Mu Yuchen kembali duduk di kursinya ketika pintu tertutup, dan terus mengawasi wanita kesayangannya itu sambil menggenggam tangannya. Menutup matanya, mencoba beristirahat sejenak.
Suasana kamar rawat begitu sepi, seolah semua sumber bunyi memahami kegundahan di dalamnya. Di luar sana matahari tampak terik dengan cahaya yang menembus jendela.
Setelah beberapa saat, Xi Xiaye terlihat menggerakkan tangannya berusaha untuk tersadar. Dengan beberapa kali kedipan, Xi Xiaye mulai memahami keadaannya saat itu dan mendengar seseorang memanggilnya lembut. "Xiaye…"
Dilihatnya Mu Yuchen yang menjaga dirinya. Wajah itu lelah, dan disentuhnya. "Di mana anakku?" tanyanya lirih sambil memegangi perutnya, berusaha untuk bangun dan duduk.
"Hati-hati, sayang." Mu Yuchen memeganginya, mencegahnya agar tidak jatuh.
"Mana dia? Mana?" Xi Xiaye menghela napas. Matanya mulai berkaca-kaca.