"Hei, ngomong-ngomong, Joshua itu adikmu, kan?" tanya Arvin pada Jhana.
"Ya, aku sudah menceritakannya padamu, kan?" jawab Jhana.
"Ok, aku hanya ingin memastikannya saja sekali lagi."
"Memastikannya lagi?"
"Lupakan."
"Kau cukup dekat dengannya?"
"Tidak."
"Benar-benar tidak, ya?"
"Harus kujawab?"
"Tidak usah, aku sudah bisa menebaknya dari jawabanmu tadi."
"Kau tersinggung?"
"Tentu saja tidak, aku memahami situasi di antara kalian berdua, tapi akan sangat membahagiakan bagiku jika melihat kalian menjadi akrab, karena kalian berdua adalah adikku."
Arvin lalu terdiam.
"Maafkan dia jika ada tindakan atau perkataannya yang pernah menyakiti hatimu," ucap Jhana.
"Tidak, dia adalah orang yang sangat baik, dia tidak pernah menyakitiku sama sekali, justru kurasa akulah yang selalu menyakiti perasaannya, aku selalu bersikap tidak ramah padanya, bahkan sejak pertama kali kami kenal," kata Arvin.