Setelah lama nonton tv akhirnya kiran tertidur, aku mulai membersihkan rumah dan membereskan mainan kiran yang berserakan. Sekarang masih jam 11 sedangn kakak akan pulang jam 12 hari ini. Hidup jauh dari orang tua memang tidak begitu enak meski tinggal bersama saudara sendiri. Dirumah kami sibuk masing-masing, aku selalu ditemani oleh bang okta meskipun melalui telepon. Kadang rasanya ingin bertemu dan bercerita ini itu langsung kepadanya. Si popeye yang selalu dirindui si olive, entah kapan akan bertemu, dan pada akhirnya aku mendapat telepon dari Om edi, katanya oom akan berangkat ke padang untuk operasi, seperti biasa aku diminta untuk mengantarkannya. Tentu saja aku mau, karena disana aku bisa bertemu dengan dia. Aku berencana akan mnta izin selama 1 minggu, memang disekolah lagi menyiapkan ujian untuk siswa kelas 9 dan kebetulan aku tidak ikut dalam kepanitiaan.
Setelah selesai membersihkan rumah dan mengerjakan pekerjaan yang harus dikerjakan akhirnya kakak pulang, dan kiran langsung berlari menuju mamanya,
"mama, mimi jahat ma. "kata kiran berteriak
aku sempat kaget, kenapa dia berteriak seperti itu, aku dan dia hanya nonton bersama hari ini.
mamanya hanya sedikit menanggapi "jahat kenapa mimi nak?? mimi cubit kiran?
"bukan ma, mimi tv tukar." kata kiran
dia memang suka membalik-balikan kalimat yang ia ucapkan.
"hahahhahahha" kami tertawa keras mendengar ucapan kiran yang lucu.
aku menyampaikan kepada kakak kalau om mau ke Padang untuk operasi. Dan kakak mengizinkan aku pergi, katanya tidak apa-apa kalau tidak masuk sekolah saat ini karena kelas 7 & 8 akan libur beberapa hari.
Dari kediaman kami ke Kota Padang lumayan jauh 9-10 jam perjalanan, namun itu tidak membuat aku mundur akan niat ku. Aku mulai mempersiapakan semua hal yang harus aku bawa bersamaku. Ada rasa rindu yang mengadu dalam kalbu, bukan hanya rindu dengan dia,tapi juga rindu dengan suasana kota yang mengajariku banyak hal, Ah aku tak bisa bayangkan apa yang aku lakukan jika bertemu dengannya. Persiapanpun beres tinggal menunggu besok pagi untuk menuju kota penuh kenangan.
Keesokan harinya....
Pagi ini aku bangun dengan penuh semangat,bersiap-siap untuk memulai perjalanan. Seperti biasa selalu ada kabar darinya meski hanya WA menanyakan "sedang apa? udah berangkat belum?"
Hal itu sudah menjadi rutinitas baru bagi orang yang baru saja patah hati. Aku tak ingin terlalu jatuh saat ini. Karena luka yang terakhir aku terima menjadi pukulan berat bagiku.
Jam sudah menunjukkan jam 09.30 wib, waktunya berangkat,kakak sudah menungguku diluar bersama supir travel yang akan aku naiki.
Tak lupa membaca do'a dan lalu aku duduk dibangku belakang supir dan disebelahku ada bapak-bapak yang sedang duduk santai memandang keluar jendela.
Aku tersenyum dan menyapa "Pak".
Beliau membalas senyum dan menjawab "iya, mau kepadang juga ya nak?"
"iya jawabku singkat,bukan sombong hanya saja aku sedang memperbaiki posisi dudukku.
Setelah merasa nyaman, aku membuka tas yang sedang aku pangku,memang sudah menjadi kebiasaan ketika bepergian aku membawa tas ransel kecil untuk aku pangku. Suasana diatas mobil terasa asing, karena tak seorangpun yang aku kenal, bapak yang tadi sudah nampak lelap dengan tidurnya,penumpang yang lain sibuk dengan aktifitasnya. Aku hanya memandang keluar jendela,sambil memikirkan apa yang akan aku lakukan jika bertemu dengan dia, ya dia Okta si taruna yang telah menyita semua perhatianku. Lelaki yang sama sekali tak pernah terpikirkan untuk bisa aku temui.
lamunanku terhenti saat HP ku berdering,ternyata itu tante yang menelpon menanyakan sudah berngkat atau belum. Tiba-tiba aku ingat bahwa tujuan utama ke Padang untuk menemani om dan tante di RS bukan hanya untuk bertemu dia.
Huuft Kota Padang, tunggu aku....