"Ayo kita makan dulu, aku mengajakmu keluar bukan karena sesuatu". Lin Yazhi tersenyum ketika dia mengambil garpu dan pisau.
"Bukan untuk apa-apa eh, apa maksudmu? Jujurlah denganku, jangan berbelit-belit. "
Situasi ini membuat Huo Li bingung. Bahkan keinginannya untuk makan tidak ada.
Lin Yazhi mencoba berpura-pura tersenyum secara natural, ketika dia mencoba membungkuk ke depan di atas meja diantara mereka. Wanita itu memperlihatkan ekspresi berharap dengan bola mata yang membesar seperti anak anjing, "Kalau begitu aku akan jujur saja, Huo Li, maukah kamu menjadi pacarku?"
Ketika Huo Li baru saja mengangkat gelas anggurnya, tangannya seketika bergetar ketika dia mendengar kalimat itu dari Yazhi, bersyukur dia belum meminumnya, kalau tidak bisa saja dia menyemburkan anggur dari mulutnya.
"Kamu.. menyukaimu? Aku tidak heran kamu memilihku untuk menjadi kekasih. "