"Tidak masalah, Tuan."
Bunyi Gelas berdenting saat dia menghabiskan segelas penuh Wiski ke dalam mulutnya. Semburat warna merah tua terlihat jelas keluar dari pipinya, senyumnya ia paksakan ketika ia mencoba untuk mulai memecah kebekuan diantara mereka. Tak berselang lama, dia sudah mulai dapat masuk kedalam percakapan sambil tertawa ia masih terus saja menuangkan segelas anggur ke dalam langit-langit mulutnya. Rahangnya menggigil setelah ia menenggak beberapa gelas, alkohol tidak dapat melakukan apa-apa selain memperkuat rasa sakit yang ada. Semakin dirinya menjadi mabuk, perasaannya semakin semakin terkunci lebih dalam.
Huo Chen berada tak jauh dari dirinya, sekilas, ketika dia memalingkan wajah untuk memikirkan jawaban atas pertanyaan yang dilontarkan oleh para tamu, dia akan meliriknya. Tindakannya masih dianggap wajar oleh Huo Chen. Lagipula dia gadis yang ramah, bisa saja salah satu di antara sekian dari para pebisnis elit ini, ternyata adalah atasannya.
