalu berada di sampingku itu sudah lebih dari cukup.