Dia pun berhenti berbicara, sehingga Xi Xiaye juga tampak kehabisan kata-kata. Tidak tahu apa yang harus dilakukannya, dia duduk di sebelahnya.
Setelah beberapa saat, Shen Wenna menarik nafas dalam, menatap matahari terbenam. "IIndahnya..." ujarnya singkat. Xi Xiaye tampak kebingungan. Sesaat kemudian, dia berkata, "Ibu, Ayah sebenarnya…"
Dia mau saja mengatakan bahwa ayahnya begitu peduli pada ibunya juga.
Akan tetapi, dia seolah tak mampu melakukannya. Kata-kata itu tersedak dalam ujarannya. Baru saja dilihatnya ibunya hendak menghiburnya, terdengar dering ponsel.
Itu adalah ponsel Shen Wenna.
Shen Wenna mengambilnya dan menggeser layar menerima panggilan itu.
"Halo?"
Suaranya yang khas tersambung dalam panggilan, namun yang membalasnya adalah Yue Lingsi!
"Halo? Shen Wenna? Ini Yue Lingsi."
Raut wajahnya tampak kaku mendengar suara itu. Xi Xiaye yang berada di sebelahnya juga dapat mendengar dengan jelas suara Yue Lingsi.