Yang disebut-sebut server khusus adalah sebenarnya mirip dengan membuat ruang khusus di LOL.
Namun, berbeda untuk PUBG karena tidak setiap pemain memiliki wewenang untuk membuatnya. Mereka perlu mendaftarkan dari pihak yang resmi dan persyaratannya pun cukup tinggi.
Disamping itu, sebuah pengajuan terpisah diperlukan jika hal tersebut diperuntukan bagi aktivitas tidak resmi di dalam negeri.
Biasanya, hanya ada beberapa penyedia populer yang memiliki wewenang ini. Jika seorang pemain baru ingin mengajukannya, sangat kecil kesempatannya.
Berpikir demikian, Liu Zilang dipenuhi dengan keraguan.
Karena Asosiasi eSports Universitas Jianghai baru saja mengajukan server khusus ini, bagaimana proses latihan mereka sebelumnya?
Ran Maotong lantas berbisik di telinga Liu Zilang, "Orang ini adalah Jiang Xinou, mahasiswa tahun kedua. Dia diangkat sebagai Ketua Asosiasi eSports tahun ini dimulai sejak awal semester."
"Aku dengar dia adalah host di Panda TV. Performa mode solo-nya pernah sekali mencapai peringkat 100 besar di server Asia. Kemampuannya sangat tinggi. Dia bahkan pernah bermain mode duo dengan guru besar Li Muqiu di platform yang sama. Oleh sebab itu dia dipilih sebagai ketua tahun ini."
"O ya! Aku pernah mendengar bahwa Asosiasi eSports kita selama ini menggunakan server pribadi miliknya untuk berlatih."
Mendengar ucapan Ran Maotong, Liu Zilang menatapnya dengan tatapan aneh.
Liu Zilang tidak terpukau dengan apa yang Ran Maotong katakan, dia hanya penasaran bagaimana orang ini sepertinya tahu segala hal. Seolah-olah dirinya adalah seorang mata-mata.
Namun, mata Liu Zilang seketika terbelalak.
Dia melihat sosok yang tidak disangka-sangka di samping Jiang Xinou.
Qin Xuanxuan.
Terlebih, dari apa yang terlihat, dia sepertinya adalah Wakil Ketua Qin yang dibicarakan semua orang.
Suatu kebetulan!
Liu Zilang mengusap wajahnya dan entah bagaimana dia merasa khawatir.
Dia menyentuh Ran Maotong dengan tangannya. Lalu dia memberi sinyal dengan bibirnya untuk menunjuk ke arah Qin Xuanxuan yang berdiri di samping Jiang Xinou di atas panggung. "Kau tahu perempuan itu kan?"
"Oh! Maksudmu Wakil Ketua Qin? Dia penyerang dari tim pertama dan aku rasa dia satu-satunya perempuan di tim profesional komunitas eSports sekolah kita
Ran Maotong menyeringai dan berkata, "Kenapa, kakak kedua? Dia senior kita, jangan bilang dia perempuan tipe-mu?"
Mendengar nada suara Ran Maotong, Liu Zilang menggubrisnya, "Pergilah, aku hanya bercanda."
...
Setelah melihat beberapa orang diatas panggung, Liu Zilang mulai merasa tidak nyaman.
Sejak pengalaman buruknya dengan Pikachu, dia mulai menghindari Qin Xuanxuan.
Untungnya, ruang Asosiasi eSports itu ramai dan luas. Keberadaan Liu Zilang, Chen Zhifei, dan sisanya belum dikenali di keramaian.
Sementara itu Jiang Xinou, setelah dia mengumumkan perihal tersebut di panggung, dia tidak banyak bicara. Dengan cepat, dia dan anggota-anggota timnya menemukan tempat untuk mulai bermain. Mereka masuk kedalam ruang server yang telah berhasil dibuat.
Ketika password server itu disebarluaskan, semua orang di ruangan itu segera mengetikannya di dalam game.
Dengan total seratus tempat tersedia di server dipenuhi dalam sekelebat mata. Bahkan tempat sebagai pemantau telah dipenuhi dengan empat orang.
Chen Zhifei dan sisanya sedikit lebih gugup karena ini kali pertama mereka bermain pertandingan latihan semacam ini.
Ketika semua orang telah memasuki game, aneh terasa ketika seluruh area berada dalam keheningan. Seolah-olah telah menjadi area pemunculan yang legendaris. Meskipun demikian, Liu Zilang memahami ini.
Biasanya, mereka akan secara acak dipasangkan dengan orang-orang yang tidak mereka kenal. Namun, kali ini mereka semua tahu siapa anggota tim mereka dan selama seseorang sudah memimpin, secara alami tidak ada lagi beban mental untuk bekerja sama satu dengan lainnya.
Sekarang setelah semua orang duduk bersampingan di dunia nyata, jika kau berteriak dan berseru, orang-orang akan berpikir bahwa ada yang salah dengan dirimu.
Sementara Liu Zilang sedang berpikir, tiba-tiba suara yang tidak disangka terdengar di headphone-nya.
"China Nomor Satu!"
Seketika, kegiatan di ruang yang luas itu terhenti.
Hampir semua orang melihat ke arah sumber suara.
Liu Zilang juga mencoba melihat karena penasaran. Sejatinya dia merasa suara itu seperti akrab di telinganya.
lantas...
Liu Zilang mendapati Feng Yanzu yang dia temui sore tadi. Dia terlihat sangat bersemangat sekali di salah satu komputer tidak jauh darinya.
Orang ini sadar bahwa dia mendapat tatapan aneh dari orang-orang disekitarnya.
Dia bertanya-tanya mengapa orang-orang menatap ke arahnya.
Menurutnya, apalagi yang perlu dikatakan setelah memasuki area pemunculan?
Yang perlu mereka lakukan hanyalah tetap hidup!
Sementara bagi tiga orang anggota tim di sekelilingnya, mereka tampak ingin sekali menyembunyikan kepala mereka dibawah meja saat itu.
Namun, Feng Yanzu tidak menyadari hal itu dan lanjut berseru keras, "Ayo tetap hidup! Ayo semuanya tetap hidup!"
"QEQE! Kau tidak bisa menang jika kau berdiri! Hahaha!"
Orang-orang di ruangan terkejut. Mereka saling berbisik membicarakannya.
"Siapa orang itu?"
"Aku tidak tahu."
"Apakah dia dari sekolah kita?"
"..."
Ketika Liu Zilang melihatnya, dia merasa tidak berdaya. Dia menarik kembali pendapatnya tentang Feng Yanzu sore tadi.
Orang ini benar-benar dungu!
...
Untungnya, "Kakak Yanzu" menyadari bahwa dia tidak berhasil meningkatkan semangat dari timnya. Setelah berseru beberapa kali, dia juga merasa bosan dan kemudian menutup mulutnya.
Ruangan Asosiasi eSports diselimuti keheningan kembali.
Beberapa orang dari tim profesional Asosiasi eSports Universitas Jianghai duduk di tempat dekat panggung.
"Siapa tadi barusan?" Tanya satu anggota yang agak pendek dengan model rambut datar; dia masuk ke dalam tim pertama.
"Aku rasa dia adalah mahasiswa tahun pertama. Junior tahun pertama sekarang cukup aktif ya," seseorang disampingnya merespon sambil tersenyum.
"Apanya yang aktif, sepertinya dia hanya sedikit dungu…" Qin Xuanxuan mencemooh dengan kejam.
Pendapatnya cukup mirip dengan Liu Zilang saat itu.
"Tak perlu dibahas, main saja dengan baik."
Suara yang agak tenang terdengar dari Ketua Jiang Xinou yang memakai kacamata.
"Aku tahu, Jiang bosku." Qin Xuanxuan menjulurkan lidahnya keluar mendengar apa yang ia ucapkan.
...
Memasuki kabin pesawat.
Memilih lokasi untuk mendarat.
Berparasut.
Saat game dimulai, Liu Zilang yang baru mengenal game ini dalam waktu relatif sebentar segera menyadari jenis pertandingan latihan seperti ini sangat berbeda dari pertandingan acak biasanya.
Di pertandingan ini, sampai lingkaran pertama menyusut, hanya kurang dari sepuluh orang tereliminasi dari seratus orang pemain.
Jika ini adalah game acak biasanya, akan hanya ada sekitar separuh dari pemain tersisa di game setelah lingkaran pertama menyusut.
Terlebih, ketika mereka mendarat, Liu Zilang sesekali bertemu tim yang sangat cukup yakin dalam hal menyerang atau bertahan.
Liu Zilang dan timnya hanya sedikit menampilkan keunggulan mereka di persenjataan jarak jauh dan dalam kondisi tidak memiliki teropong yang besar, lawan mereka memilih untuk berlindung.
Dan bagi sat pemain yang berhasil Liu Zilang lumpuhkan, dia pun dapat disembuhkan dan diselamatkan.
...
Mengikuti zona aman yang semakin mengecil, semakin banyak pemain yang masih hidup di pertandingan, suasana menjadi semakin penuh tekanan.
Itu karena dalam situasi seperti ini, sekali saja dua tim mulai berperang, lokasi tembakan mereka akan mudah sekali diketahui. Dengan cepat, keadaan akan berkembang perang yang besar.
Hasilnya, hampir semua orang disana merasa sangat tegang.
Namun, Liu Zilang dan yang lainnya tidak merasakan hal tersebut saat ini.
Bukan karena begitu baiknya mereka memilih lokasi atau begitu amannya mereka berlindung tetapi karena mereka telah tereliminasi dari pertandingan.
Baru saja, ketika mereka sampai ke lingkaran kedua, Pu Taizhuang mengemudi di lahan gandum di samping Pochinki dan mobil mereka berguling terpontang-panting di tanah.
Tentu, tidak jadi masalah jika hanya mobil yang terguling.
Masalahnya adalah ada sekitar tiga sampai empat tim bersembunyi di sekitar Ponchinki dan mereka menolak untuk bergerak.
Awalnya, semua pemain melihat sebuah Jeep dikendarai di ladang gandum, namun disaat yang sama tidak satupun yang berani menembak; mereka semua berusaha untuk waspada terhadap keadaan sekitar.
Terlebih, karena menembak lawan dalam kendaraan yang bergerak tidak selalu dapat dilakukan, disamping itu, dengan menembak lokasi mereka akan diketahui.
Meskipun demikian, mobil telah terguling di tanah oleh Pu Taizhuang...
Kerja bagus bro!
Suara tembakan seketika terdengar. Sangat ramai seolah-olah perayaan Imlek.
Lalu, "Duarr!"
Dalam dua detik, mobil Jeep itu meledak!
Bagi Liu Zilang dan timnya yang mencoba untuk segera keluar dari mobil, mereka langsung terbunuh dari ledakan. Keempatnya berubah menjadi peti mengelilingi mobil Jeep yang terbakar.
Kali ini, mereka benar-benar adalah "Fantastic Four"...
...