Chereads / Me And My Teacher Relationship?! / Chapter 60 - Perpisahan Sementara

Chapter 60 - Perpisahan Sementara

(POV KAZUTO)

Hari ini Madoka akan pulang ke Shirakawa. Dia berangkat pagi-pagi karena kalau berangkat siang katanya aku bakal bolos sekolah.

"Kaname, mau sampai kapan kita berdua seperti ini?".

"Selama yang kita bisa."

Kami berdua saling menyenderkan bahu dan berpegangan tangan. Aku tidak akan bertemu Madoka lagi selama 2 bulan karena itu aku ingin menyentuhnya dan memegang tangannya selama yang aku bisa.

"Mungkin aku akan jadi pendiam setelah kamu pergi Madoka."

"Dasar. Kaname, kamu harus bahagia walaupun aku tidak bersamamu."

Kata-kata sedikit membuat hatiku sakit. "Jangan berkata seperti itu! Kata-kata mu kayak kita akan berpisah selamanya!!".

Lalu kereta pun tiba dan Madoka pun langsung berdiri. "Kalau gitu aku berangkat dulu ya."

Aku ikut berdiri. "Jangan main dibelakang ku ya Madoka."

Madoka mencubit pipi kananku. "Seharusnya aku yang bilang begitu!".

Aku memegang tangannya yang mencubit pipiku lalu aku menariknya, mengangkat dagunya dan mencium nya.

Ini pertama kalinya aku menciumnya, menang sengaja kulakukan biar ada kesan romantisnya.

"Mho… kenapa sekarang coba?".

"Biar romantis—".

Madoka melingkarkan tangannya ke leherku lalu menciumku. Selain itu, dia melingkarkan tangannya karena ingin memakaikan sebuah syal.

"Pakai terus ya."

Aku memegang syal yang diberikan Madoka dan aku sudah langsung tau kalau syal ini rajutan tangannya.

"Pasti!".

Setelah itu Madoka masuk ke dalam kereta dan tak lama setelah dia masuk, kereta pun berjalan dengan cepat. Dua bulan lagi, setelah itu dia akan selalu bersamaku.

Aku melihat jam tangan yang sudah menunjukkan pukul 8 pagi.

"Sebentar lagi aku akan terlambat…."

———

Setelah mengantarkan Madoka, aku langsung bergegas pergi ke sekolah. Aku tidak ingin dimarahi oleh Madoka jika aku ketahuan terlambat.

Ayah akan melaporkan kegiatan ku selama dua bulan ini kepada Madoka, karena itu aku harus berhati-hati.

Pokonya sejak aku kerumah kakek dan aku meninggalkan Madoka sendirian bersama ayah, ibu, dan kak Taiga, Madoka jadi sangat akrab dengan mereka bertiga. Apalagi dengan ayah, aku belum pernah melihat ayah yang bisa patuh dan tertawa santai kepada orang lain kecuali keluarganya.

Madoka juga memberitahukan kepadaku kalau dia kencan dengan ayah waktu itu. Mulai hari itu sampai sekarang, aku menetapkan ayahku sebagai ancaman dan sewaktu-waktu bisa kuanggap sebagai rivalku.

"Senpai! Selamat pagi! Dan lama tidak berjumpa!".

Aku sedang menuju kelas dan ada seseorang yang menyapaku. "Ah! Aoyama! Lama tidak bertemu."

"Senpai… akhirnya Senpai kembali. Aku sempat khawatir Senpai gak balik-balik."

Aku tertawa kecil lalu memegang kepala Aoyama. "Aku cuman menenangkan diriku. Ngomong-ngomong Aoyama, tinggimu masih sama seperti dua bulan lalu ya?".

Aoyama langsung cemberut dan membalikkan badannya. "Maaf saja tinggi ku tidak naik-naik!".

"Maaf! Maaf! Aku senang bisa mengobrol lagi bersamamu."

Aoyama membalikkan badannya lagi dan tersenyum kepadaku. "Aku juga senang bisa mengobrol dengan Senpai lagi."

Aoyama mengeluarkan sebuah pamflet dari tasnya lalu memberikannya kepadaku. "Senpai, gimana kita makan kue disini? Aku traktir! Anggap saja ini hadiah kamu kembali lagi."

Aku melihat pamflet itu dan semua gambarnya adalah kue-kue yang kelihatannya enak. Kalau Madoka belum pulang, aku akan mengajaknya makan kue disini.

"Baiklah. Kamu traktir kan?".

"Iya! Aku juga mengundang kakak, Kotone-Senpai, Mamoru-Senpai, dan Rize-Senpai."

Aku terkejut mendengar nama Kotone disebut oleh Aoyama. "Ke-Kenapa Kotone?".

"Kenapa? Kotone-Senpai telah membantu aku mempertahankan klub sosial saat Senpai menghilang."

"Mempertahankan klub sosial?".

"Iya. Waktu… itu kan ada masalah dan klub sosial juga kena imbasnya. Dan Kotone-Senpai terus bilang kalau klub sosial sebenarnya klub perpustakaan dan jika klub perpustakaan dibubarkan maka perpustakaan akan terbengkalai."

Ahhh… Aoyama menerima dampak masalahku. Disaat aku kabur, Aoyama sedang mempertahankan tempat paling yang dia suka sendirian.

"Kalau begitu aku harus berterima kasih kepada Kotone juga.…"

Aku memegang lagi kepala Aoyama. "Sore ini ya setelah pulang sekolah. Aku yang mentraktir, ini ucapan terima kasih kepada Aoyama yang telah mempertahankan klub kesayangan kita sendirian."

"Beneran?! Yeah! Uang kerja sambilan ku selamat!".

Kukira dia senang karena kata-kata ku yang lumayan menyentuh, ternyata dia senang karena tidak jadi mentraktirku.

———

Sorenya, aku dan yang lain sudah didepan toko kue yang ada dipamflet. Nama toko kue itu Glück, artinya kebahagiaan dalam bahasa Jerman.

"Ngapain disini lama-lama?! Ayo masuk!".

Mamoru mendorong kami semua masuk ke dalam toko kue.

Saat masuk kami melihat dinding, lantai, bahkan pegawainya bertema kue. Sungguh tempat yang diperuntukkan bagi pencinta kue.

Aoyama sudah menggoyangkan pinggulnya seperti anjing yang bahagia.

Salah satu pelayan toko ini menghampiri kami dan aku langsung meminta sebuah ruangan khusus yang kedap suara agar kami bisa mengobrol tanpa membuat orang terganggu. Apalagi ada Urukawa Kotone yang berisik sekali dan selalu mengajakku ribut setiap saat.

"Serius nih Kazuto, kamu memesan ruangan khusus ini?".

"Sekali-kali buang-buang uang. Lagian ini juga bukan uang orang tuaku."

Uang hasil bekerja di penginapan masih ada, bahkan dengan uang hasil kerja kerasku ini bisa membayar tagihan sewa apartemen mewah selama 5 bulan.

"Pesan yang kalian suka!".

"Yee!," Sorak semuanya.

"Tapi ingat, kalori."

"KAMI MAH AMAN!," Ucap Mamoru dan Masato bersama-sama.

Sedangkan yang perempuan hanya terdiam dan memilih hati-hati kue yang ada di menu. Aku sengaja berkata seperti itu karena mereka bisa saja memesan kue-kue yang mahal.

Walaupun uangku masih banyak tapi tetap saja ingin kusisakan agar bisa kencan sama Madoka nanti

"K-Kazuto… bolehkah aku bertanya?," Tiba-tiba Kotone duduk di sebelahku yang sebelumnya disebelah ku adalah Rize.

"Apa?".

"Apa kamu masih berhubungan dengan Yuuki-Sensei?".

Semuanya yang tadi asik memilih kue yang ingin mereka pesan langsung melihat kearah ku.

"Kami berdua sudah selesai."

Mamoru dan Rize tertawa mendengar ucapan ku. Aku tidak tahu maksud tawa mereka tapi tawa mereka selalu saja membuatku kesal.

"Tapi... Kamu masih ada perasaan sama Yuuki-Sensei?"

"Tidak ada lagi."

Wajah Kotone yang tadi tegang langsung menjadi lega saat mendengar ucapan ku yang terakhir.

"Ada apa! Kok kelihatan lega banget?".

"Heh?! Lega?! Apa ya maksudmu?!".

Ini orang gak berubah dari dulu. Sudahlah, daripada nanti dia teriak-teriak kepadaku lebih baik aku memanggil pelayan dan menyebutkan pesanan kami semua.

Mamoru dan Masato memesan hampir semua kue rasa coklat, Rize dan Aoyama memesan shortcake, dan Kotone memesan rainbow cake dengan milk shake. Sedangkan aku memesan starwberry daifuku.

"Yang traktir malah pesan yang paling murah," ucap Mamoru dengan nada menghina.

"Biarin! Ini adalah kesukaan Madoka."

Apapun yang disukai Madoka aku juga menyukainya. Memang terdengar mengerikan dan menjijikan tapi terserahku kan? Lagian Madoka juga sama sepertiku.

"Madoka?," Tanya Kotone melihat kearahku.

"Ah dia pacarku, musim semi nanti dia akan pindah ke sekolah kita."

Buat apa juga menyembunyikan Madoka, kalau bisa aku tunjukan kepada satu dunia kalau Madoka adalah wanita yang paling kusayang dan kucinta. Jika ada yang berani mendekatinya maka berhadapan denganku.

"Heh?!!!! Senpai sudah punya pacar lagi?!!!," Teriak Aoyama.

"Woah! Kekagetan mu membuatku kaget Aoyama! Iya, dia orang yang menolongku saat aku benar-benar terpuruk. Kalau dia sudah pindah nanti akan kuperkenalkan dengan kamu Aoyama."

Aoyama tersenyum. "Berarti senpai benar-benar bertemu dengan orang yang bisa menemani senpai sepenuhnya?".

"Iya, aku yakin Madoka akan menemaniku selamanya."

Setelah itu pesanan kami sampai semua dan kami semua melahap dengan bahagia. Mamoru dan Masato seperti orang kesetanan saat makan kue coklat, Rize dan Aoyama menyantap kue mereka dengan perlahan, sedangkan Kotone… entah kenapa dia langsung murung dan jadi pendiam. Ada apa gerangan dengannya? Ah sudahlah lebih baik aku menikmati daifuku ini.

….

Akhir pekan, aku akan menyelesaikan dengan benar.