Matanya tetap tertuju pada layar komputer sementara tangannya dengan gelisah mencoba meraih cangkir yang berada jauh dari jangkauannya. Saat itulah sudut matanya menangkap sosok Lin Yazhi yang sedang menatapnya.
Dia hampir jatuh dari kursinya.
"Berapa lama kau ada di situ? Dan kenapa tampangmu seperti itu? Apa maumu?"
Semua pertanyaan itu ia tanggapi hanya dengan memutar matanya, "Saya di sini hanya ingin menyampaikan beberapa hal mengenai Presiden Direktur kita tersayang. Saya mengerti bahwa belakangan ini dia mengalami situasi hati yang kurang baik tapi setidaknya Anda dapat mencegahnya untuk tidak menyentuh semua botol minuman itu lagi? Tidak bisakah Anda melihat kondisinya sekarang? Anda perlu melihat dengan mata kepala Anda sendiri betapa buruk penampilannya? "
Lin Yazhi benar. Presiden Direktur terus menerus merasakan sakit dikepalanya, dan semakin hari semakin banyak pula sekretaris kecil seperti dirinya yang harus menderita.