Ruang guru, dinding putih berangsur-angsur, sedikit-sedikit berubah beralih warna, menjadi tulang, abu-abu dan hitan. Warna kelam dan gelap itu terlihat dalam bayangan kedua mata merah Titan dan Gandi.
Teriknya matahari siang itu membawa hawa panas di ruang yang sebenarnya ber-AC. Namun kedua tubuh dua cowok bandel itu terasa panas terbakar. Nampaknya matahari tak mau lagi berkompromi, apalagu bersahabat dengan mereka, ikut menghukum atas kelakuan miring kedua sahabat itu.
Pak Tigor nampak marah, wajahnya sangat sangar. Lelaki gempal berusia 45 tahun itu begitu gusar berjalan hilir mudik di belakang dan samping dua muridnya yang paling terkenal ngetop dan nakal jadi troublemaker di sekolah.
Titan dan Gandi, acting, merunduk, cari aman.
"bah, mau jadi apa negeri ini kalo anak mudanya macam kalian?" kata pak Tigor
Cruuuutttt!
Air ludah pak Tigor menyemprot keluar, mengenai wajah kesal Titan.
"Kalian biang kerok nggak ada kapok! Jujur pada saya!"
Cruuutttttt!
Titan mengelap wajahnya sambil berkata "Nyemprot nih pak!"
"Apa kau bilang? hah? nyemprot-nyemprot! kalian memang pantas disemprot air! biar otak kaliab dicuci bersih! piktor-piktor! apa yang ada di otak kalian saat muncul ide bawa kaca ke kelas hah? main spionase untuk CD cewek! porno dilarang keras di sekolah ini!"
Titan langsung ngeles dengan kalimat menuduh Pak Tigor "Sumpah pak Kaca spion itu kami temukan di dalam kelas."
"Bah kenapa harus kalian pasang di bawah kaki di kelas? biat apa hah? biar kelihatan apanya? buang jauh pikiran kotor kalian itu pelecehan namanya!"
"benar pak!" sela Gandi
"hah?"
Titan menimpali, cari aman "eh maksidnya benar bahwa kami tidak sengaja!"
"malu saya sebagai guru wali yang bodoh!"
"bodoh maksudnya?" Gandi dengan polos menjawab.
"bah saya malu , malu sekali"
"malu kenapa pak?" sahut Gandi lagi
"kenapa kenapa bodoh kali kau Gandi"
"oh, saya pak?"
"diem bodoh" titan menyenggol lengan Gandi.
"ya diam kamu! saya malu! tidak bisa membimbing kalian dengan baik. Mau ditaruh mana muka saya ke bu Neti guru BP baru itu? belum saty semestar dia pindah kesini data anak yanggditanganu hanya kalian!"
"oh"
Titan menganggukkan kepala karena dia tahu Pak Tigor yang bujang lapuk sedang pedekate dengan bu guru muda yang lumayan cantik dan ramah itu.
"besok orang tua kalian harus datang temui saya "
"wah pak kan mereka sudah temui bu Nety besok." titan membela diri.
"jangan bantah saya" kemudian pak Tigor mengambil dua lembar kertas dan memberikan kepada Titan dan Gandi.
"pasang di dada kalian, dan berdiri di lapangan hingga jam pulang. Cepat!"
Dengan kesal dan terpaksa akhirnya mereka menerima hukuman tersebut. Dengan tatapan beraneka ragam dari kelas mereka jadi tontonan menyenangkan bagi yang lain.