"Wiradhi.... Kenapa....? Padahal kamu kan sudah janji...? Apa... Apa yang sudah kamu lakukan padanya?"
Sambil menahan air matanya yang berlinang karena melihat kondisi sang gadis kekasih hatinya yang kini dengan mengenaskan terikat telanjang bulat di tembok dan kehilangan kesadarannya, Sarah bertanya pada Wiradhi dengan nada yang terputus – putus.
"Eh? Janji apa? Aku cuma janji gak bakal nyebarin foto saja kan? (kalau di antara para pembaca juga ada yang gak percaya, coba aja kalian baca ulang lagi deh dari chapter paling awal di volume ini). Kamunya saja yang berasumsi sendiri kalau aku gak bakalan menyentuh wanita kekasih hatimu itu. He he he he."
"Tidakkk.... Ini...."
Sarah tak sanggup berkata apa – apa lagi dan menangis sejadi – jadinya di hadapan Wiradhi.
Wiradhi pun lalu menghampiri Sarah yang sedang menangis sambil meringkuk di atas lantai yang dingin.
Dengan lembut dibelainya rambut panjang sang wanita yang baru saja kehilangan keperawanannya itu dengan tangan kanannya sambil menyodorkan tangan kirinya ke hadapan Sarah sambil bertanya dengan nada penuh misteri.
"Lagian..., Kenapa kamu pikir aku yang berbuat macam – macam padanya, hm?"
"Eh? Ah? Apa maksudmu?" Sarah yang tidak mengerti maksud pertanyaan Wiradhi menghentikan isak tangisnya dan dengan penuh tanda tanya kini mengangkat kepalanya ke atas untuk menatap mata Wiradhi dengan kedua matanya yang masih basah berlinang air mata.
Wiradhi menyeka air mata yang telah membasahi pipi Sarah dengan tangan kanannya sambil berkata kepadanya sembari menyodorkan tangan kirinya di depan muka Sarah.
"Lebih gampang kalau kamu liat sendiri. Kamu tahu apa yang ada di tanganku ini?"
Sarah mengalihkan pandangannya dari wajah Wiradhi ke telapak tangan sang lelaki yang kini terjulur di hadapannya.
Ditatapnya benda – benda kecil yang terikat menjadi satu dengan sebuah rantai bercincin yang berada di atas telapak tangan Wiradhi.
"Kunci?" Sarah bertanya balik kepada sang lelaki.
"Yap, kamu pasti bisa mikir ini kunci apa kan? Coba deh kamu sendiri yang pergi kesana dan melepaskan wanita pujaan hatimu itu dari kekangannya." Bujuk Wiradhi.
Sarah yang tiba – tiba merasakan secercah harapan dari pemberian sang lelaki dengan tangan tangannya yang masih gemetar mengambil empat buah kunci yang telah terangkai menjadi satu dari tangan Wiradhi.
Dengan tergopoh – gopoh, sang wanita pun memaksa tubuh lunglainya yang masih lemah sehabis diperkosa dan digoyang seharian oleh sang lelaki untuk sesegera mungkin menghampiri kekasih hatinya yang sedang terikat tak sadarkan diri di tembok.
Dengan penuh hati – hati, dibukanya borgol yang mengekang sang gadis pujaan hatinya itu.
Dimulai dari kedua kakinya yang terkulai di bawah, lalu dilanjutkan dengan kedua tangannya yang terentang ke atas menggantung tubuh bugilnya yang menempel dengan tembok.
* Brukkkkk...! *
Begitu tubuh lemah sang gadis itu terlepas dari kekangan yang mengikat tangan dan kakinya, tak ayal lagi maka dengan segera jatuhlah dia dari tembok tempat tubuh bugilnya terikat roboh ke arah lantai.
Sarah yang panik dengan segera mencoba menangkap tubuh sang gadis yang sedang tak sadarkan diri itu dan berusaha menahan tubuh lemah sang gadis kekasih hatinya agar tidak jatuh membentur lantai.
Namun apa daya tubuh Sarah juga masih lemah tak berdaya sehabis digempur oleh Wiradhi seharian.
Maka jatuhlah kedua orang wanita cantik yang sedang bertelanjang bulat itu roboh ke lantai.
Sarah memeluk tubuh Lydia sang kekasih hatinya itu dengan penuh cinta, direlakannya tubuhnya yang masih lemah tak berdaya itu untuk menjadi bantalan demi bisa melindungi pujaan hatinya itu dari kerasnya lantai.
* Snap! Snap! Snap *
"Oooohhh!!!! Ini benar – benar sebuah pemandangan yang indah! Dua orang wanita cantik dengan tubuh yang polos tanpa tertutup oleh sehelai benang pun saling bergumul mencari kehangatan di atas lantai yang dingin! Marvelous! Marvelous, Sarah, Lydia! Kalian berdua sungguh benar – benar luar biasa!"
Tanpa diduga, Wiradhi yang sedari tadi memperhatikan Sarah yang sedang berusaha membebaskan wanita kekasih hatinya itu kini telah mengambil smartphone miliknya dan dengan penuh antusias, sibuk mengabadikan pemandangan indah dari dua orang wanita cantik yang sedang berpelukan di atas lantai sambil bertelanjang bulat itu.
Sarah sudah tidak peduli lagi dengan tingkah Wiradhi.
Di matanya kini hanya ada Lydia, Lydia seorang.
Gadis polos kekasih hatinya kini sedang berada dalam pelukannya, telanjang bulat tanpa sehelai benang pun.
Sarah dengan penuh cinta menatap paras wajah cantik kekasihnya tersebut, matanya yang masih terpejam dan mulutnya yang terbuka sungguh sangat menggoda dirinya untuk menciumi sang gadis.
Apalagi ditambah dengan pemandangan indah dari tubuh gemulai milik sang gadis yang kini tidak terhalang oleh sehelai benang pun telah disuguhkan sepenuhnya di dalam pelukannya.
Wiradhi yang telah puas memotret kini menyimpan kembali smartphone dan kini menghampiri kedua orang wanita yang sedang berpelukan tersebut.
Tangannya mencoba meraih rambut Lydia, namun dengan kasar Sarah menepis tangan sang lelaki dan memeluk erat tubuh telanjang Lydia seolah ingin membawanya menjauh dari sang lelaki.
"Wiradhi... Sudah cukup kau permainkan tubuhku... jangan coba – coba kau sentuh Lydia ku yang masih polos!"
"Bwa ha ha ha ha ha ha ha...!!!! Lydia mu? A ha ha ha ha ha!"
Wiradhi tertawa terbahak – bahak mendengar perkataan Sarah.
Sarah mengernyitkan dahinya, merasa ada yang tidak beres dengan tawa Wiradhi.
Namun perhatian sang wanita sedang teralihkan ketika dia menyadari sebuah gerakan lembut yang berasal dari dalam rangkulannya.
"Ah, Lydia! Kamu sudah sadar?" Sarah dengan penuh rasa bahagia menatap mata kekasih hatinya yang perlahan – lahan mulai terbuka.
Lydia sang pujaan hati Sarah dengan perlahan membuka kedua kelopak matanya.
Ditatapnya wajah cantik Sarah yang sedang tersenyum dengan manis di hadapannya.
"Semuanya sudah selesai, Lydia.... Semuanya sudah selesai... Kamu tidak perlu menderita lagi..."
Sarah berbisik lembut di telinga Lydia, memeluk tubuh bugilnya semakin erat menempel dengan tubuh indahnya yang juga sama – sama telanjang bulat sambil mengelus – elus kepalanya dengan penuh cinta.
"Eh, Sarah? Apa maksudmu? Apa nya yang selesai? Apa maksudnya, aku menderita?"
Lydia menatap mata Sarah dalam – dalam.
Sarah terdiam mendengar pertanyaan balik yang keluar dari bibir Lydia.
Dilihatnya ekspresi Lydia yang sedang tersenyum padanya.
Tidak. Itu bukan lah sebuah senyuman yang manis.
Senyuman Lydia terlihat begitu licik bagaikan seekor rubah tua, atau mungkin seperti ular yang sedang bersiasat.
Senyum Sarah pun dibuat membeku melihat senyuman Lydia.
Tangannya yang sedari tadi mengelus – elus rambut Lydia kini terhenti.
Sarah dengan setengah tidak percaya menatap baik – baik paras wajah cantik milik kekasih hatinya itu kini.
Wajah Lydia yang biasanya terlihat begitu polos bagaikan seorang bayi yang masih suci tanpa dosa itu kini memperlihatkan ekspresi yang begitu nakal dan mesum.
Sangat mirip dengan ekspresi wajah Sarah yang terpantul di cermin saat dirinya sedang diperkosa dan seluruh tubuhnya dipermainkan oleh Wiradhi.
Sebuah realisasi kini tumbuh di dalam kepala Sarah, ingatan tentang tubuh bugil kekasihnya yang diikat di tembok, bekas – bekas muncratan bukti kenikmatan luar biasa yang telah dialami oleh dirinya....
Sebuah pikiran yang membuat sekujur tubuh Sarah menggigil kini berada di dalam kepalanya.
("Wiradhi... Hal bejat macam apa yang sudah kau lakukan pada Lydia ku yang masih polos ini....")
Sarah menolehkan kepalanya ke arah Wiradhi yang kini sedang terduduk di atas matras tempat sang lelaki merenggut keperawanan dirinya.
Lydia yang sedang berada dalam pelukan Sarah pun secara refleks ikut menoleh mengikuti arah pandangan Sarah.
Dengan senyum manis yang tersungging di bibirnya, Lydia tiba - tiba berontak melepaskan dirinya dari pelukan hangat penuh cinta Sarah dan merangkak ke arah sang lelaki bagaikan seekor anjing kecil yang dengan penuh kebahagiaan berlari menemui tuannya.
Sarah dengan penuh rasa tidak percaya menatap kekasih hatinya yang kini berkelakuan seperti seekor binatang tanpa rasa malu di hadapan dirinya.
"Master!!!! Apakah sekarang aku boleh minta jatahku?"
Kata – kata yang keluar dari bibir Lydia terdengar seperti gemuruh petir di siang bolong di telinga Sarah.
"Master? Lydia... Kenapa kamu memanggil Wiradhi begitu?"
Sarah bertanya pada kekasih hatinya, namun sepertinya suara sang wanita tak digubris oleh Lydia yang kini sedang membuka mulutnya sambil merangkak di depan selangkangan Wiradhi yang sedang duduk berjongkok di atas matras.
Dan Happp! Lydia dengan ekspresi mesum penuh nikmat menjilati dan menyepong batang kenikmatan yang dengan perlahan berdiri tegak penuh keperkasaan di tengah – tengah selangkangan Wiradhi.
Wiradhi mengelus – elus rambut lebat berwarna pirang keemasan milik Lydia yang tumbuh panjang hingga ke punggung dan terikat dengan sangat rapi ke samping kanan kepalanya dengan menggunakan pita biru yang berwarna senada dengan matanya.
Gaya rambut tersebut membuat sang gadis terlihat semakin manis dan begitu sedap dipandang oleh mata.
Wiradhi bagaikan seorang majikan yang sedang mengelus – elus hewan peliharaan kesayangannya sambil berkata ke arah Sarah.
"Oh Sarah, biar aku perkenalkan diri kami sekali lagi kepada dirimu.... Nama ku, Wiradhi Prakosa. Dan wanita ini, adalah peliharaan yang telah kulatih sejak kecil, namanya adalah Lydia Systina."
"Apa...? Apa maksudmu...? Peliharaan....? Dilatih sejak kecil...?"
Sarah yang masih shock hanya bisa diam tak berkutik mendengar kata – kata Wiradhi.
Sarah hanya bisa terbaring lemas di lantai akibat rasa terkejut yang telah meremukkan seluruh hatinya ketika dirinya melihat bagaimana Lydia sang kekasih hatinya, yang di matanya dulu adalah seorang gadis suci yang masih polos dan suci serta begitu malu – malu dalam hal hubungan asmara, kini sedang melakukan pelayanan seksual kepada sang lelaki yang telah memperkosanya di hari itu dengan ekspresi yang begitu cabul membangkitkan gairah.....
Judul Lengkap: KEKASIH HATIKU TERNYATA PELIHARAAN ORANG LAIN
"\(>o<)/"
Judul Alternatif: KEKASIH HATIKU TERNYATA PELIHARAAN PEMERKOSAKU
.
.
.
Komentar Penulis:
Jadi bagaimana, para pembaca? Klimaks yang cukup bagus kan? He he he...
Siapa yang sangka ternyata dari awal sang gadis kekasih pujaan hati Sarah yang kelihatannya begitu polos dan suci ternyata dari awal adalah peliharaan si laki, Wiradhi Prakosa.
Kecuali kalau kalian sudah malang melintang di dunia hentai menikmati berbagai macam cerita dengan genre netorare, mind break atau betrayal...
Hue hue hue hue...