"Headshot menggunakan sebuah pistol?"
"Apakah dia...McCree?"
"Bro, kau bermain di game yang salah kan?"
"Ya Tuhan! Ini tidak masuk akal sama sekali!"
"Mengapa aku bahkan tidak mampu menembak papan target menggunakan pistol? Dia tidak bermain game yang sama dengan kita, bukan?"
"Aku terkesan! Pantas saja dia disebut ahli dengan tiga puluh lima kali membunuh!"
"..."
Melihat Liu Zilang dapat menghabisi satu tim dengan headshot menggunakan sebuah pistol, jika penonton platform live streaming Zhang Xiaotong tahu bahwa Liu Zilang adalah seorang ahli dari video daring yang mereka tonton, hanya saat itu mereka akhirnya menyadari betapa profesionalnya dia!
...
Setelah membunuh keduanya, Liu Zilang membangkitkan Zhang Xiaotong dan dengan rasa penasaran bertanya, "Mengapa kau mendarat pelan sekali tadi? Aku rasa aku juga melihat kau membunuh dua orang pemain menggunakan tinjumu. Bagaimana ceritanya kau dikejar mobil?"
Mendengar ucapan Liu Zilang, Zhang Xiaotong yang selamat dari bencana itu merasa sangat malu. Dia mencoba untuk mengganti topik pembicaraan dengan berkata, "Hmm… Aku tidak tahu! Aiya! Kita tidak di dalam zona, ayo cepat pergi ke zona aman!"
Segera setelah ia selesai berbicara, terdengar deru mesin mobil dari dekat.
Ekspresi wajah Zhang Xiaotong berubah. "Sial! Jangan bilang masih banyak?"
"Masuk ke mobil!" Liu Zalang berseru cepat.
"Oke, oh iya! Dimana ranselnya?" Zhang Xiaotong bertanya sembari melihat dua peti di belakang mobil Jeep.
"Aku rasa mereka berdua datang kemari tepat setelah mereka mendapatkan mobil tadi. Seharusnya tidak ada apa-apa, ayo tinggalkan saja," Liu Zilang menepis pikiran Zhang Xiaotong dan memimpin dengan masuk ke kursi pengemudi.
Mendengar ucapan Liu Zilang, Zhang Xiaotong merasa sangat enggan. Dia kerap berbalik setiap dua atau tiga langkah. Sepertinya daya tarik dari peti kali ini bukan yang biasa.
Mungkin untuk seorang pemain yang selalu berakhir menjadi peti, hal terbaik di PUBG adalah mencari peti orang lain.
Saat keduanya berada di dalam mobil, tiba-tiba terlihat dua buah mobil Jeep muncul di belakang mereka secara bersamaan. Selanjutnya, mereka mulai memainkan klakson ketika mereka mendekat.
Tiin!
Tiin tiin!
Tiin tiin tiin!
Ketika Zhang Xiaotong, yang baru saja masuk ke mobil mendengar bunyi klaskon itu, dia seketika tersenyum senang. Dengan riang dia berkata kepada Liu Zilang, "Teman-temanku di sini!"
Tentu saja, ketika mobil datang dengan kecepatan tinggi ke arah mereka, orang-orang di dalamnya mulai berteriak bersahutan.
Liu Zilang menghela nafas lega mengetahui bahwa mereka bukanlah musuh.
Lalu, suara rentetan peluru terdengar. Bagian belakang mobil mereka ditembak berkali-kali!
Liu Zilang bergeming lalu menoleh kepada Zhang Xiaotong untuk bertanya, "Bukankah kau bilang mereka temanmu?"
"Ya!" Zhang Xiaotong menjawab.
"Lalu mengapa mereka menembaki kita?" Liu Zilang tak habis pikir.
"Kenapa tidak?" Zhang Xiaotong menjawab santai, "Teman-temanku, tentu saja, mereka disini untuk memburuku!"
Sial!
Liu Zilang berserapah dalam hati ketika dia mendengar apa yang Zhang Xiaotong ucapkan.
Segera setelahnya, dia memundurkan motornya dan menginjak gas, melaju kencang di jalan pegunungan yang berliku di Bukit Guang Ming.
Saat kecepatannya mulai bertambah, Liu Zilang tidak lupa memprovokasi beberapa mobil Jeep yang membuntuti mereka dari waktu ke waktu. "Malam ini pukul 10, aku tunggu kalian di Gunung Akina."
"Kalian menang jika kalian bisa melihat lampu belakang mobilku!"
Zhang Xiaotong tetap terdiam.
...
Mobil itu melaju jauh ke arah selatan.
Di belakang mereka, beberapa teman Zhang Xiaotong terlihat seperti sedang kecanduan narkoba karena mereka tidak berhenti mengikuti.
Kali ini, Liu Zilang tidak mendapatkan keajaiban dari Dewa Balapan di Gunung Akina, dia bertanya pada Zhang Xiaotong, "Mengapa teman-temanmu masih mengejar kita?"
"Aku juga tidak tahu." Zhang Xiatong menjawab dengan polosnya.
Liu Zilang menyeka dahinya tak berdaya. Setelah mendengar ucapan Zhang Xiatoong, dia memperbesar peta untuk melihat lebih baik.
Mereka saat ini hampir tiba di batas zona aman pertama. Jika mereka melaju lebih jauh, Shelter dan Penjara berlokasi di tepi zona aman.
"Ayo pergi ke Penjara! Mari selesaikan ini!" Liu Zilang berseru.
"Baik!" Setelah melalui situasi tadi, Zhang Xiatong saat ini percaya sepenuhnya pada Liu Zilang.
Keduanya berlari cepat dan masuk ke dalam Penjara.
Ketika mereka keluar dari mobil, Liu Zilang dengan cepat berkata, "Kau jarah dua gudang di sebelah kiri dan aku akan menjarah tiga gudang lainnya. Lakukan dengan cepat karena teman-temanmu akan segera datang disini. Setelah menjarah, kita akan pergi langsung ke atas."
"Baik. Bagaimana jika ada pemain lain di Penjara?" Zhang Xiatong bertanya.
"Serahkan saja semua pada nasib!" Liu Zilang menanggapi tak peduli.
Lalu, keduanya bergerak ke kiri dan kanan masing-masing sebelum mereka bergegas memasuki gudang Penjara.
....
Setelah menjarah dua gudang, Liu Zilang merasa kecewa.
Hal itu karena, selain dari helm Level 1, dia tidak dapat menemukan benda lain.
Dan sesuai perkiraan, setelah melihat sekilas ketika memasuki gudang ketiga, di dalamnya juga telah kosong!
Jelas sekali bahwa tim yang mendarat disini telah habis menjarahi tempat ini.
Di saat yang sama, terdengar seruan dari Zhang Xiaotong, "Yeeey! 98k!"
Liu Zilang sedikit bingung. "Bukankah tempatmu sudah dijarah sebelumnya? Ada lagi yang tersisa?"
Zhang Xiaotong sudah terlanjur bahagia mendapat sebuah senapan 98k. Dia berkata sekenanya, "Tidak ada apa-apa lagi, tapi aku mendapat 98K!"
Liu Zilang tidak tahu mesti berkata apa.
Dia lalu menyadari bahwa dia bukanlah pemula lagi di game ini. Dia tahu bahwa seringkali sebuah senapan jarak jauh hanya memiliki fungsi terbatas.
Lalu, suara deru mesin terdengar datang dari gerbang Penjara.
Ekspresi Liu Zilang berubah, dan dia lantas berkata, "Jangan berdiam di gudang, ayo masuk ke gedung!"
"Oh oh!" Zhang Xiaotong memeluk senapan 98k nya dan berlari secepat kilat masuk ke gedung.
...
Bersembunyi di atap gedung, keduanya mendengarkan aktivitas di luar.
Liu Zilang melirik senapan 98K yang berada di pelukan Zhang Xiaotong dan dia terbatuk, "Itu…"
"Punyaku," Zhang Xiaotong berkata sambil mencibir. Dia mundur ke belakang Liu Zilang.
Melihat respon Zhang Xiaotong, Liu Zilang tidak tahu mesti tertawa atau menangis. "Aku tahu itu milikmu, tapi bolehkah aku meminjamnya sebentar?"
"Tidak!" Tubuh Zhang Xiaotong mundur sekali lagi. "Kau...Kau punya pistol dan bahkan helm! Aku tidak punya apa-apa."
Liu Zilang semakin bingung.
Menyaksikan adegan ini, penonton di platform live streaming tidak dapat berhenti tertawa.
"Haha. Sepertinya Xiaotong-chan belum pernah menyentuh senapan 98K sejak dia pertama kali bermain PUBG, ya?"
"Si bro ahli sepertinya akan menangis!"
"Semoga pistolnya dapat membuat keajaiban sekali lagi."
"Aku rasa akan sulit. Teknik McCree membutuhkan Counter Dive."
"..."
...
Setelah beberapa kali menyeka dahinya, Liu Zilang lalu memicingkan matanya dan berbicara perlahan, "Waspada! Ada seseorang di gerbang."
"Dimana? Dimana?" Nada Zhang Xiaotong terdengar agak gelisah.
"Dibalik pagar besi di gerbang Penjara. Bisa kau lihat? Ada mobil dan orang itu hanya…"
Sebelum dia dapat menyelesaikan kalimatnya, suara dentuman keras terdengar!
Eh?
Gadis ini punya penglihatan tajam?
Liu Zilang menolehkan kepalanya hanya untuk melihat bahwa Zhang Xiaotong terpaku sambil memeluk senapan 98K itu.
Lalu, dia mendengar Zhang Xiaotong dengan canggung berkata, "Maaf… Aku tidak sengaja menembak, aku sedikit gugup."
Liu Zilang tidak tahu harus berkata apa.
...