Di sebuah rumah dimana Lee dan Emily tinggal.
Sementara itu di kediaman Lee, dirinya mendapatkan kabar tentang sebuah penyerangan salah satu fraksi Organisasi Gelap, telah menyerang Jepang. Dirinya khawatir tentang temannya, dan menghubunginya tetapi tidak bisa tersambung.
"Sebuah serangan baru saja dilancarkan oleh sebuah organisasi yang menamai diri mereka sebagai 'Kebijaksanaan Agung', beberapa korban selamat berhasil ditemukan. Akan tetapi korban yang hilang masih begitu banyak dan belum ada kejelasan."
Itulah penggalan berita dari penyiar di tv, Lee meraih telepon genggamnya dan menghubungi temannnya,
"..."
Tetapi tidak ada jawaban, yang ada hanyalah jawaban operator saja. Lantas dirinya meminta ijin pada atasannya untuk mengunjungi Tokyo, tetapi tetap saja Lee tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan.
Lee menghubungi rekannya, nama pertama yang terbesit di kepalanya adalah V. Sedangkan V di tempatnya sedang bersama R, dan Lee menelepon V.
"Hey V ..., sudahkah kalian mendengarkan berita tentang hancurnya kota Tokyo?"
"Hm, aku sudah mendengarnya... Ada apa?"
"Siapa pelakunya dan berapa kepastian jumlah korbannya?"
"Hm, jika kau bertanya tentang hal detail itu, silahkan bertanya pada K."
"Okay, sekarang posisimu dimana?"
"Aku bersama dengan R, ada apa?"
"Sekarang kita semua ke tempat K. Kalian berdua ikuti aku ke sana... Ada hal penting yang harus aku sampaikan! Kita akan mengadakan rapat darurat!"
"Baiklah!" Keduanya menjawab ajakan Lee.
Kemudian Lee berlari menuju ke kamarnya, istrinya hanya bisa terdiam melihat suaminya bersiap-siap. Karena baginya, hal seperti ini adalah lumrah. Kemudian ketika suaminya tengah berada di pintu keluar, Emily menghampiri suaminya.
"Sayang, kenapa ini sangat mendadak?"
"Tidak apa sayang, hanya saja kota yang ditinggali oleh Azfar sepertinya dalam bahaya. Maka dari itu, aku mengumpulkan anggotaku untuk rapat darurat."
"Hm, baiklah jika begitu. Jika ini berkenaan dengan Azfar, maka engkau bisa meninggalkan tempat ini tanpa rasa bersalah. Aku harap keselamatan menghampirimu, selalu."
"Iya, sayangku ..., kau juga demikian." Lee mencium kening istrinya. "Aku pamit, pergi dulu..."
"Hati-hati sayangku..." Emily mengelus perutnya dan juga memberikan senyum pada suaminya.
Sedangkan Lee berangkat begitu saja menuju ke kediaman K.
—||—
Kediaman K.
Sehari kemudian.
K sedang mengamati tentang beberapa informasi dan juga berita di televisi, dia membolak-balikkan beberapa lembar kertas yang dipegangnya sembari mengulangi rekaman pemberitaan tentang kejadian di Jepang. K memandang jika dalam laporan ini, dan juga berita terdapat sesuatu yang janggal. Sesuatu yang bahkan sulit untuk diterima oleh nalarnya. K tengah berpikir cukup lama, sampai akhirnya bunyi bell mengagetkannya dan menghentikan kegiatannya. Dirinya menghampiri arah dimana tombol itu di pencet.
K membuka pintunya dan dengan muka yang sedikit terkejut, dia melihat kedua temannya datang ke kediamannya.
"Halo, K.. kami kemari karena disuruh oleh L ..., apa kau diberitahu juga?"
"Tidak, kenapa kalian bisa berduaan?"
"Oh, tidak, tidak begitu ..., kami hanya kebetulan sedang bersama, hahaha..."
"Ayolah V, kau harusnya jujur dengan perasaanmu padanya ..., jangan buat dirinya merasa dipermainkan."
"Eh kenapa pembicaraannya menjadi pembicaraan seperti itu?"
"Eh-anu ..., bisakah kalian berhenti? Master sudah sampai di tempat."
"Eh...," V dan K terkejut...,
Kemudian mereka masuk ke kediaman K, sedangkan V membantu menyediakan minuman dan juga mempersiapkan segala hal untuk rapat darurat ini.
"Halo ..., nampaknya kalian tidak banyak berubah yah ..., oke baiklah, kita akan memulai rapat darurat kita."
"Baik ...,"
"Dalam beberapa waktu lalu, aku mendapatkan kabar yang cukup mengejutkan. Ada penyerangan brutal dari salah satu Fraksi Organisasi Gelap, —organisasi yang menyebut diri mereka sebagai Kebijaksanaan Agung. Mereka dengan mudahnya menyerang kota itu, bahkan sampai membuat kota itu seperti kota mati. Tetapi ada seseorang yang aku khawatirkan ..., dari kejadian tersebut..."
"Hm, siapakah orang itu master?" V bertanya karena tertarik dengan apa yang dibicarakan oleh Lee.
"Eh, kau belum tahu? Kota itu adalah tempat tinggal teman lama tuan kita, apakah kau tidak mendengarkan itu ketika kita ada di base pelatihan?"
"Eh ..., maafkan aku..."
"Sudah-sudah..., tidak apa, lagipula aku yakin jika dirinya masih hidup. Sekarang aku ingin bertanya pada kalian tentang berita ini, sudahkan diantara kalian yang mengetahuinya secara rinci?"
"..." V terdiam...
"..." R pun juga terdiam...
"Tunggu, apakah jika itu masih bersifat dugaan bisa diajukan disini?"
"Tentu saja ..., itu diperbolehkan, karena itu termasuk dalam dugaan kita. Lagipula, aku memiliki kuasa atas pergerakan kalian. Jangan lupakan juga, jika kalian tidak terikat dengan atasanku."
"Hm ..., baiklah. Jadi menurut analisisku, ada semacam ketidakcocokan antara laporan yang aku terima dengan berita yang ditunjukkan ke publik, serta ada kejanggalan."
"Apakah kejanggalan itu, K tunjukkan padaku."
"Dalam laporan menyebutkan jika modus utama penyerangan adalah balas dendam kepada sebuah lembaga Agensi tak berlisensi beranama Sewanin, tetapi dalam pemberitaan disebutkan jika itu adalah bentuk daripada Perlawanan terhadap Sewanin karena mempermainkan kebijaksanaan."
"Hm, kenapa begitu terbalik? Tunggu kau bilang Sewanin?"
"Iya tuan, Sewanin..."
"Apa salah satu dari kalian tahu tentang mereka, selain diriku?"
"Aku? Tidak tuan..." R menjawabnya.
"..." V hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Aku mendapatkannya, dari beberapa informasi yang ada ..., mereka adalah agensi non pemerintah yang menghabisi para pengguna kemampuan yang liar dan juga membuat kekacauan diluar 3 fraksi organisasi gelap. Mereka sejauh ini bergerak tanpa diketahui oleh polisi ataupun pemerintah, akan tetapi kemampuan mereka cukup mengesankan. Karena seluruh anggota mereka dapat menggunakan kemampuan yang diluar rata-rata, selain itu ada 2 orang anggota yang tidak bisa dilacak kemampuan dan juga keahliannya." K memberikan keterangan yang dirinya dapatkan sembari menyerahkan beberapa lembarr berisikan anggota Sewanin.
"Hm ..., kelompok yang sangat ideal untuk melawan 3 fraksi organisasi gelap. Bahkan mereka bisa melenyapkan sebuah negara dalam waktu singkat, jika dilengkapi dengan kekuatan seperti itu." Lee merasa kagum, sembari membolak-balikkan kertas yang diserahkan oleh K.
"Tuan, kenapa memangnya dengan anggota Sewanin?"
"Iya, dari yang aku lihat, nampaknya anda pernah mendengar nama ini."
"Tidak pernah lagi, aku hanya sekali menyerahkan urusan temanku pada mereka. Bahkan sampai saat ini ..., aku tidak pernah bisa menghubunginya lagi. Serta semuanya ini terjadi begitu cepat, bahkan setelah kejadian di Mesir itu ..., tunggu, apa kita melewatkan penyelidikan kita tentang kelompok yang menyerang kita?"
"Oh, tidak tuanku. Aku sudah mencari tahu tentang mereka, mereka adalah "Kebijaksanaan Putih'. Menurut perkiraanku tentang mereka, mereka adalah pelaksana daripada program kerja 3 fraksi. Sementara itu, dari yang aku lihat fraksi ketiga mereka ..., 'Organisasi Putih' telah dilenyapkan oleh seseorang dari Sewanin. "
"Eh..., sendirian!? Sungguh...!!"
"Benar tuanku, salah satu anggota mereka telah mengalahkannya. Meskipun telah menghancurkan sebagian bangunan dan juga ada insiden pembantaian sebelumnya. Tetapi dari statistik yang aku dapatkan, orang dari Sewanin itu memiliki kemampuan ..., kemampuan yang tidak dimiliki oleh orang-orang seperti kita. Kemampuannya malah jauh bisa dikatakan sebagai kutukan, atau bisa juga dikatakan sebagai anugerah. Dirinya benar-benar terlahir untuk menyelesaikan masalah, tetapi itu tidak begitu bisa diterima oleh mereka 3 fraksi organisasi gelap. Semestinya juga atasan anda dan PBB juga harusnya sudah mengetahui hal ini. Karena kemampuannya jauh berada di tingkatan kita, dirinya adalah seorang raja untuk para pengguna kemampuan."
"Hm..., orang seberbahaya itu ada di pihak Sewanin?"
"Iya tuanku, itu adalah fakta yang disembunyikan oleh atasan pada anda. Itu bisa dikarenakan atasan mengetahui identitas sebenarnya dari orang itu."
"Hm, itu menjadi masuk akal..., oleh karena itu kita diliburkan. Bukankah ini jadi agak rumit?" R sedikit mengeluh.
"Iya, mungkin bisa jadi seperti itu. Jadi tuanku, apa yang akan anda lakukan saat ini? Tetap berlibur seperti yang atasan inginkan, atau mulai bekerja dibalik bayang-bayang."
"Baiklah, jika informasi ini tidak salah ..., maka aku harus mencari informasi kepada pihak lain. Berdasarkan fakta-fakta yang kita dapat, atasan tidak bisa dipercaya."
"Sekarang, waktunya kita mencari sumber informasi yang bisa dipercaya."
"Kemana tuanku?"
"Tentu saja, kita akan ke Jerman."
"Jerman...??"
"K, siapkan tiket. Kita akan mengunjungi salah satu temanku."
"Baik tuan."
—||—
'Sebuah cerita, tak akan menarik jika tidak bisa memenuhi harapan. Bahkan untuk diriku saat ini pun, hanya bisa menikmati cerita dari ketiga bidakku yang sangat menawan. Lantas apakah cerita ini dapat berakhir disini? Tentu saja tidak. Mereka akan berlanjut, melanjutkan cerita ini sampai ke titik yang tidak bisa aku pastikan sendiri.
Oh, diriku hampir melupakannya. Cerita yang menarik tentu saja, cerita yang akhirnya tak mampu untuk ditebak. Nah, sekarang apa yang akan kalian bertiga pilih sebagai seseorang yang mewarisi dari ketiga mimpi dan ketiga kekuatan.'
"tok..., tok...,"
"Permisi tuan, makan malam anda sudah siap."
"Baiklah, aku akan segera pergi kesana."
"Baik tuan, saya undur diri."
"..." terdiam sejenak, "Nah, bagaimana kelanjutan mereka? Nantikan saja kelanjutannya..."