Di dalam ruangannya yang sunyi, Tyaga fokus pada pekerjaan yang biasa dia lakukan. Sampai langkah kaki cepat terdengar di luar, dia sudah memperkirakannya. Dia hanya menarik napas perlahan dan menghembuskannya, sampai pintu terbuka kasar.
Di sana anak keduanya tengah berjalan pongah.
"Apa yang membuat baba memanggilku?"Tanyanya tanpa basa basi lebih dulu.
Memang interaksi keduanya sebagai anak anak sangat kurang, apalagi sejak pewaris perusahaan semua harta keluarga Lee di pegang oleh cucu pertamanya. Bukan Feng Lee sebagai anak laki-laki kedua, dia hanya kebagian warisan sebagai pewaris kedua.
Dulu, Feng Lee menggugatnya atas harta warisan yang tidak adil namun dia kalah dan kedudukannya sebagai pewaris turun menjadi ketiga dan kedua di gantikan oleh ke tiganya, yang sudah meninggal.