Chereads / AWAS! Presiden Tsundere / Chapter 72 - Huo yang Aneh I

Chapter 72 - Huo yang Aneh I

Lu tidak ingin membuat masalah dengan orang yang salah.

Dia melirik ke arah Presiden Direktur Du yang membungkuk diam seperti seorang pelayan sementara dia terus berjalan, mengabaikan permintaan maafnya.

"Baiklah, Presiden Du," jawab Huo puas, "Sebaiknya Anda coba untuk melakukan check-up pada tubuhmu yang cacat ketika kamu punya waktu luang, namun bukan berarti kita akan mengantarkanmu berobat ya."

Presiden Direktur Du tersentak kaget. Dia baru saja mendengar Presiden Direktur perusahaan Thunderbolt melontarkan sindiran yang sangat kejam kepadanya dan tampaknya itu sangat serius.

Dia memandang presiden berjalan meninggalkan lapangan rumput seperti layaknya raja binatang buas, bayangannya menyatu di rumput bersama dengan sosok yang anggun. Untuk beberapa alasan, dia merasa seolah pria itu memandang sekretarisnya sepanjang waktu.

Itu adalah hari yang cerah dan terik, namun Presiden Direktur Du merasa punuknya merinding. "Sial," dia menampar wajahnya sendiri, "Mulutku bodoh sekali, jangan sekali-kali lagi berkata konyol!" memaki dirinya sendiri.

Perusahaannya baru saja dipindahkan dari kota lain dan dia hampir mengira akan mendapatkan kesempatan yang bagus karena dia berharap untuk bisa bekerja sama dengan perusahaan besar yang memiliki reputasi sangat bagus. Yah, hampir sepakat memang. Jika saja dia dapat belajar menutup mulut pada waktu yang tepat, pasti saat ini mereka sudah sepakat untuk tanda tangan kontrak.

Lalu kemudian apa yang harus dilakukan?

Huo Yunting meninggalkan hotel lebih awal, kemudian membawa Lu Zhaoyang kembali ke kantor. Sekretaris Lu ingin membaca dan memeriksa ulang beberapa dokumen penting, namun Presiden Direktur Huo dengan ramah "mengundang" dia ke ruangannya, "Apa lagi? Masih ada beberapa tugas yang harus aku kerjakan, ini bukan tentang -"

Saat itulah dia melihat dari kejauhan, wadah makanan di atas meja.

Sudah masuk waktunya makan siang.

"Sini, izinkan aku menyuapimu makan," Huo Yunting bertanya dengan acuh tak acuh, tidak menyadari bahwa lidah Lu masih dalam masa penyembuhan.

Entah bagaimana Lu patuh pada perkataan Huo, Lu membuka mulutnya lebar-lebar. Ekspresi Lu terlihat normal saja bagi Huo Yunting.

Dia kemudian mengambil wadah makanan dan langsung menuju sofa, sementara Lu mengikuti langkah Presiden Direktur dengan malas, matanya seolah-olah kosong tanpa jiwa karena merasa sangat lapar.

Jika lidahnya tidak sakit, dia pasti akan berteriak, "Mana cepat makanan untukku?"

Huo Yunting berhenti sejenak, menoleh kebelakang dan menatap Lu seperti anak kucing yang terlihat sangat kelaparan.

Sial, dia bahkan terlihat menggemaskan di saat seperti ini. Rasanya aku ingin melakukan sesuatu!

Berpikir sejenak, mendekatkan pipinya sangat dekat dengan pipi Lu, "Cium aku dulu atau tidak ada makanan."

Lu Zhaoyang memutar bola matanya, meskipun akhirnya dia memberikan ciuman singkat.

Bagaimanapun juga momen itu terlihat lucu dan romantis.

Tetapi anehnya, si iblis yang biasanya selalu haus nafsu, kali ini dia tetap diam setelah satu ciuman sederhana.

Huo membuka tutup wadah makanan, uap makanan keluar bersama dengan aroma jahe yang menggugah selera. Lu bisa melihat cairan berwarna kekuningan agak bening di mangkuk

Oh itu sup!

Dia mengambil napas dalam-dalam, membayangkan sup di dalam mangkok itu adalah sup favoritnya, sup ikan gurame, tapi setelah dilihat lebih jelas, itu hanya sup ayam.

Huo Yunting melihat kekecewaan pada wajah Lu, "Tenang saja, kamu makan ini dulu untuk mengisi perutmu yang kosong. Untuk menu makan malam nanti akan disediakan sup kesukaanmu".

"Mhm baiklah!" Lu mengangguk dengan perasaan senang penuh harap.

Huo Yunting menyuapinya satu sendok makan penuh secara bertahap ke mulut Lu. Lu menghabiskan dua mangkuk besar sup dengan cepat.

Huo Yunting mengambil tisu untuk membersihkan noda sup di bibir Lu, memastikan sampai mulut Lu benar-benar bersih. "Oke, sudah selesai." Huo mengumalkan tisunya menjadi bentuk bola dan melemparkannya ke dalam tempat sampah seperti lemparan jarak jauh bola basket, tisu tersebut tepat masuk ke dalam tempat sampah.

Huo kemudian membuka wadah makanan yang lain untuk dirinya, namun sebelum Lu beranjak dari sofa, Huo berkata "Kamu akan istirahat di sini. Kamu tidak boleh pergi sebelum aku selesai makan."

Mendengar itu, Lu terdiam di sofa.

Ruangan presiden direktur yang luas sangat sunyi, hanya mereka berdua dan Lu bisa mendengar jelas Huo mengeluarkan bunyi saat mengunyah makanannya seiring dengan suara jam yang berdetak di dinding belakang sofa tempat mereka duduk.

Huo Yunting menikmati setiap suapan makan siangnya sedikit demi sedikit, makanan itu terasa lebih nikmat ketika makan dihadapan istrinya, setelah selesai makan Huo mengelap mulutnya, "Kamu akan bekerja di ruanganku, di sini."

Lu mengangguk. Yah, menurutnya itu hal yang wajar baginya, karena dia pun terbiasa melakukan hal ini, membantu di ruangan kantor Presiden Direktur.

Lu bekerja sampai menjelang sore hari. Sekretaris lain masuk untuk menyerahkan beberapa dokumen kepada presiden direktur, sebelumnya dia kebingungan kemana Kepala Sekretaris Lu pergi. Sekretaris itu sedikit heran ketika melihat Kepala Sekretaris Lu melakukan pekerjaannya meninjau dokumen di dalam ruangan Presiden Direktur. Dia tidak bisa menahan diri untuk melirik wanita yang sedang sibuk bekerja meninjau dokumen.

Huo Yunting biasanya cuek saja jika ada sekretaris yang masuk kedalam ruangannya mengantarkan dokumen, kecuali terhadap Lu. Namun hari ini Huo bertingkah seperti tidak biasanya.

Related Books

Popular novel hashtag