Keringat mulai bercucuran di wajah Yan Sinian, namun membuatnya tampak semakin memikat dengan tampilan seperti itu. Dia berusaha untuk menahan gairahnya dan dengan perlahan memperlambat gerakannya.
Mo Ning merasa relaks dan mengeluarkan desahan.
"Anak yang baik."
Yan Sinian tersenyum bangga akan dirinya dan melanjutkan kembali ritme kecepatnya.
Ketika rasa sakit yang tajam berakhir, Mo Ning mulai merasakan rasa kenikmatan dunia yang semakin membuatnya terlena, bertahap kenikmatan itu semakin memuncak, seolah-olah seperti gunung berapi hingga akhirnya meletus mengeluarkan lahar.
"Ah!"
Pada tahap itu Yan Sinian memberinya semacam kepuasan, dimana hanya wanita yang mengetahuinya.
Percumbuan itu pun terus berlanjut.
Hingga tengah malam.
...
Saat terbangun, Mo Ning dalam keadaan linglung. Gadis itu merasakan sakit yang berdenyut di pelipisnya seakan kepalanya akan pecah. Dia benar-benar tersadar dari mabuk berat.