Xi Xiaye terpaku saat mendengar pujian akan selera makannya itu, raut wajahnya tampak memuram. Ditatapnya sesaat dan kemudian dengan malu berdiri membereskan mangkuk dan piring di hadapannya itu.
"Biar kubereskan…"
Namun dia seolah lupak bahunya yang terluka. Baru saja diangkatnya tangan kirinya mengambil piring-piring itu, dia merasakan sakit dan membuat tangannya menjatuhkan semuanya.
Praaangg!
Terdengar suara keramik yang pecah. Sebuah piring cantik baru saja hancur berkeping-keping.
Xi Xiaye mengernyit melihat puing pecahan itu di bawah kakinya. Dia berjongkok dan dengan canggung membersihkan itu, namun jarinya tersayat potongan tajam dan darah pun tampak mengalir dari tangannya.
"Ceroboh sekali!"
Terdengar suara omelan lembut dan sepasang tangan besar pun melilit luka itu dengan handuk. Kemudian, dibantunya berdiri dan mendudukinya di sofa.
"Pegang terus. Biar kuambilkan kotak obat."