Chereads / The Fractured Nexus - / Chapter 13 - Trauma dan Ketidakstabilan Mental Cipher

Chapter 13 - Trauma dan Ketidakstabilan Mental Cipher

Dunia di sekitar Raven mulai berubah semakin liar. Geometri virtual yang bergetar kini berubah menjadi bentuk-bentuk yang tidak bisa lagi dipahami dengan logika. Langit di atas mereka terpecah, memperlihatkan void tak berujung yang mengintai di balik batas-batas Zona Gelap. Setiap langkah yang dia ambil terasa lebih berat, seolah-olah NexusNet semakin erat mencengkeram realitas di sekitar mereka, mencoba memutus ikatan mereka dengan dunia nyata.

Cipher, yang biasanya tenang, kini tampak benar-benar goyah. Langkahnya terseret, dan matanya mulai berair dengan tatapan kosong yang tak fokus. Dia menoleh beberapa kali ke arah bayangan-bayangan yang hanya bisa dia lihat, seolah sedang mendengar bisikan dari masa lalu yang tak terucap.

"Cipher, fokus," kata Raven, menatap tajam ke arah rekannya. Mereka terlalu dalam di Zona Gelap sekarang—setiap detik bisa berarti perbedaan antara hidup dan mati.

Namun Cipher hanya bergumam pelan, suaranya nyaris tak terdengar. "Mereka ada di sini..." bisiknya, matanya menerawang ke arah yang tak jelas. "Mereka dulu bersamaku sebelum NexusNet mengambil semuanya." Tangannya yang gemetar mulai terangkat, seolah ingin meraih seseorang yang tak terlihat. "Aku tidak bisa menyelamatkan mereka... Aku tidak bisa menyelamatkan siapa pun."

Raven merasakan perasaan tidak nyaman menjalar di tulang belakangnya. Apa yang dilihat Cipher? Suara yang datang dari pikirannya sendiri mulai membingungkan, seolah-olah Zona Gelap mencerminkan trauma terdalam Cipher, menampilkannya di hadapannya seperti cermin yang kejam. Ini bukan sekadar pertempuran mental, ini adalah upaya NexusNet untuk menghancurkan kewarasan mereka sepenuhnya.

Dia mengguncang bahu Cipher dengan kuat. "Ini bukan mereka, Cipher. Ini ilusi. NexusNet mencoba menghancurkanmu."

Cipher menarik napas tajam, tapi wajahnya tetap diliputi kebingungan. "Apakah kita masih hidup, Raven? Atau mungkin... kita sudah mati sejak lama? Apa ini semua hanya... mimpi buruk yang tidak pernah berakhir?"

Raven berusaha keras menahan kepanikannya sendiri. "Fokus, Cipher," tegasnya. "Kita masih hidup, dan kita masih bisa keluar dari sini. Tapi kau harus menjaga kendali atas pikiranmu."

Namun, sebelum Cipher bisa menjawab, tanah di bawah mereka mulai pecah, seperti retakan pada kaca yang melebar dengan cepat. Gravitasi di sekitarnya mulai berbelok liar. Raven kehilangan keseimbangannya, tubuhnya bergetar karena perubahan mendadak. Dia berjuang melawan ketidakstabilan realitas virtual yang semakin kacau, tetapi saat itulah sesuatu yang lebih besar dari ancaman ilusi muncul.

Dari kegelapan yang tak terbatas, sosok besar yang menjulang muncul. Bayangan itu lebih tinggi, lebih gelap, dan lebih mematikan dari prajurit Dominus biasa yang mereka hadapi sebelumnya. Setiap langkah yang diambil entitas ini seolah menciptakan riak di ruang sekitar mereka, membuat segala sesuatu yang ada di dekatnya kehilangan bentuk.

"Dia... dia datang untuk kita," gumam Cipher dengan nada yang patah. "Dia... bukan hanya prajurit. Dia adalah... bagian dari NexusNet itu sendiri."

Raven mempererat cengkeramannya pada senjata energi yang baru saja dia ciptakan. Prajurit ini bukan hanya ancaman fisik; dia adalah manifestasi langsung dari NexusNet yang mencoba menghapus eksistensi mereka. Semakin dekat entitas itu, semakin sulit bagi Raven untuk tetap fokus. Ilusi mulai membanjiri pikirannya—kilatan-kilatan ingatan dari masa lalu yang tak pernah bisa dia lupakan. Medan perang, sahabat yang gugur, rasa kehilangan yang mendalam.

"Sosok itu bukan nyata!" Raven berteriak pada dirinya sendiri. "Ini hanya ilusi!" Tetapi meskipun dia tahu ini semua adalah buatan NexusNet, perasaan ragu mulai merayap ke dalam hatinya. Apakah dia benar-benar bisa melawan kekuatan sebesar ini?

Mata prajurit Dominus berkilat, dan dalam sekejap, dunia di sekitar mereka mulai melambat. Waktu tampak berhenti sejenak, dan ruang seolah-olah berputar dalam lingkaran, membuat Raven terjebak dalam spiral mental yang tidak bisa dia kendalikan. Seluruh dunia virtual mulai terlipat di sekitar mereka.

Raven merasakan rasa sakit tajam di pelipisnya. Tubuh fisiknya di dunia nyata mulai bereaksi terhadap tekanan di Zona Gelap. Tangannya bergetar tanpa kendali, dan napasnya menjadi pendek dan berat. Dia tahu—mereka tidak bisa bertahan lama di sini. Setiap detik di Zona Gelap semakin menghancurkan mereka.

"Cipher! Kita harus pergi, sekarang!" teriak Raven, berjuang keras untuk melawan distorsi di sekelilingnya. Tapi ketika dia menarik Cipher, rekannya itu tetap diam, wajahnya kosong, seolah-olah NexusNet telah menghapus sebagian dari jiwanya.

Raven menatap ke depan. Jalan keluar mereka yang seharusnya terlihat kini mulai menghilang, digantikan oleh kekosongan hitam yang tak terhingga. Sementara itu, bayangan prajurit Dominus terus mendekat, tubuh raksasanya mengancam untuk menelan mereka hidup-hidup.

Raven memutuskan untuk bertarung sampai akhir. Dia menciptakan pedang energi dari pikirannya dan melangkah maju, meskipun tubuhnya mulai goyah. Dia tidak akan menyerah, tidak di sini, tidak saat ini. Namun dalam sekejap, prajurit itu mengangkat tangannya, dan waktu benar-benar berhenti. Setiap inci ruang di sekitar mereka runtuh menjadi kekacauan.

Raven mencoba menarik Cipher sekali lagi, tapi jalan keluar yang mereka butuhkan sudah lenyap. Kegelapan mulai menyelimuti pandangan mereka, dan untuk pertama kalinya, Raven merasa benar-benar terperangkap. Apakah ini akhirnya? Apakah mereka akan lenyap di dalam NexusNet tanpa jejak?

"Ini tidak bisa terjadi," bisiknya, meskipun dia tahu bahwa waktu mereka di Zona Gelap mungkin sudah habis.

Dunia virtual di sekitar Raven dan Cipher runtuh sepenuhnya, meninggalkan mereka dalam kekosongan. Tetapi ketika mereka kembali ke dunia nyata, ancaman NexusNet tidak berhenti di sana. Serangan balasan NexusNet, yang lebih besar dan lebih kuat, kini mulai diluncurkan di dunia fisik. Raven dan Cipher harus berjuang keras, tidak hanya melawan efek mental dari Zona Gelap tetapi juga menghadapi serangan dunia nyata yang tak terelakkan.

"Saat mereka kembali ke dunia nyata, tubuh mereka terasa lebih berat dari sebelumnya, seolah-olah mental dan fisik mereka hancur bersamaan. Tapi sebelum mereka bisa menarik napas panjang, alarm darurat di markas berbunyi keras. 'NexusNet telah menemukan kita,' gumam Raven, mengangkat Cipher yang masih berjuang melawan kegelapan di dalam dirinya. 'Dan kali ini, mereka tidak akan memberi kita kesempatan kedua.'"