"Yang benar saja..."Janet menatap Gibran tepat di matanya yang berwarna cokelat terang, dia menyukai warna mata Gibran yang menawan dan sangat kuat."Aku rela jadi yang kedua kok dan akan menunggu kalau kamu berubah pikiran."
Gibran tidak memperkirakan kegilaan lainnya dari seorang Janetta Lee, begujal satu ini memang sangat nekat karena berhasil menarik dasi Gibran dengan tenaganya. Sampai tubuhnya maju ke depan dan mempertemukan kedua bibir mereka.
Tepat ketika pintu ruangan terbuka lebar, menampilakn Dian dan wanita berperut buncit hasil dari perbuatan suaminya yang kini sedang di cium oleh perempuan jalang yang entah datangnya dari mana.
Tentu pemandangan yang di dapat oleh indra penglihatan Dian, berhasil menghentikan kerja jantungnya beberapa detik dan segera merasa bersalah karena masuk ke dalam ruangan bersama nyonyanya yang kini terpaku.
Dengan sang tuan yang mendorong tubuh jurnalis wanita yang sudah dia ketahui eksistensinya, sebagai sepupu jauh nyonya, lembek.
