Xi Mushan tidak mengatakan apapun lagi setelahnya. Ketika Xi Xinyi tersadar dari kenangan yang menjeratnya dalam kegundahan saat itu, didengarnya suara mobil yang dinyalakan yang hendak pergi dari situ. Perlahan mobil itu menjauh dari West Park.
Perasaan Xi Xinyi untuk kesekian kalinya tertusuk-tusuk. Dia hanya bisa duduk dan berusaha menenangkan dirinya, mengubur wajahnya. Akan tetapi dirinya tak mampu membendung tangisnya, dan cukup lama kesedihan yang berlarut-larut itu meluap. Merasa benar-benar tersudut, meringkuk tak berdaya. Bahkan simpati secercah saja yang diharapkan dari ayahnya itu tak mampu didapatkannya. Dicampakkan, tak pernah hal baik yang diharapkannya berpihak walau hanya sebentar saja.