"Sarah..., kamu bisa berdiri kan, sekarang? Aku punya kejutan lho, untukmu..." kata Wiradhi sambil menunjuk dinding cermin yang ada di depan mereka.
Cermin yang telah menjadi saksi bisu terenggutnya keperawanan Sarah hingga puncak klimaks kenikmatan seksualnya bersama dengan sang lelaki beberapa saat yang lalu.
"Eh, kejutan? Kejutan seperti apa...?"
Tubuh bugil Sarah yang masih tidak tertutup oleh sehelai benang pun perlahan bangkit dari pelukan Wiradhi.
Kedua tangannya yang masih bertumpu pada dada sang lelaki menekan dengan lembut sembari tubuh indah sang gadis perlahan bangkit dan merangkak di atas tubuh sang pria.
"Dinding itu bisa di geser ke samping. Coba deh kamu ke sana dan geser dinding cermin itu ke kanan."
Sarah menatap mata Wiradhi dengan penuh rasa ingin tahu, sebelum dengan lunglai merangkak dengan tangan dan kakinya ke arah cermin.
Wiradhi yang bangkit dari posisinya segera terduduk dan dari belakang memandangi kedua belah pantat bohay Sarah yang megal – megol berayun ke kiri dan ke kanan saat sang wanita dengan sedikit terhuyung – huyung merangkak meninggalkan dirinya.
Wiradhi begitu menikmati pemandangan yang disuguhkan di hadapannya ketika tubuh bugil sang wanita yang terlihat begitu segar menggoda karena masih bersimbah keringat dengan susah payah bersandar di dinding dan mencoba berdiri.
Setiap lekukan indah di punggungnya yang melengkung bagaikan busur dipadu dengan kedua belah paha dan kakinya yang jenjang bagaikan model papan atas itu sungguh benar – benar menguji batas kesabaran Wiradhi yang dengan teramat sangat ingin menerkam tubuh indah Sarah yang sedang berdiri telanjang bulat menghadap ke cermin sambil membelakangi dirinya tersebut.
Sarah pun dapat melihat dengan jelas melalui cermin yang ada di hadapan dirinya, bagaimana Wiradhi memberikan tatapan yang penuh akan hasrat nafsu berkobar – kobar di belakang tubuhnya yang sedang bugil tersebut.
Tatapan mata Wiradhi pun membuat tubuhnya juga perlahan memanas akibat terbakar api nafsu yang seolah – olah telah menjalar dari tatapan mata Wiradhi dan berkobar membara melahap sekujur badan sang wanita.
Namun Sarah dengan tangan kanannya yang gemetar menahan hasrat nafsu birahinya yang perlahan kembali tumbuh dan mekar di dalam hatinya berusaha menahan dirinya dan menepis perasaan hangat yang telah menyebar ke seluruh tubuhnya tersebut.
Rasa penasarannya membuatnya ingin tahu kejutan macam apakah yang telah disiapkan oleh Wiradhi di balik cermin tersebut.
Dengan perlahan, digesernya dinding cermin tersebut dengan hati – hati, jantungnya berdegup kencang penuh rasa penasaran dan ingin tahu.
Hingga akhirnya, dinding cermin itu telah terbuka dengan lebar dan menyibakkan pemandangan macam apa yang tersembunyi di baliknya....
Sebuah pemandangan yang tak akan terlupakan oleh Sarah seumur hidupnya.
Sarah terkesiap oleh apa yang ada di depan matanya.
Matanya terbelalak seolah ingin meloncat keluar dari lubangnya.
Kedua tangannya terangkat ke atas menutup mulutnya yang terbuka dengan lebar penuh rasa tidak percaya.
Kedua lututnya langsung terasa lemas.
Tidak sanggup lagi menahan tubuhnya, maka Sarah pun langsung jatuh bersimpuh di atas lantai.
Ditatapinya pemandangan laknat yang terhampar di hadapannya sambil terdiam beberapa saat, sebelum dia menolehkan kepalanya menghadap ke arah Wiradhi dan memelototi sang lelaki dengan matanya yang merah besar berlinang air mata.
Teriakan yang keluar dari mulut sang wanita menggelegar bagaikan gemuruh kesengsaraan guntur di tengah tribulasi surgawi.
"WIRAAAADHIIIII!!!!! DASAR BAJINGAN KAU!!!!"
"Bwa ha ha ha ha ha ha sudah !!!!!! Bagaimana kejutan yang aku siapkan untukmu, Sarah? Hebat kan!? Wa ha ha ha ha !!!!"
Tawa Wiradhi yang penuh kepuasan karena telah kembali berhasil memporak – porandakan isi hati dan pikiran sang siswi unggulan yang sebelumnya selalu menikmati bagaimana rasanya berada di puncak terdengar tak kalah semangatnya dari teriakan Sarah.
Sarah yang hatinya hancur melihat apa yang ada di balik cermin itu kembali berbalik melihat apa yang ada di sana sambil tertunduk dan menangis tersedu – sedu.
"Lydia.... Kenapa semuanya jadi begini.... Apa salahku....?"
Yap. Yang ada di balik dinding cermin itu tidak lain dan tidak bukan adalah Lydia Systina, kekasih hati dan pasangan lesbian kesayangan Amelia Sarah.
Sarah menatap kembali pemandangan laknat yang terhampar di hadapan matanya yang masih berlinang penuh air mata kesedihan yang mendalam.
Dilihatnya sang wanita kekasih hatinya itu sedang terikat kuat menempel ke dinding tembok ruangan bawah tanah, dengan kedua tangan dan kakinya terikat kencang oleh empat borgol besar berlapis kulit yang terpasang dengan kuat di dinding tembok beton.
Tubuh indah sang kekasih pujaan hatinya tersebut sedang berada dalam kondisi yang sama dengan dirinya, telanjang bulat tanpa sehelai benang pun menutupi badannya.
Kedua tangan dan kakinya yang terkekang borgol merentang hingga tubuhnya membentuk huruf X menempel di dinding.
Kedua mata sang gadis pujaan hati Sarah yang dulunya seindah berlian murni tersebut kini telah menunjukkan tatapan kosong seolah jiwanya sudah tidak ada lagi di dunia ini, melayang ke negeri antah - berantah.
Mulut sang gadis yang terbuka lebar ditutup oleh gag ball dan restraint yang pas menutup seluruh bagian mulutnya sambil tetap menjaga rongga oral sang gadis terbuka lebar hingga air liurnya telah basah membanjiri pipi dan dadanya hingga menetes jatuh ke lantai dari ujung puting susunya yang terlihat jelas telah begitu mengeras seperti telah mengkristal ditempa dalam kenikmatan duniawi.
Sementara selangkangan sang gadis yang telah terbuka lebar telah begitu basah membanjir, membuktikan bahwa sang gadis pujaan hati Sarah tersebut pun telah dibuat mengalami puncak kenikmatan seksual yang luar biasa tak kalah dari apa yang sudah dialami oleh Sarah beberapa saat yang lalu.
Hal ini dapat dilihat dengan jelas dari bekas – bekas cipratan air yang keluar dari tengah – tengah selangkangan.
Walaupun telah mengering, namun dari bekas – bekas noda yang tersisa, dapat terlihat dengan sangat jelas bahwa sang gadis kekasih hati Sarah itu telah dibuat muncrat dengan begitu dahsyat hingga air yang keluar dari pancuran di tengah – tengah selangkangannya yang terbuka dengan liar telah tersebar menyebar membasahi seluruh tembok dan lantai yang ada di bawah dan di hadapan sang gadis yang sedang terkekang menempel di dinding.
Bahkan Sarah sendiri pun dapat melihat dengan jelas bekas cipratan air di lantai yang berada tepat di depan dinding cermin yang telah digeser di hadapan dirinya.
Padahal Sarah berada hampir dua meter jaraknya dari sang gadis pujaan hatinya yang kini sedang diikat di dinding.
Tapi dirinya masih dapat melihat dengan jelas bekas – bekas cipratan air yang jumlahnya sama sekali tidak bisa dibilang sedikit yang masih tersisa membekas di hadapannya.
Sedahsyat apa kah kenikmatan seksual yang telah diraih oleh gadis pujaan hatinya tersebut hingga dia sanggup muncrat dari tengah – tengah selangkangannya hingga menyebar sejauh dua meter, dan dengan volume yang juga tidak sedikit?
Memikirkannya saja Sarah sudah dibuat merinding hingga hampir gila....
Apa saja kah yang telah dilakukan oleh sang lelaki yang baru saja memperkosa dan merenggut keperawanannya kepada gadis polos sang pujaan hatinya ini?
...
Para Pembaca yang Budiman, saksikan lah klimaks dari Volume ini di chapter berikutnya!
Dalam Lebih dari Seribu Lima Ratus Kata.
Chapter Terpanjang di Volume ini!
(^_~)b
Stay tuned and see you later, minna~!
(^0^)/"
...