Kapan mimpi buruk ini akan berakhir, aku bahkan tidak pernah melupakan nya, sedetik pun bahkan hembusan nafas ku hanya untuk dirinya. Tapi kenapa dia melupakan ku dan memilih wanita lain adakah aku ini sebuah boneka baginya. Aku hanya ingin hidup bahagia meski atau setelah badai menerjang tapi kenapa seolah tiada henti, satu persatu semua seolah tidak terkendalikan. Aku pikir aku adalah sebuah pohon besar yang kokoh di terjang badai. Tapi pada akhirnya aku sadar aku hanya bagian daun kering yang menunggu jatuh di tiup angin.
Ana benar Merasakan sesak di dadanya tak lama matanya terbuka dan saat ini dia sudah berada di kamar nya di istana Greenland. Ana memandang wajah orang-orang yang saat ini sedang menatapnya sedih dan penuh dengan kekhawatiran. Wajah wajah yang selama ini selalu Ana kasihi layaknya keluarga kandung. Tapi tanpa Ana sadari mereka menyimpan banyak hal dan membuat Ana tidak bisa bersatu dengan cintanya Pangeran Adamson.