Chapter 29 - Pernikahan? Bermimpilah!

Xi Xiaye tidak percaya kata-kata itu terlontar dari mulut neneknya.

Setelah beberapa tahun lamanya, mereka masih menganggapnya sebagai seorang penakut yang akan mematuhi segalanya. Selama dia masih menguntungkan bagi keluarga Xi, mereka tidak akan melepaskannya!

"Apa yang harus kulakukan dengan Yueying? Karena sepuluh persen saham kata Kakek akan diberikannya padaku dulu? Apa lagi? Apa sebenarnya hubungan Yueying dan aku di samping sepuluh persen saham yang aku punya?" Mata Xi Xiaye terlihat dingin dan mencela.

"Terus terang, aku tidak tahu bagaimana bisa kalian berdua memintaku melakukan ini. Bukannya kalian selalu bersikap tinggi hati dan sombong sejak kalian pikir telah memberikan banyak padaku? Kenapa aku yang harus menjadi korban dalam pernikahan ini?"

Celaannya membuat Deng Wenwen menatapnya dengan marah!

Xi Xiaye benar-benar telah berubah!

Dia tidak akan pernah mengatakan hal seperti barusan sebelumnya, namun hanya dalam beberapa tahun terakhir ini dia berubah total. Deng Wenwen terlihat takut dan bahkan Yue Lingsi mengepalkan tangannya saat memandang Xi Xiaye!

"Xiaye, tidak bisakah kau menyetujui ini demi Xinyi? Qi Lei jauh lebih baik daripada Han Yifeng." Nada Yue Lingsi pelan dan terdengar memohon.

"Kalau begitu kenapa tidak dia saja? Dia 'kan sehebat itu, mungkin lebih malah. Lagi pula, kau sendiri yang bilang Direktur Grup Qi Kai tertarik pada Xi Xinyi, jadi kenapa aku yang harus menggantikannya?

Yue Lingsi terlihat sangat menggelikan.

Deng Wenwen memandangnya penuh marah. "Xiaye, jangan lupa Xinyi pernah menyelamatkanmu di lorong gelap itu di belakang rumah lama kita! Pisau itu akan menikammu jika bukan karena dia. Sejak itu tubuhnya lemah karena semuanya salahmu! Bagaimana bisa kau sedurhaka ini?"

Xinyi menyelamatkan hidupmu!

Durhaka?

Tubuhnya terasa kaku dan wajahnya pun memucat.

Dia lupa?

Bagaimana bisa dia melupakannya?

Malam itu adalah saat Xi Xinyi melompat melindunginya, bahwa takdir telah menentukan Xi Xiaye akan kehilangan segalanya!

Dia tidak akan pernah melupakan itu di mana Han Yifeng dengan sedih memeluk Xi Xinyi dan terburu-buru membawanya. Dia tidak lupa tamparan Deng Wenwen yang begitu menyengat pipinya kala itu. Dia juga tidak lupa dengan tatapan dingin dan amarah ayahnya…

Dia bisa bilang apa? Dia sebenarnya tidak memerlukan pertolongannya sama sekali!

Dia bisa bilang apa? Bahwa dia bisa menghindarinya, namun Xi Xinyi berteriak ketakutan dan menggenggam tangannya, membuatnya tidak bisa bereaksi dengan cepat?

Kenapa Han Yifeng ada di sana? Dari mana datangnya si pelaku? Apa mereka tidak memikirkannya?

Xi Xiaye tiba-tiba tertawa sendiri dengan raut yang masam. "Aku mengerti…Kelihatannya kalian membiasakan membawa-bawa ini setiap kali kalian memaksaku melakukan sesuatu. Aku betul-betul tidak tahu akan sesulit ini membalas seseorang."

"Aku hanya menceritakan yang sebenarnya. Karenanya tubuh Xinyi masih lemah. Tidakkah kau pikir kaulah yang harus bertanggung jawab?"

Deng Wenwen berhenti berbaik-baik. Nadanya berubah ketus. "Ulang tahun kakekmu akan segera tiba. Aku tidak mau berdebat denganmu sekarang. Pulanglah di hari itu juga dan kita akan membicarakannya bersama."

Dia hampir lupa bahwa Deng Wenwen seorang yang keras kepala. Kata-katanya seperti perintah, memaksa siapapun yang mendengar untuk mematuhinya.

Bukannya marah, Xi Xiaye malah terkekeh. Melihat Deng Wenwen dan Yue Lingsi dengan tak acuh, bibir kecilnya tersenyum. "Tentu, aku akan datang karena itu ulang tahun kakek, tapi untuk mengorbankanku demi Xi Xinyi dan kalian semua? Bermimpilah! Aku juga tiba-tiba berpikir bahwa Yueying akan merugi dan akhirnya bangkrut, itulah yang kutunggu! Oh ya! Xi Xinyi 'kan bintang internasional, ya? Dia mungkin bisa menyelamatkan Yueying karena dia penyelamat yang lebih besar daripada aku!"

Xi Xiaye pun mengambil kacamata hitamnya dan memakainya setelah mengatakan itu. Dia berpaling dengan kaki jenjangnya yang indah itu kemudian melangkah keluar.

Tekanan darah Deng Wenwen hampir naik tak karuan lagi saat dilihatnya Xi Xiaye dengan marah pergi. Jika bukan karena Yue Lingsi, dia pasti akan menggila!

"Hebat, ya! Hebat! Sudah besar sekarang ya 'kan? Dasar tidak tahu diri!" Deng Wenwen mendesah selagi meneriakinya.

"Ibu, sekarang bagaimana? Dengan dia yang seperti ini, kita tidak akan bisa meyakinkannya!" Yue Lingsi mengernyit pasrah. "Bu! Xi Xiaye tidak lagi peduli dengan keluarga Xi sekarang. Kudengar dia sedang meraih posisi teratas Glory World Corporation, jadi dia bertingkah dan sombong. Sayangnya, Xinyi masih khawatir dia belum baik-baik saja."

"Apa yang bisa dilakukannya? Tak peduli mau jadi apa, dia masih darah daging keluarga Xi! Aku masih punya cara membuatnya menyesalinya di depanku!" Deng Wenwen bukanlah wanita biasa-biasa saja; pandangannya yang tinggi itu meyakinkan Yue Lingsi.

Selagi berjalan di lorong gelap rumah sakit, langkahnya seolah terasa tak ada habisnya. Tanpa akhir tak peduli seberapa jauh dia berjalan…

Xi Xiaye menelan kepahitan itu dan tersenyum sendiri. Dia menyadari dirinya telah hancur berantakan. Tak disangkanya orang yang terdekat dengannya memisahkan dia dari keluarga dan cinta sejatinya, bahkan mengampuninya atas semua itu. Mereka hendak menjadikannya tumbal.

Bukan karena itu dia menjadi tidak peruli. Dengan naif dipikirnya bahwa banyak hal-hal tetap sama jika dia memutuskan untuk berunding, namun terkadang tidak masalah seberapa banyak pengorbanan yang dilakukannya.

"Kak, kau mau kembali? Bagaimana keadaan Nenek?"

Berpaling dilihatnya Xi Xinyi menghampirinya selagi menggandeng tangan Han Yifeng dengan mesra.

Kecantikan dan kelemahan Xi Xinyi inilah yang mampu membuat orang terkesan dengan mudah. Saat dilihatnya Xi Xiaye, dia melepaskan diri dari Han Yifeng dan menghampirinya, raut wajahnya menampakkan kesedihan dan penyesalan.

Xi Xiaye tidak melihat mereka berdua dan berlalu begitu saja. Sorot matanya tenang sebagaimana biasanya, seolah-olah dia berjalan begitu saja di udara…

Sosoknya yang semampai itu menghilang dalam redupnya lampu di lorong rumah sakit itu. Xi Xinyi mulai menangis lagi dan Han Yifeng menghiburnya selagi mendekapnya.