Ny. Zemira, Bunga dan Tamara keluar dari kamar Tn. Farzin dan Ny. Zemira dengan hasil nihil. Surat-surat itu benar-benar hilang, pikir Ny. Zemira. Badannya menjadi lemas dan kepalanya mendadak pusing karena terlalu memikirkan hal ini.
Surat-surat itu sangat berharga, Ny. Zemira tidak akan pernah tenang jika ia tidak melihat surat-surat itu lagi.
"Ibu, jangan terlalu dipikirkan, badan ibu mulai lemas, nanti kalau terus dipikirkan ibu akan stress dan sakit. Kita akan terus mencarinya, beristirahatlah dulu dan jangan pikirkan soal surat-surat itu," ucap Bunga, ketiganya sedang berada di ruang tamu sekarang.
"Baiklah," ujar Ny. Zemira sembari mengelus-elus jidatnya.
"Ibu mau teh?"
"Boleh."
"Bibi Tamara?"
"Aku juga mau, hitung-hitung untuk menemani ibumu."
"Baiklah." Bunga lantas pergi ke dapur, dan di sana ia tidak mendapati siapapun.