Anggap saja Alfred menjadi bodoh dan tidak bisa berpikir dengan jernih, karena saat hujan masih turun dengan sangat deras. Pria itu masih saja menunggu didepan pintu gerbang, tidak mempedulikan kondisinya sendiri. Padahal sekujur tubuhnya sudah menjadi basah, dan Alfred sudah merasakan hawa dingin yang mulai menusuk dan menembus kulitnya.
Saat itu Alfred berpikir bahwa bukan saatnya, bagi dia untuk mundur. Saat ini yang ia pikirkan adalah bagaimana caranya agar bisa bertemu, dan meyakinkan kalau seorang wanita yang sudah membuatnya penasaran, adalah istri yang paling ia sayangi dan ia cari-cari selama ini.
"Mungkin aku akan menjadi pria terbodoh, dan akan mati dengan cara yang mengenaskan." Ucap Alfred mendongakkan wajahnya, membiarkan banyak tetesan air hujan membasahi wajahnya. Setelahnya ia memejamkan matanya, berusaha untuk menikmati rasa dingin yang mulai menguasai tubuhnya.