Saat ini Ana berada id tengah lapangan besar dengan tangan terikat ke atas, Ana merasakan gemetaran yang hebat saat semua orang menatap ke arahnya bahkan saat itu Raja ikut menatap Ana dengan raut wajah yang marah.
" Seluruh rakyat dari kalangan rendah, menengah, dan Bangsawan harus belajar dari wanita ini karena mengabaikan perintah Raja tidak peduli siapa pun dia, dia harus tetap di hukum. Maka dari itu wanita ini akan di cambuk sebanyak tiga puluh kali tanpa henti. Kata Seorang hakim membuat Ana terdiam dan pasrah.
" Tidak Ana tidak bersalah...!!! Bantah Paneran Dirga. Aku yang memintanya dan mengancam nya untuk keluar dari kerajaan. Jadi yang seharusnya di adili adalah aku !!! Kata pangeran Dirga berjalan mendekati Ana.