"Kalau begitu, tolong kabari Gibran jika aku akan menjenguk cucu dan cicitku."Perintahnya final setelah beberapa saat terdiam.
Dia masih memandang hamparan kebun bunga di atas kursi yang dulu biasa di jadikan istrinya tempat untuk bersantai, dia bilang duduk di dalam rumah kaca dengan kebun bungan itu menenangkan dan sangat nyaman.
Di mana dirinya sering di ajak kemari juga, walau sesekali karena kesibukannya membenahi perusahaan yang hampir kalaps semua.
"Baik tuan."Jawab asistennya berniat berbalik sebelum di tahan kembali.
"Apa Abi menganggap aku membenci wanita?"Tentu saja asistennya yang sudah lama mengabdi padanya itu tertegun dan mengangguk."Dia juga berasumsi jika aku ingin membunuh Faras menggunakan tangan musuh?"
"Iya."
"Hah, bocah nakal itu. Maish tidak mengerti juga dengan jalan rencana kakeknya sendiri yang sudah mengurusi seumur hidupnya."Menoleh dengan senyuman yang menampilkan kerutan tua di parasnya.