Chereads / help you kill you / Chapter 62 - kecemburuan dan cinta tulus itu beda tipis

Chapter 62 - kecemburuan dan cinta tulus itu beda tipis

" hmm... saat itu aku bekerja shift tengah malam sampai pukul 6 pagi di salah satu toserba, pada suatu malam mungkin pukul dua dini hari aku sedikit mengantuk, dan memejamkan mataku, menyenderkan kepalaku di meja kasir. Saat aku terbangun aku sudah melihat sesosok lelaki bertubuh proporsional, tinggi dengan topi, jaket dan masker hitam menutupi wajah dan tubuhnya"

"itu pasti kakak" sela lea dengan nada khas seseorang yang mabuk

"hehe kamu benar..."

"saat itu aku sedikit tekejut karna tidak menyadari dia masuk, ku sempat berfikir dia pencuri" dengan sedikit tertawa dan cegukan alice berkata

"untung aku tidak memencet tombol keamanan di bawah meja kasir itu hehehe"

"kenapa tidak?"

"hm.. karna saat leon mendekat dengan sebotol kopi yang dia bawa aku dapat melihat mata leon yang begitu indah... coklat muda... begitu jernih.. walau dia terlihat mencurigakan tapi menurutku mana ada penjahat yang memiliki mata seindah itu (cegukan)... benarkan?" sambil mengayunkan tangannya ke bahu lea

"kau benar kak... aku juga merasa iri dengan mata kakakku yang indah itu..." sahut lea, ntah sejak kapan lea merasa nyaman berada dan bercerita dengan alice.

"kau tau kak.. sudah lama aku tidak pernah berbicara dengan sesama wanita, aku hampir lupa rasanya bergosip dengan sesama wanita hahaha(cegukan)" jelas lea

"loh.. kenapa?"

"aku tidak memiliki teman wanita dan juga lebih baik menghindari mereka supaya tidak ada lagi olivia kedua ketiga atau yang lainnya lagi hahaha"

Mendengar hal itu alice yang sudah benar-benar mabuk sepertinya mudah sekali mengungkapkan perasaan yang ia rasakan di hatinya, kalimat lea membuat gadis itu terlihat sedih, alice mulai membayangkan bagaimana dahulu olivia begitu menyiksa gadis ini, apalagi saat itu lea masih sangat kecil dia pasti memiliki trauma yang sangat mendalam hingga ingin meghindari semua wanita.

"ooo.. leaku yang malang!" sambil menangis alice menepuk pundak lea, lea yang juga mabuk hanya diam dengan kepala yang tertunduk

"apa yang dilakukan wanita itu padamu hingga membuatmu jadi seperti ini, pasti kamu sangat trauma.. huaaaaa(menangis tersedu)" alice menangis tersedu sambil menggerakkan tubuhnya seakan ingin memeluk lea, mungkin karna efek alkohol begitu kuat bagi keduannya sehingga rasa emosional mereka begitu terasa, leapun membalas pelukan alice. Kini mereka saling menangis seperti sepasang gadis kecil yang berbaikan setelah bertengkar cukup lama.

"kakak... dia begitu jahat padaku.. aku dipukul dan disiksa olehnya dan kata-katanya begitu kejam, tanpa aku sadari kata-kata kejamku hampir menyerupainya oleh karna itu aku takut menjadi sepertinya" kata lea di balik tangisnya dan sesekali sesenggukan, nadanya seperti rengekan seorang adik pada kakaknya

"oh lea yang malang kamu pasti sangat ketakutan saat itu, tenang saja aku akan melindungimu mulai sekarang!" jawab alice diikuti anggukan lea, dia mulai menghapus airmatanya dan melegakan hidungnya yang penuh cairan.

Perasaan apa ini? Aku begitu hangat, perasaan bertemu dengan seseorang yang telah lama aku rindukan, hm(berfikir keras).... ah benar ini seperti saat ibu memelukku gumam lea dalam hati, dia merasakan kehangatan dari pelukan alice.

Tunggu.. sepertinya ada yang salah!? Bukannya seharusnya aku mengusir wanita ini dari keluargaku terutama kak leon? Tapi kenapa sekarang aku yang masuk perangkapnya? Lea sadarlah!

Dengan segera lea melepaskan pelukan alice

"ada apa?" tanya alice kaget

"tidak.. aku tidak akan tertipu seperti kak leon! Kau itu sama seperti olivia! Hanya berbuat baik di awal dan kemudian menghancurkan kami" bentak lea

"lea tunggu dulu! tidak semua wanita seperti olivia, aku bahkan tidak tertarik dengan harta kalian, dan sudah kubilang bukan aku bertemu leon ketika aku tidak tau siapa leon sebenarnya,..." kata alice lagi di balik tangisnya

"ta..ta..tapi..." lea mulai ragu

"biarku jelaskan, sebenarnya aku dulu juga kaya raya, ya walau tidak sekaya keluargamu.. dan memang setelah beberapa waktu kami jatuh miskin, namun menjadi miskin bukan masalah untukku jika aku bisa bersama dengan keluargaku" jelas alice seolah meyakinkan lea

"ya.. aku tau,kevin sudah menceritakannya padaku tadi" jawab lea yang meneguk minumannya lagi saat telah melepaskan pelukannya. dengan perasaan yang tidak mau mengalah dan sedikit kepanikan lea berkata "tapi tetap saja keluarga kami tidak membutuhkanmu, keluargaku sudah lebih dari sempurna dan tidak membutuhkan siapa-siapa lagi! Jadi menjauhlah" ya benar kami sudah sempurna. juga kak leon sudah berjanji padaku waktu itu. dia akan selalu ada untukku!

"kenapa? Meski nanti bukan aku yang bersama kakakmu, tetap saja dia membutuhkan pendamping dihidupnya bukan?"

"...." lea tidak mejawab

"jangan katakan jika kamu..." alice kembali teringan pemikiran awal ketika dia kemari

"apa?" pancing lea

"kamu..." nada alice memelan, dengan tubuhnya yang sangat mabuk dia mencoba mengambil kembali fokus pikirannya "kamu mencintai llleeon?" sambung alice yang hampir tidak terdengar sama sekali namun lea sudah meebaknya

"ya! Benar! Aku mencintainya.. lalu kenapa?!" seru lea dengan aksen mabuknya, jika itu bisa membuat keluarga kami utuh dan bahagia aku bisa melakukan itu gumamnya

"uhuk uhuk!" seolah tersadar seratus persen dari mabuknya oleh jawaban berani lea.

"kamu tau kan maksud dari kata CINTA?" alice mememastikan

"te..ten..tentu!!" jawab lea yang seratus persen terlihat ragu.

Apa! Jadi benar dugaanku? Lea menyukai leon? Meskin mereka bukan saudara kandung tetap saja aku berfikir itu seperti inses. Dan... perasaan sakit apa ini di hatiku? Apa aku tidak rela? Pikir alice

"kenapa? Kak leon begitu tampan juga dia sudah sangat baik terhadapku dan kami besar bersama.. tidak ada salahnyakan aku menyukainya?" sambung lea mencoba menyakinkan meski tidak yakin siapa sebenarnya yang dia yakinkan. Alice atau dirinya sendiri

"benarkah? Dan apa kau akan melakukannya dengan leon?" tanya alice

"lakukan apa?"

"ya..hm..itu.."

"itu apa?"

"hadeh.."apa lea pura-pura tidak tau dan aku harus menjelaskannya? "maksudku tidur dengannya" bisik alice

"tentu, sejak kecil aku selalu ditemani kak leon ketika tidur, bahkan hingga dewasa aku sering kekamarnya untuk tidur bersama.." jelas lea yang sangat percaya diri dengan aksen mabuknya membuat dia terlihat konyol, alice tidak tahan untuk tertawa dan menepuk jidatnya sendiri. Dia tidak percaya lea menjawab dengan sangat manis.

"hahaha lea, maksudku adalah... kemarilah" alice mendekatkan bibirnya pada telinga lea

"maksudku adalah.. apakah kau juga akan melakukan sex dengannya?"

Seketika mata lea membelalak dan pipinya merona

"hei! Pertanyaan apa itu! Sangat tidak sopan dan memalukan!"

"loh apa yang salah dengan pertanyaanku? Bukankah setiap lelaki akan membutuhkan itu begitu juga dengan wanita"

"tapi kak leon tidak, tanpa itu aku dan dia bisa bahagia kok!" memikirkan dirinya dan leon melakukan hal itu membuat lea bergidik dan dengan cepat dia tidak ingin membayangkannya meskipun leon begitu tampan dan sangat sexy tapi bukan hal itu yang membuat lea suka padanya.

Sudah kuduga lea hanya takut kehilangan kakaknya yang dia cintai, dia mencintai leon dengan tulus layaknya adik dan kakak bukan karna cinta sepasang kekasih.

"lea... aku tau sekarang"

"tau apa?"

"kamu sebenarnya hanya takut kehilangan leon kan? Kamu takut kehilangan seorang kakak dan dia tidak akan menyayangimu lagi sebagai wanitanya dan beralih ke perempuan lain." Jelas alice, lea hanya diam dan membelakangi tatapan alice. Alice memeluk gadis itu dengan lembut.

"jujur saja... malam itu aku mendengar panggilan telfon kak leon denganmu, dia mengatakan tidak ada wanita lain lagi yang dia cintai selain dirimu kak, itu membuat hatiku sangat hancur"

"bagaimana jika dia melupakanku dan papa, aku akan selalu sendiri dan kamu... bahkan aku belum mengenalmu"

"ya... wajar jika kamu menilaiku buruk selama ini"

"hah...aku iri pada leon, dia punya cinta tulus seorang adik" kata alice lembut perlahan lea mengalihkan pandangannya pada alice kembali, kini raut wajah lea terlihat sangat lembut

"benarkah?"

"em! Tentu.. jika ada yang pantas menduduki posisi pertama sebagai gadis yang sangat mencintai leon aku rasa itu adalah kamu, tapi ingat lea... selain cinta tulus dari serang adik leon juga membutuhkan cinta dari seorang wanita lain sama dengan manusia lainnya... ,jika leon disuruh memilih di antara keduanyapun dia tidak akan bisa karna kedua rasa cinta ini tidak bisa disamakan, mereka sama-sama mempunyai tempat dan peran penting yang berbeda di hatinya. jadi kamu tidak perlu khawatir..."

"leon tidak akan bisa hidup dengan salah satu saja.."

"benarkah itu kak? Dapatkah aku mempercayai kata-katamu ini?"

"tentu saja.. aku dan dirimu juga akan mengalaminya kelak"

"apa maksudmu kamu akan mengalaminya kelak? Kan sekarang kamu sudah mengalaminya dengan kak leon" senyum lea

Hah apa maksud perkataan lea? Apa ini pertanda dia sudah merestui hubunganku dengan leon?

"maksudmu?"

"apa kamu ingin pura-pura tidak tau dan membuatmu malu untuk menjelaskan" lea dengan sedikit acuh dan malu

"....?"

"baiklah aku jelaskan..ya.. aku merestui kamu dengan kakakku, tapi ingat jangan macam-macam pada kami, nanti kamu akan tau akibatnya" sambung lea dengan sedikit cegukan. dia menuangkan menuman keras di kedua gelas itu dan menyodorkan salah satunya pada alice. mereka tersenyum dan minum. meski alice tersenyum kecil seperti ada yang mengganjal di dalam hatinya.

aku tidak bisa bersama dengan leon selamanya lea... kuharap kamu dapat menjaga dia kelak dan mencarikan wanita lain untuknya.

dilain sisi nite bar. ternyata leon sudah mengamati kedua gadis itu. dia sedikit tersenyum dia dapat mendengar semua percakapan mereka dari anting yang kevin beri pada alice tempo hari.

gadis pintar... bahkan kamu sudah bisa meluluhkan hati lea yang keras ini gumam leon.

"bos apa yang harus aku lakukan sekarang? mereka membuatku takut. kadang aku mendendengar mereka tertawa kemudian menangis kemudian marah bbrr" kata kevin cemas sambil membenarkan kacamatanya.

"tenanglah... kita tunggu beberapa saat"

"baik bos"

"apa kamu sendirian? dimana dean? aku kira dia sudah kembali" tanya leon. tidak biasanya dean pergi sangat lama setelah bertugas

"aku tadi menghubunginya, katanya dia ingin berjalan-jalan sebentar dan makan siang, cih padahal inikan sudah sore... apa sekarang dia makan siang di sore hari... sangat mencurigakan bukan?"

"hahaha sudahlah tidak apa" jawab leon seperti mengetahui apa yang dean lakukan.