Spontan expresi Xue Yuming menjadi tidak nyaman. Senyumnya lenyap tanpa jejak.
Lu Zhaoyang hanya bisa menggigiti bibirnya. Sakit di hatinya dirasakan teramat luar biasa.
Dia akhirnya menyadari alasan Huo Yunting mengunjungi Keluarga Huo. bukan tentang perjodohan karena memang dia bukan orang mudah menerima hal ini.
Dan ini bukanlah tujuan utamanya – melainkan ibunya!
Namun, walaupun dia sudah mengetahuinya sekarang, dia pun tidak dapat berbuat apa apa?
Walaupun Lu Zhaoyang sudah memberikan tubuhnya kepada pria ini, tetap saja dia tidak akan pernah membiarkan ibu serta anak perempuannya ini lepas dari cengkramannya. Karena sejak awal dia merasa bahawa mereka adalah pihak yang bersalah, dan mereka harus segera bersiap menerima nasib dan menanggungnya ...
Huo Zhenning sangat geram atas kelakuan anak laki-lakinya dan hampir saja dia mengusir keluar namun Xue Mingyu melerainya seraya tertawa. " Tidak apa-apa, suamiku, bagaimana kalau sekarang kita makan siang bersama, hmmmm? Jarang sekali kan kita kumpul sama-sama, jadi mari kita hilangkan semua permasalahan yang membuat hidup kita tidak bahagia."
Akhirnya mereka berlima menempati tempat duduknya masing2 di meja makan sambil menikmati hidangan dengan diam. Mo Shan mengambilkan sepotong ikan dengan sumpitnya dan diletakkannya di atas piring Huo Yunting, dengan lembut dan memancarkan perasaan kasih sayang yang terpancar dari matanya.
"Aku ingat kamu suka ikan, Kakak Yunting. Makanlah."
Huo Yunting dengan cepat menyingkirkan piring yang berisi daging ikan putih tersebut ke arah samping. "Orang bisa saja berubah. Sekarang, sekretarisku lebih mengetahui mengenai selera makanku. Bukan begitu, adik?"
"..."
Lu Zhaoyang mengertakkan giginya. Andai saja dia bisa menggigit kepala pria yang menyebalkan ini.
Sebelum dia bisa menjawab, tiba-tiba, terbersitlah sebuah ide. Seketika, ekspresi kemarahannya digantikan dengan senyuman yang merekah.
Dia berkata kepada Mo Shan, "Kakak ipar, kakakku ini memang tidak suka makanan pedas apalagi jika rasanya terlalu kuat. Begini saja, aku akan bantu menuliskan beberapa referensi makanan kesukaan kakak ku dan akan ku berikan kepadamu pada saat waktuku luang. Dan beritahu aku juga jika masih ada hal lain yang ingin kau tanyakan, aku akan dengan sangat senang hati bisa membantumu. "
Kemudian dia berkedip kepada keduanya. "Aku harap kalian berdua akan berakhir menjadi pasangan suatu hari nanti. setidaknya aku akan melakukan apa yang bisa aku lakukan untuk membantu kalian!"
"..."
Huo Yunting segera kehilangan minat pada topik pembicaraan. Tiba tiba wajahnya menjadi sangat muram.
Dia menatap tajam ke arah wajah Lu Zhaoyang, dia tahu bahwa dirinya sedang dipermainkan. Sebaliknya Mo Shan justru merasa gembira serta membalas sebutan Lu Zhaoyang kepada dirinya, "adik ipar" bahkan lebih hangat, dan hal itu semakin menyulut kemarahan Huo Yunting.
Xue Yuming tidak banyak membantu tapi ia dapat bergabung dalam perbincangan ringan mengenai perasaan.
"Shan dan Yunting yang tersayang jadilah pasangan yang luar biasa. Kalian berdua sudah mempunyai umur yang cukup, sering-seringlah menghabiskan waktu bersama serta mengeksplorasi perasaan kalian satu sama lain. Dan begitu kalian sudah merasa siap, kami akan membantu memilihkan tanggal keberuntungan untuk upacara pernikahan kalian!"
Dengan wajah dingin Huo Yunting tertawa. "Sejak kapan kau diizinkan untuk memberikan pendapat atas urusan pribadiku?"
Kegembiraan yang dimiliki oleh Lu Zhaoyang saat berhasil mempermainkan Yunting seketika sirna.
Xue Yuming terdiam dan membeku perlahan-lahan dia tundukkan kepalanya. Bahunya membungkuk seperti burung yang sedang meringkuk ketakutan.
Meledaklah amarah Huo Zhenning dengan seketika. Dia pukulnya meja dengan keras dan berteriak, "Bagaimana bisa kamu berbicara dengan Bibimu Xue seperti itu? mana sopan santunmu?"
Dengan santai Huo Yunting meletakkan sumpitnya kemudian menyeka mulutnya dengan serbet. Setiap gerakannya dilakukan sangat baik.
Dia menatap sang ayah tanpa sedikit pun amarah.
"Apa kamu sedang menceramahi aku? Jangan lupa, kita sudah tidak lagi mempunyai hubungan, dan aku bukan anakmu. Bibiku? Tolong ceritakan, bagaimana rasanya tidak punya malu karena menjadi pihak ketiga dalam suatu hubungan percintaan. Tidak heran kan kalau perlahan-lahan keluarga Ho mendatangi anjing-anjing itu. Aku sangat terkesan. "
Lu Zhaoyang mengepal erat tinjunya dan seketika tangannya berubah menjadi putih serta menggigit keras bibirnya, berjuang untuk dapat mengendalikan diri.