Setelah berjalan cukup jauh ke dalam hutan, Jhana berhenti, ia mulai berpikir kalau sepertinya apa yang dicarinya tidak berada lurus di depan, jadi dirinya pun mulai memikirkan, sebaiknya ia belok ke kanan atau ke kiri, karena kebetulan juga ia sedang di hadapkan oleh pertigaan.
"Kenapa kau masih merasa baik-baik saja berbicara denganku setelah apa yang terjadi di malam pernikahan Isa dan Dina?" tanya Ny. Zemira tiba-tiba.
"Huh?" Jhana terkejut sekaligus bingung mendengar pertanyaan tersebut. "Apa maksud Ibu?" sambungnya.
"Kulihat malam itu tidak membebanimu sama sekali, kau terlihat seperti tidak pernah melalui malam itu di hidupmu," ucap Ny. Zemira.
"Maksud Ibu, seharusnya aku merasa kaku begitu? Tidak ingin berbicara dengan Ibu?"
"Kurang lebih begitu."
"Itu artinya Ibu merasa begitu?"
"Kenapa kau malah bertanya balik?"