"Aku tidak pernah mempunyai teman. Dan aku hanya menganggapnya seperti adiku sendiri, seperti teman. Bukan sebagai mainan? Jangan kau dengar omong kosong Huo Li!"
Saat ini Lu Zhaoyang ingin sekali menampar wajah Huo Li karena telah mengucapkan kalimat yang tidak berguna. "Bagaimana dengan malam ini?" Huo Yunting mengikutinya dari belakang pintu. Dia masih merasakan api cemburu.
Lu Zhaoyang meliriknya dan mendorong pintu hingga terbuka. Dia bahkan memberinya sepasang sandal. "Oh Tuhan."
Huo Yunting mengganti alas kakinya dengan sandal seolah-olah ia melakukan ini karena ia tunduk padanya.
"Hentikan amarahmu. Sekarang cuci tangan, dan nikmati makan malammu."
Keduanya segera duduk di meja makan. Lu Zhaoyang tidak bisa mengalihkan pandangannya yang hanya tertuju keatas.
Huo Li masih berada di tempat itu ketika mereka beranjak pergi. Jika…
