Chereads / IHeart You / Chapter 12 - Kedatangan Roy & Renata.

Chapter 12 - Kedatangan Roy & Renata.

"Kakak keduaku, Kak Roy. Dia menikah karena perjodohan yang dilakukan oleh Papa. Awalnya sih aku berpikir Kak Roy akan melakukan hal yang sama yang dilakukan oleh Kak Surya. Tapi ternyata Kak Roy menerima apa yang menjadi pilihan papa. Dan akhirnya mereka pun menikah." Ucap Putri kini meletakkan eskrimnya ke dalam gelas kertas.

"Wah aku pikir, udah gak ada yang namanya perjodohan. Ternyata masih ada ya." Andi tersenyum dengan lebar. "Itulah sebabnya aku malas pacaran. Buat apa menjalin hubungan serius, kalau kenyataannya nanti juga gak akan bisa dipersatukan." Andi yang mendengar omongan Putri langsung tersedak. Entah mengapa ucapan Putri terakhir membuatnya tertohok. Dan Andi hanya membalas dengan mengiyakan pernyataan Putri, "Benar, lebih baik temanan saja kan. Kaya kita begitu." Andi yang menyeringai, membuat Putri menjadi aneh melihatnya.

"Oh Iya, Ka Roy akan balik kan dari bulan madunya minggu ini kan." Andi membuka pembicaraan lagi. Putri hanya mengangguk pelan, "Aku gak suka sama Renata, Kalau ada pemilihan kakak ipar terbaik, Aku pasti pilih ka Leyna." Ucap Putri dengan wajah seriusnya.

Andi mengantarkan Putri kembali ke rumah, sesampai di depan gerbang pintu rumah. Putri menawarkan temannnya untuk masuk dan berkunjung ke dalam rumahnya. Andi pun tidak bisa memenuhi tawaran temannya. Dan harus langsung bergegas pulang, hari pun sudah mulai gelap.

Putri memasuki gerbang pintu rumah. Terlihat Pak Ano dan Bi Lastri yang sedang berbincang-bincang sambil merapikan berbagai peralatan kebun. Pak Bimo supir keluarga mereka terlihat sedang santai, sesekali merapikan dan mengelap mobil dengan kemoceng yang dia pegang.

Ada pemandangan baru yang Putri sadari, sebelum dia memasuki bagian dalam rumah. Ada mobil sedan hitam, yang terpakir di halamannya, Putri mengenali mobil itu yang merupakan milik kakanya Roy.

Apakah Roy sudah pulang bersama Renata, pikir Putri penasaran. "Bi Lastri." Teriak Putri, dan bi Lastri yang sedang asik mengobrol ringan langsung mendekati Putri dengan segan. "Ya non Putri, kenapa? Bisa dibantu?" Tanya Bi Lastri.

"Ka Roy sudah pulang?" Tanya Putri dengan sangat pelan.

"Iya Non, baru sampai sejam yang lalu." Ucap Bi Lastri mengangguk dengan cepat.

"Mama dan Papa sudah pulang?" Tanya Putri, walau dia sebenarnya sudah tau jika pak Bimo sudah ada di rumah, kedua orang tuanya juga pasti sudah tiba.

"Sudah non." Jawab Bi Lastri.

Putri pun segera masuk kedalam rumah, dan benar dia mendengar suara banyak orang yang sedang berbicara di ruang keluarga. Putri memasuki ruang keluarga dengan hati-hati. Laki-laki dengan tubuh tegap dan tinggi, wajahnya yang kotak dengan kacamatanya membuat Putri sangat mengenali wajah kakak keduanya. Yang sedang duduk santai dan berbincang dengan ayahnya.

Terlihat Rian dan Wira juga sudah berada di ruang keluarga. Wanita dengan rambut hitamnya yang pendek sebahu, sedikit berponi dan dengan wajahnya runcing tersenyum kecil menatap Putri.

"Ka Roy.." Ucap Putri dengan keras, Kini semua tatapan memandang Putri yang baru saja tiba di ruang keluarga. Roy pun berdiri dan mengulurkan kedua tangannya, Putri pun langsung mendekati dan memeluk kakanya, serta merta memberikan salim kepada kakaknya.

"Duh, Putri, kamu gemukan ya sekarang."Ejek Roy kepada Putri. Putri pun langsung melepaskan pelukannya. Dan menatap wajah kakanya. "Sudah pulang dari bulan madunya, kok lebih cepat sih ka?" Tanya Putri dan reaksi Roy sedikit terkejut.

"Ehh, iya, ada perubahan rencana." Jawab Roy dengan singkat.

"Hei Put." Suara berat tapi cukup lembut, muncul dari balik punggung Roy. Renata menatap Putri dengan senyuman kecilnya. "Halo, kak Renata, apakabarnya?" Jawab Putri yang berjalan meninggalkan Roy dan beralih ke Renata.

Putri memberikan salim dan mencium pipi Renata. Tercium aroma parfum yang sudah menjadi ciri khasnya.

"Ayo Put, duduk sini." Ucap Mama yang masih duduk. Putri pun menyampiri mama dan papanya, dan juga memberikan salim kepada kedua orangtuanya. "Ma, Pa, Putri ganti baju dulu ya." Ucap Putri dengan sangat manis. Dan pergi meninggalkan ruang keluarga.

Sore menjelang malam itu, mereka masih berbincang-bincang santai. Renata bahkan membagikan beberapa buah tangan kepada Putri, Wira, Rian. Sesekali Renata melayangkan pertanyaan kepada Wira yang akan menghadapi kelulusan dan bertanya universitas mana yang akan diambil. Rian pun tidak luput dari berbagai pertanyaan yang ditanyakan oleh Renata.

Raja dan Rafa yang baru tiba pada saat makan malam, langsung menemui Roy dan berbincang-bincang mengenai obrolan para lelaki (Putri berusaha untuk menutup telinganya mendengar kakak kembarnya duduk berada disampingnya, membuatnya tidak konsentrasi untuk makan). Sedangkan Renata masih tampak canggung dengan kembar, karena masih belum bisa membedakan mana Raja dan mana Rafa. Putri yang tidak begitu suka dengan Renata, hanya bisa mengikuti alur pembicaraan yang sudah tercipta.

Makan malam pun tiba, hidangan malam itu sedikit berbeda. Setidaknya ada banyak pilihan makanan utama yang dihidangkan. Semua anggota berkumpul dan masih berbincang-bincang santai di meja makan.

"Jadi Renata, bagaimana kondisi di lapangan. Papa dengar, ayahmu akan mengambil beberapa lahan di daerah Kalimantan." Tanya Papa yang kini sudah mulai menghabiskan sebagian makan malamnya. Renata pun segera menelan makanan yang ada di mulutnya sebelum mulai berbicara.

"Ya pah, benar. Terakhir Rena dengar dari ayah, semua sudah dalam proses kesepakatan dan nanti kita tinggal lanjut keproses pembangunan. Targetnya sampai dengan tahun depan harusnya sih selesai." Ucap Renata sambil sedikit mengelap mulutnya.

"Wah bagus itu, disana prospeknya bagus." Ucap Mama yang sekarang menimpali omongan papa. Putri hanya bisa diam sambil menyimak perkataan mereka.

"Ya Ma, benar. Bahkan Ayah rencananya ingin aku dan Roy untuk membantu mengelola tempat tersebut." Ucap Renata tersenyum menatap mama dan menggenggam tangan kanan Roy, agar Roy mengiyakan omongannya. Roy yang sadar, langsung mulai angkat bicara.

"Ya benar Ma, tapi kita masih memikirkan hal itu bukan sayang." Ucap Roy dengan datar, dan melepas genggaman tangan Renata dengan pelan-pelan. Putri melihat ekspresi tidak suka Renata, sesaat setelah Roy melepas genggaman tangan Renata.

"Ya wajarlah, kalian kan pastinya masih pengantin baru. Masih banyak penyesuaian yang harus dilakukan." Ucap Papa yang sepertinya tidak sadar, dengan ekspresi wajah Renata yang berubah. Renata hanya membalas dengan senyuman ke arah mertuanya.

"Ya benar, pegantin baru jangan pusing-pusing dulu sama urusan pekerjaan. Lagi pula kan kalian masih dalam rangka bulan madu. Mama kaget loh, tau-tau kalian sudah pulang lebih awal." Ucap Mama menengahi.

"Ayo dong Roy, besok kamu harus ajak jalan-jalan Renata. Ingat loh,, Papa mau menimang cucu." Ucap Papa menggoda. Terlihat Ekspresi Roy yang berubah menjadi malu, sedangkan Renata tersenyum bahagia, "Iya Papa, kita gak ada rencana menunda kok." Ucap Renata memandang suaminya, dan kembali menggenggam tangan suaminya.

"Pah, Kak Surya juga hampir punya anak . Jika saja.." Putri yang tidak sadar mengucapkan kalimat tersebut, terhenti karena melihat ekspresi ayahnya berubah menjadi diam, bahkan gara-gara mendengarkan ucapan Putri, ayahnya tanpa sadar melepaskan sendoknya dari genggamannya. Sendoknya pun membentur piring yang sudah hampir kosong, walaupun suara benturannya tidak terlalu nyaring tapi cukup membuat hening sesaat di suasana makan malam saat itu.