"Saya serius mengatakannya!" seru gadis itu mebalas tatapan Dika dengan tatapan serius. Yang semula gadis itu terlihat ketakutan pun menjadi berani, sepertinya Mira sudah tahu apa yang harus ia lakukan. Dika memicingkan matanya, ekspresi gadis tersebut berubah menjadi percaya diri.
"Saya mengatakan ini bukan untuk ikut campur dalam urusan Pak Dika," lanjut gadis itu sedikit kesal.
"Tapi saya mengatakan hal ini sebagai Asisten pribadi Pak Dika. Saya merasa saya berkak melakukannya."
"Pak Dika, kalau pertemuan itu memang penting seharusnya Pak Dika datang di pertemuan itu nanti siang."
"Kan sudah saya bilang, pertemuan nanti siang itu tidak penting," kata Dika kembali menyantap makanannya dengan tenang.