Dia tidak berani membaca pesan itu lebih lanjut karena takut Huo Yunting akan segera tiba. Pesan segera dihapus. Jendela browser telah ditutup dan ia kembali mengerjakan pekerjaannya, tapi tak satupun nomor yang tadi tertera terekam dalam otaknya.
Ketika Huo Yunting kembali dari sanatorium, dia melihat wanita itu sedang terpaku pada laptopnya di sofa, menatap layar dengan seksama.
Yunting berjalan jinjit menuju ke arah Lu, penasaran dengan sesuatu hal yang begitu menarik perhatiannya.
Ketika dia berada di belakangnya, terlihat bahwa Lu sedang membaca beberapa dokumen, dan matanya bergerak naik turun secara perlahan.
Dia benar-benar membacanya, dan bukan sekedar memandangnya.
Huo Yunting segera menyentuh cangkir tehnya yang telah berubah menjadi dingin. Matanya berkedip kesal.