Pikiran Heidi terguncang ketika Nicholas menarik kembali setelah menciumnya. Dia merasa benar-benar terengah-engah ketika dia bernapas melalui mulutnya, dadanya naik-turun dan penglihatannya yang tengah kembali ke dia. Bibirnya terasa sakit dan penuh energi, sesudahnya itu rasa bibirnya masih melekat di permukaan bibirnya. Matanya fokus kembali ke kamar yang terang bersama Tuan Nicholas yang mendekapnya dengan lengan mantap di pinggangnya. Senyum di bibir Nicholas mencuri hatinya, senyum nakal yang dia coba hindari karena mengetahui masalah yang dia alami. Mata merahnya mengukur ekspresinya, menunggunya merespons.