Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam tapi berkas di hadapan gue belum juga mau minggat dari meja, sialan sekali.
Dian juga massih di atas meja menyelesaikan pekerjaan, apalagi banyak emial dan berkas masuk hari ini. Tapi sore tadi gue sudah membuat janji makan dengan Faras, rasa bersalah karena membatalkan bulan madu kami masih hinggap di dada gue terasa tidak nyaman.
Tapi jam sudah melewatkan makan malam, tapi berkas ini belum juga selesai. Mungkin gue akan bawa separuhnya ke rumah, ini sudah lewat setengah jam dari gue menelpon Jamal untuk membawa Faras ke restoran jawa kesukaan Faras.
Walau lima belas menit lalu gue baru dapat telepon masuk jika Faras baru berangkat menuju restoran. Gue nggak mau membuat Faras menunggu, istri gue tidak harus menunggu lagi.
Sekarang guelah yang akan menunggu juga menjamunya.
Untuk sekarang dan seterusnya, gue akan menggantikan apa yang dulu di lakukan Faras untuk gue.
.
.