Gibran tersenyum bahagia, melihat senam hamil yang di lakukan sang istri dengan intruktur senam yang dia pesan. Faras terlihat serius dan bertekad kuat, untuk kebaikan di cabang bayi yang sebentar lagi akan melihat dunia.
Dia sedang cuti sehari, meluangkan waktu untuk sang istri yang menjadi lebih mandiri dan tidak merengek manja padanya. Yang was-was malah Gibran, seharusnya ini sebuah kemajuan tapi Gibran merasa kehilangan dan sangat tidak nyaman.
Gibran kembali ke dapur untuk mendapati bibi tengah menaruh potongan strowberry terakhir di atas piring, kemudian ada juga melon dan ubi yang selesai dari pemanggang. Ini adalah sarapan pagi istrnya tanpa nasi, katanya dia mau banyak makan tanpa takut gendut jadi harus menyantap yang sehat-sehat.
Karbohidrat bukan hanya dari nasi yang memiliki kadar gula tinggi jika masih panas, dan Faras tidak suka nasi dingin. Jadi Gibran sediakan semua untuk kebutuhan istri dan anaknya itu.
"Ini buat Faras kan bi?"
