Bruk!
Terdengar suara pintu yang dibanting cukup keras, menggema bagaikan tempaan palu di hati Xi Xinyi, terkejut.
Dia tampak hanya menatap pintu itu tercengang. Cukup lama setelah itu, Xi Xinyi tertunduk dan menyembunyikan kesendirian itu dari matanya. Mengepalkan tangannya sambil berpikir, kemudian menanggalkan gaun malamnya itu. Akhirnya dia pun menyingkirkan selimut dan bangkit dari tempat tidur.
Memutuskan untuk mengganti kembali pakaiannya dari lemari, setelah itu dia keluar meninggalkan kamar tidur.
Ketika sampai di depan ruang kerja dilihatnya lampu ruangan telah dinyalakan. Xi Xinyi mengintip dari celah pintu, tampaklah sang pria yang duduk sambil merokok. Terlihat kesepian. Memandanginya dengan muram, dia pun menggigit bibir sebagai kebiasaannya. Kemudian, katanya sambil menghampirinya, "Aku pulang dulu, Yifeng. Jangan tidur terlalu larut. Aku khawatir."
Kemudian, dia berpaling hendak pergi.