"Ya! aku dirumah Steve!" kata Shiro, aku melihat laki-laki yang lebih tinggi sedikit dari Shiro, rambutnya berwarna merah, matanya kuning dan memakai mantel berwarna coklat, ia memegang tongkat sihir berwarna kuning, lalu ia melihatku penuh selidik.
"Apakah kita mendapat adik lagi?" kata Steve
"Te-tentu saja tidak kak! , namanya Matsu dan aku baru saja menemuinya kemarin!" jelas Shiro
"Aku sih tidak masalah menjadi adik angkat kalian, tetapi aku sudah memiliki orang tua angkat sendiri" kataku
"Baiklah Matsu, dan Shiro, apakah kau dapat menjelaskan bagaimana dia bisa bersamamu sekarang?" kata Steve sambil menunjukku dengan tongkatnya.
Tiba-tiba, dari luar terdengar suara ledakan yang sangat keras yang membuat kaca pecah, kami terkejut.
"Mungkin tidak ada waktu untuk menjelaskannya kak! kau sebaiknya menjelaskan kami apa yang sedang terjadi sekarang!" kataku
"Baiklah, ikuti aku!" katanya sambil lari keluar dari pintu rumah, kami juga mengikutinya.
Saat keluar kami melihat ada jasad dari salah satu makhluk Void itu, bentuknya mirip seperti kalajengking, kami terus berlari mengikuti Steve, Jalan-jalan dipenuhi oleh kabut putih dan cahaya redup berwarna ungu dan kekacauan terjadi dimana-mana, kami berlari keluar dari distrik, lalu sebuah makhluk Void muncul dan menghadang kami, bentuknya seperti kadal yang sangat besar, tiba-tiba kadal itu mengeluarkan sebuah api ungu, kami serentak menghindari serangan itu, lalu saat aku akan membunuhnya, Steve sudah mengeluarkan manteranya.
"Golden Orb!" sekumpulan bola emas muncul dari tongkat sihir milik Steve, bola itu menerjang makhluk itu dan membunuhnya.
"Ayo! tidak ada waktu lagi!" Steve melanjutkan larinya, kita masih mengikutinya dari belakangnya.
"Shiro.... kejadian 'Fallen Skies' yang kau temukan dengan orang itu.. sepertinya benar-benar terjadi" kata Steve
"Apa maksudmu?" tanya Shiro
"Meteorid yang mengenai Glidehint itu, merupakan bentuk dari Void Plague yang ada di buku itu" jelas Steve, aku masih tidak mengetahui apa yang mereka bicarakan, Void Plague?, aku tahu apa itu Void, tetapi tentang kejadian 'Fallen Skies' itu, aku sama sekali tidak mengerti.
Lalu akhirnya kami sampai di gerbang itu dan kami melewatinya. Sesampainya di luar gerbang, kami melihat ada seseorang yang di tubuhnya terdapat bercak-bercak hitam dan ungu, tetapi ia masih berbentuk manusia, kami juga melihat orang itu sedang membacakan mantra-mantra.Shiro mengambil pistolnya lalu menembakkan Fire Shotnya ke orang itu, saat tembakannya akan mengenai orang itu, pelurunya berhenti di udara lalu jatuh.
"Manusia... mengapa kau ada disini?" orang itu mengatakannya seolah di bukan manusia, berarti ia sedang terinfeksi Void itu.
"Hilangkan semua rasa kecemburuanmu itu bung! , kau akan menghancurkan distrik 119!" teriak Steve
"Huh, apa yang kau katakan? aku sudah mengambil alih tubuhnya sepenuhnya, kau tidak akan bisa menyadarkannya, ataupun mengalahkanku!" orang itu berhenti membacakan manteranya lalu mengeluarkan 4 portal hijau yang besar dibelakangnya, portal itu kemudian mengeluarkan tombak besi dengan jumlah yang banyak, tombak itu meluncur ke arah kami.
"Cobalah kekuatan dari kecemburuan ini!" kata makhluk itu, kami tidak tahu apa yang harus dilakukan, kami terdiam akan kekuatan makhluk itu, kami tidak dapat melakukan apapun.
"Infinite Cosmic Barrier!" tiba-tiba seorang yang mengenakan masker burung dan berjubah hitam muncul di depan kami, sebuah materi biru yang berukuran besar dan berbentuk mawar mekar dihadapan kami, materi itu menyerap semua tombak yang orang tadi keluarkan, mawar itu juga terlihat menguncup saat selesai menyerapnya.
"Apa kabar Shiro?" kata orang yang memakai topeng burung itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Volume 1 : Arrival
Completed