Empat pemuda telanjrang melayani Napsu Abhiyaso.
Sebelumnya Ia diberi minuman istimewa oleh Raden Sangga.Minuman itu ditaruh di gelas kristal besar,berwarna hitam pekat berbau harum,terdiri Ia ginseng,pasak bumi serta ramuan herbal lainnya .
Stamina dan Napsu birahi Abhiyaso meningkat pesat tiga kali lipat.
Sanco termasuk dari empat pemuda itu.Yang lainnya Agho,Naris dan Marun,mereka adalah pemuda terbaik yang dimiliki. keempatnya tampan,gagah,punya kontrol dan sudah menguasi Ajian Sanggrama yang membuat sangat ahli dalam melayani birahi.
Sanco memandu Abjiyaso cara cara sanggama dengan sesama lelaki.
Abhiyaso belajar dengan cepat,Ia tak canggung lagi mencumbui pemuda pemuda itu.
Sanco berciuman dengan Abhiyaso,Agho dan Naris berada di kiri dan kanan dada nya sedang menghisap ke dua putringnya.
Marun membungkuk di selangkrangannya,mengulum kontrol kudanya.
Napsu Abhiyaso makin menggila belum pernah ia merasakan kenikmatan seperti ini,selirnya yang berjumlah puluhan itu tak ada apa apanya di banding empat pemuda ini.
Setelan puas menjilat dan mengulum.
Marun berinisiatif memberi Abhiyaso kenikmatan yang lebih.
"Tuan silahkan sorong kontrol tuan Ke burit hamba." kata Marun sambil tidur telentang.ia pun mengangkat kedua kakinyaa,Anrusnya terlihat jelas menganga dengan lubang cukup besar.
Abhiyaso menyorong kontrolnya. ke lubang Anrus Marun. Sangat mudah bagi kontrol besarnya menerobos lubang itu.
ia pun terus menggenjot.
Tapi ada keanehan yang ia rasakan,lubang Anrus itu menjadi makin sempit dan ketat.
Apakah ini ajian Sanggrama yang dipakai pemuda itu,pikir Abhiyaso.
Raden Sangga sudah lama mengajarkan Ajian Sanggrama pada seluruh Anak buahnya.
Bahkan setiap bocah tampan yang baru ia dapat harus di latih ajiaan Sanggrama ini.
Abhiyaso merasakan kenikmatan yang makin menggila di tubuhnya,terutama penrisnys,Ia tak bisa berhenti menggenjot Anrus marun,sebentar ia berhenti lubang itu makin menyempit dan menjepit penrisnya.
Sampai Akhirnya ia tak tahan mengerang sekerasnya
" Aaaahggg...Aaaahggg" teriakan itu berbarengan dengan menyemburnya cairan mani ke dalam lubang Anrus Marun.
Abhiyaso terengah engah,Ia mencabut kontrol,lalu duduk bersila untuk mengatur napas.
beberapa saat kemudian pernapasannya kembali normal
Agho menyodorkan gelas yang agak kecil dari yang gelas pertama di minum Abhiyaso.
" Minuman ini bisa memulihkan tubuh tuan dengan cepat".
Abhiyaso tersenyum,lalu meminumnya tanpa ragu
ia menghabiskannya semuanya.
perlahan lahan energinya terisi,penrisnya yang tadi terkulai mencuat lagi lebih keras.
" Giliran Hamba tuan..." kata Agho.
pemuda ini menduduki Abhiyaso
Ia tancapkan lubang Anrusnya ke penris Si panglima.
Kembali Otak Abhiyaso di penuhi sensasi kenikmatan.Ada setengah Jam ia menusuk pantrat Agho Sampai Kontrolnya menembakan air manri ke lubang Anrus Pemuda tampan itu .
Baru saja saja Abhiyaso selesai mengatur napas,Naris pemuda yang ketiga lagi lagi menyodorkan minuman berwarna hitam pekat tadi.
ia lalu merangkak dan memohon Abhiyaso meyodrominya dengan gaya Anjing kawin.
Hanya sekitar dua puluh mejit saja ,Abhiyaso kembali muncrat.
Raden Sangga menyaksikan terus adegan Sanggrama Abhiyaso,Ia menilai Panglima itu belum mahir dalam urusan Ngentrot dengan sesama jenis.Ia menyaksikannya sambil memainkan beberap bocrah kesayangannya
Kini tiba giliran Sanco,pemuda ke empat
Sanco lebih tampan dari ketiga temannya.
Abhiyaso menyukai pemuda ini,Ia merasa Aura Sanco lebih kuat dan pembawannya tenang,penuh percaya diri.Ia yakin Sanco punya ilmu kanuragan yang cukup tinggi.
Sanco juga memberi Abhiyaso minuman hitam pekat tadi.
Lebih Satu jam ia mencumbui Sanco,berbagai macam gaya ia pakai untuk memcumbui Sanco,mulai gaya duduk,telungkup ,anjing kawin dan puncaknya dengan menggendong Sanco dan penrisnya terus menusuk Pantrat pemuda itu.
Kekuatan badan Abhiyaso sungguh mengagumkan ia sanggup menggendong batu seberat 200 kg sambil terus berlari.
Sanco yang beratnya cuma 60 kg sangat enteng ia gendong.
Entah kenapa Ia tak kunjung lelah menyodromi Sanco,mungkinkan dosis minuman yang di berikan Sanco lebih tinggi.
Sanco menyudahi permainan setelah lebih satu jam di sodromi terus menerus.
Ajian Sanggrama lebih tinggi daru ketiga temannya,Ia bisa mengendalikan kapan Abhiyaso menembakan Spemranya.
"AaaaaGG.. AAAH.." Abhiyaso mengerang panjang. Air manrinya keluar lebih banyak lagi ,dua kali lipat dari ketiga pemuda sebelumnya.
Abhiyaso duduk lemas,Energinya benar benar terkuras.napasnya tersengal.detak jantung verdrbar kencang.
ia mulai samadhi,perlahan lahan detak jantungnya kembali normal dan pernapasannya lebih tenang.
" Silahkan diminum tuan,ramuanya bisa membuat tubuh tuan Buku lebih cepat dan segar kembali.." kata Sanco menyodorkan gelas besar,minuman itu tidak berwarna hitam tapi berwarna merah darah,aromanya terasa sedap.
Abhiyaso meraih gelas itu dan meminumnya dengan cepat.
sepertiga gelas telah ia kosongkan,Panglima itu merasakan otaknya tadi lemah,pulih dengan cepat. Tak ragu,gelas itupun kosong dalam sekejap.
" Bagaimana ,kakang puas..," kata Raden Sangga setelah melihat Abhiyaso segar seperti sedia kala.
"Benar..menakjubkan Saya serasa ada di Nirwana..." Abhyaso tertawa senang." ini kenikmatan yang pernah tak pernah Saya rasakan sebelumnya...
Raden Sangga turut merasa senang.Semua yang hadir di ruangan itu bergembira.
Raden Sangga meyuguhkan kue kue yang sangat enak,Panglima Abhiyaso terus mencomotnya sambil berbincang.
Ada tiga puluh menit mereka berbincang santai.
Abhiyaso ingin menyudahinya,Ia ingin kembali ke ibukota segera.
Sanco sudah selesai mengelap tubuhnya dengan air hangat nan wangi.
Abhiyaso berdiri untuk berpakaian kembali.
Tiba tiba ada Nyeri yang teramat sangat ia rasakan di perutnya.
Tubuhnya belum sempat tegak secara sempurna, terhuyung dan jatuh di atas kasur.
Perut Abhiyaso melilit kuat,serasa semua jeroannya terbakar, tubuhnya terlentang di atas kasur,kedua tangannya mendekap perut,ia pun memejamkan mata untuk menyalurkan tenaga dalam
Namun ia tak ada energi apa yang ia hasilkan.
Di medan perang Abhiyaso sering terluka di perutnya,Dengan kemampuannya ia bisa menghentikan pendarahan dengan menempelkan kedua telapak tangan diatas perut,Luka itu akan berhenti dengan cepat.
Tapi ia tak ada energi yang ia hasilkan.
Abhiyaso merasa heran,apa ia telah racun.
Belum tuntas ia berpikir,Tiba tiba Dadanya ditusuk dengan benda tajam.
Abhiyaso membuka mata.ada sebuah keris tertancap di dadanya.
" Bajingan licik.. kau menjebakku.".kata Abhiyaso sambil menahan sakit yang luar biasa.dadanya semula berwarna kemerahan berubah menjadi kebiruan,warna biru itu dengan menyebar keseluruh tubuhnya.
Raden tertawa setelah ia mencabut keris dari dada Abhiyaso.
Panglima Abhiyaso sekarat,Tubuhnya kejang kejang,mulut dan hidung mengeluarkan darah segar,matanya melotot seakan hendak meloncat
Raden Sangga Meyudahi penderitaan Abhiyaso dengan memenggal kepala panglima itu.
Darah membanjiri kasur.
Kepalanya Abhiyaso yang terpenggal,di acungkan Raden Sangga tinggi Sambil tertawa tawa.
Semua yang hadir bergidik ngeri.