Suyass terperangkap dalam dilema.
Satu sisi, dia khawatir menyinggung Penyihir Agung muda itu, tapi disisi lain, dia khawatir kalau perjalanan itu terlalu berbahaya.
Suyass benar-benar menderita saat ini.
Dia merasa bahwa dia tidak bisa melakukan apa-apa, dia hanya bisa menyaksikan Kepingan Jalur Dua Dimensi melewati makam. Mereka berputar-putar di ruang itu, dan mereka bahkan berhenti beberapa kali. Orang-orang menjadi khawatir, takut metode transportasi ini akan rusak.
"Eh?"
Tapi dengan berhati-hati menyaksikannya membuat Suyass merasa sedikit bersalah.
Memang, Kepingan Jalur Dua Dimensi bekerja keras bergerak maju, tapi orang akan mengetahui setelah memperhatikan bahwa Kepingan Jalur Dua Dimensi ini bergerak melewati makam tanpa menabrak mayat apapun.
Tidak, itu bukan hanya mayat-mayat…