Hallo everybody!
Aku kembali dengan cerita yang mulai banyak masalah wkwk.
Terlihat ribet dan berputar namun ini sudah menjadi arus yang akan membawa kita pada akhir cerita nanti. Asekk
Jadi disini akan makin memperjelas apa yang terjadi di masa lalu. Buset dah wkwk. Masa lalu gak usah diingat lagi Al. Saat nya move on!.
Eits! Tapi tanpa masa lalu kita tak dapat memperbaiki hari ini dan tanpa hari ini kita tidak dapat meningkatkan hari esok.
Buset bijak amat yak wkwk.
Baca aja deh langsung.
Doakan aku supaya insomnia ini menghilang dari hidupkuš
________
Aiden meremas stir mobil yang sedang ia kendarai dengan kuat. Sesekali tangan kirinya menyisir rambut coklat kehitaman miliknya ke belakang. Kaki kanannya menginjak pedal gas dalam-dalam tanpa berniat mengurangi kekuatan injakan kakinya. Sorot matanya yang tajam dan sulit dimengerti membuat siapapun yang melihat nya bergidik ngeri. Suara deruman mobil sport yang ia kendarai seakan memberitahu pada orang lain bahwa dialah penguasa jalan raya
Matahari sudah sedikit bergeser dari atas kepala tapi New York tetaplah menjadi kota terpadat dengan kesibukan yang tak henti-hentinya berlangsung. Tak terkecuali Aiden yang kini tengah sibuk mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh menuju mansion orang tuanya yang terletak di wilayah Brooklyn atau lebih tepat nya di kota kings.
Perjalanan tersebut menempuh jarak sekitar 5,3 mil atau sekitar 22 menit waktu tempuh dari New York City. Apalagi dengan kecepatan mobil sport super cepat milik Aiden, rasanya semua perjalanan terasa sangat singkat. Dan sesuai dengan perkiraan, Tak lama kemudian mobil Aiden sudah berhenti di depan sebuah mansion besar dengan pekarangan yang bahkan bisa menampung setengah dari warga New York city.
"Good afternoon, sir." Ucap seorang pria paruh baya yang sudah lama dikenal Aiden sebagai paman Sam.
"Good afternoon uncle, long time no see." Balas Aiden seraya menutup pintu mobilnya.
Pria itu mengembangkan senyuman nya. "Sudah lama sekali anda tidak datang kesini, tuan dan nyonya pasti senang dengan kedatangan anda."
Aiden mengangkat salah satu sudut bibirnya keatas membuat smirk yang licik. "Pasti mereka sangat senang. Terutama pria tua itu."
"Sudah lima tahun anda tidak datang kesini, bagaimana bisa orang tua anda terutama tuan tidak senang melihat putra satu-satunya mengunjunginya."
Aiden menatap lurus dengan tatapan menerawang. "Ya. Ini sudah lima tahun."
"Terakhir kali anda kesini saat anda membawa nona Zeline sebelum kalian berencana untuk menikah." Ucap pria tua itu sedih.
Aiden menatap pria itu dengan tatapan terluka. "Mungkin aku akan melakukan hal yang sama lagi, tapi kali ini dengan cara yang tidak pria tua itu duga sebelumnya."
"Uncle Sam. Terima kasih sudah mengingatkan aku siapa pemilik hati ini yang sebenarnya." Ucap Aiden lega sembari memegang dadanya yang bidang.
"Anda masih belum melupakan nona Zeline?." Tanya pria itu hati-hati.
Aiden menurunkan pamdangan nya ke bawah. Raut wajahnya tampak senduh dan terluka. "Bagaimana aku bisa melupakannya uncle, kalau dia telah berhasil menguasai seluruh hati ini."
Pria tua itu menepuk bahu Aiden berkali-kali namun dengan sangat pelan dan lemah. "Tuhan membuat kalian terpisah itu karena Tuhan punya alasan yang paling terbaik untuk anda dan nona Zeline."
"Tapi uncle.. Apapun alasan Tuhan, bukankah lebih baik jika dua insan ciptaan nya bersatu?." Tanya Aiden dengan nada lirih dan terluka.
"Uncle tahu ini memang berat untukmu, tapi percayalah. Kalau Tuhan telah mempersiapkan kejutan yang lebih indah di dalam takdir mu yang sesungguhnya. Mungkin bagimu ini sangat tidak adil tapi Tuhan lebih tahu mana yang lebih terbaik untuk makhluk ciptaannya." Ucap paman Sam.
"Lagian bukankah anda telah berhasil melupakan nona Rose saat nona Zeline datang?." Sambung uncle Sam.
"Aku tidak pernah melupakan nya sedikitpun. Rose punya tempat tersendiri di hati ini dan tak akan pernah bisa tergantikan. Bisa dikatakan dua wanita itu aku cintai dalam konteks yang berbeda. Rose yang akan tetap menjadi cinta pertama ku dan Zeline cinta terakhir." Jawab Aiden.
"Namun seiring waktu, dengan sendirinya anda akan melupakan nona rose ataupun nona Zeline saat seseorang yang memang ditakdirkan untuk anda benar-benar datang. Tak peduli nona Rose yang merupakan cinta pertama anda ataupun nona Zeline yang menurut anda adalah cinta terakhir anda." Ucap uncle Sam sebelum pergi.
Aiden mengusap wajahnya kasar sebelum melangkahkan kakinya memasuki mansion besar yang ada dihadapannya. Beberapa pelayan nampak terkejut dengan kedatangan tuan muda keluarga Abhivandya yang telah lama tidak menginjakkan kakinya kedalam mansion ini.
Ucapan demi ucapan penuh hormat serta perlakuan hormat terus didengar dan dilihat Aiden namun langkah kaki tegas dan angkuh itu terus melangkah maju memasuki ruang keluarga. Suara bentakan serta suara tangisan mommy nya sudah terdengar di telinganya. Semakin dalam kakinya melangkah semakin ia mendengar suara seorang perempuan yang berpura-pura kuat di dalam suaranya yang bergetar. Aiden tahu kalau wanita sangat rapuh.
"Maaf sebelumnya Mr. Abhivandya. Tapi aku tak butuh uang anda sedikitpun." Ucap seorang wanita yang Aiden yakini Lova.
"Apa kau bilang bitch? Kau itu siapa? Sadar posisimu itu hanya seorang wanita jalang."
Aiden menghentikan langkah kakinya . Tanpa sadar Aiden menggepalkan tangannya kuat. Suasana ini persis seperti 5 tahun yang lalu. Bedanya adalah mommy tidak membela Zeline pada saat itu dan malah mendukung daddy untuk menjauhkan kami. Dada Aiden terasa sesak seketika ketika bayangan itu muncul lagi. Tatapan itu, wajah itu, sorot mata itu, bibir itu yang hingga kini tetap ia ingat.
"Honey.." Ucap mommy nya dengan lembut.
"Jangan coba-coba menenangkan aku disaat seperti ini, sayang." Geram Samuel dengan nada tidak suka.
"Kau sudah berjanji padaku kalau kau akan menahan amarah mu, sayang."
Aiden kembali menggepalkan tangan nya kuat. Mommy nya tidak pernah membela wanita manapun yang dirumorkan menjalin hubungan denganku temasuk tunangan ku Zeline. Tidak pernah sampai seperti ini, seperti yang dia lakukan pada Lova sekarang. Aiden tersenyum licik.
Kalau wanita yang bernama Lova ini berarti untuk mommy, akan aku tunjukkan bagaimana perasaan ku saat orang yang aku sayangi diperlakukan dengan buruk. Tapi sebelum itu, Aiden akan menjalankan rencana awalnya terlebih dahulu.
Rencana yang sebenarnya akan membawa Aiden pada duka paling mendalam.
Tanpa sadar.
Takdir memainkan perannya dengan sangat baik bahkan tanpa diketahui oleh sang pemilik rencana itu sendiri. Dia lupa bahwa raja dari semua rencana telah memiliki alur yang berbeda untuk dia. Tapi tampaknya mata nya telah buta akan takdir itu.
Hingga pada suatu titik.
Rencana itu mengantarkan nya pada duka yang paling dalam.
Yaitu kehilangan.
Dan pada saat itu dia baru menyadari kalau dia telah terlambat untuk memperbaikinya.
"Tapi sayang... Wanita jalang itu--."
"Wanita jalang yang daddy hina ini adalah calon istriku." Ucap Aiden tegas.
__________
To be countinous