Daniel melihat dari kaca luar, seorang bayi laki-laki di sana tengah tertidur pulas. Dia tidakmau membuat kekacauan dengan memunculkan diri di hadapan keluarga Faras dan Gibran, kemudian di curigai lebih banyak.
Padahal sekarang mereka tengah membuat strategi yang menjatukan perlahan perusahaan real estate milik keluarga Nugraha, juga beberapa perusahaan cabang besar milik keluarga Lee. Tangannya mengusap kaca, seakan dapat merasakan kelembutan kulit bayi merah itu.
Tersenyum dengan kesadaran penuh, dia meyakini jika anak itu adalah darah dagingnya. Tentu saja, walau hasil itu ada dari sebuah paksaan yang buka dia lakukan namun dengan tubuh yang sama. Entahlah bagaimana seharusnya dia gambarkan.
"Tolong lakukan tes DNA secara diam-diam, bayi itu bisa jadi adalah anak saya."ujarnya pada pengawalnya.
Pengawalnya itu mengangguk patuh dan Daniel tetap berdiri di sana.
.
.
"Sayang..."Gibran tersu merapal kata itu, memeluk tubuh istrinya yang sudah di bersihkan.
