Dengan langkah menggontai dan lelah, akhirnya Ella bisa berada didepan pintu kamarnya sendiri.
Ella masih menekan dan memijit pelan punggung lehernya, seraya ia memutar gagang pintunya dengan gerakan melambat.
Rasa sakit di kepalanya sudah tidak terlalu ia rasakan, ia hanya ingin meminum obat yang diberikan oleh Dokter Paul saat ini. Setelahnya ia bisa bebas tidur dengan nyenyak.
"Deg.."
Ella melihat kamarnya sudah menjadi gelap gulita, ia sedikit terbingung karena seharusnya lampu kamarnya menyala.
Bahkan Ella juga sadar kalau tirai jendelanya tertutup dengan rapat, tidak ada cahaya yang masuk, kecuali cahaya yang berasal dari balik pintu tempat ia berdiri saat ini.
Biasanya Ella akan membuka separuh tirai jendelanya, karena akan sangat indah menikmati pemandangan malam yang berhiaskan rembulan yang terang.